PENGAMPUNAN DAN PEMULIHAN DALAM KRISTUS (Matius 26:69-75)
Ayam yang berkokok bukanlah hal yang aneh, itu pertanda pagi akan datang. Tapi kokokan ayam saat Yesus sedang diadili di Imam Besar Kayafas bagaikan sebuah tamparan bagi Petrus. Itu tanda dari Yesus. Ayam yang berkokok adalah tanda bahwa Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali. Tanda bahwa Petrus tidak sanggup membuktikan janjinya kepada Yesus. Tanda bahwa Yesus mengenal Petrus dan tahu isi hatinya. Tanda bahwa dihadapan manusia Petrus dapat bersandiwara tapi tidak di hadapan Tuhan. Tanda bahwa Petrus tapi juga kita semua membutuhkan pengampunan dan pemulihan dalam Kristus. Tema kita: Pengampunan dan Pemulihan dalam Kristus. Hari ini pada minggu sengsara ke - 7, akan diteguhkan 10 anak sebagai calon anggota sidi Gereja yang telah mengikuti Pendidikan Katekisasi. Anak – anak kita ini akan mengaku dan berjanji untuk menyangkal diri, memikul Salib, mengiring Yesus sampai mati. Di hadapan Tuhan dan jemaat kita akan mendengar pengakuan dan janji mereka untuk setia dalam percaya kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus yang memimpin kehidupan mereka. Mereka mengaku dan berjanji untuk setia disekitar pelayanan Firman dan Sakramen serta bertekun dalam doa dan pembacaan Alkitab. Juga mengaku untuk setia terlibat secara aktif menopang pelayanan dalam GKI di Tanah Papua sebagai orang Kristen yang dewasa. Berjanji itu mudah, mengaku percaya dengan mulut itu gampang. Tapi menepati janji dan berpegang teguh pada pengakuan kepada Tuhan tidaklah mudah. Pengakuan dan janji mesti dibuktikan seumur hidup. Godaan yang mengguncang iman dapat menyerang kapan saja seperti yang terjadi pada Petrus.
Petrus sebelumnya berjanji akan setia sampai mati demi Yesus (Mat. 26:35), ternyata ia gagal memenuhi janjinya itu. Belum lewat satu hari Petrus justru menyangkal Yesus. Dua orang hamba perempuan dan orang – orang yang ada di situ menyampaikan fakta hubungan Petrus dengan Yesus: Engkau selalu bersama Yesus orang Galilea itu; orang ini selalu bersama Yesus orang Nazaret itu; pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari logat. Logat atau dialek yang dipakai seseorang dalam berkomunikasi tentu dapat menunjukan dari mana orang itu berasal. Pernyataan - pernyataan itu disampaikan oleh hamba perempuan, bukan oleh tentara Bait Suci atau pemimpin agama, atau salah satu dari para imam kepala. Tapi semua pernyataan itu disangkal oleh Petrus. Petrus bukan saja menyangkal tapi juga mengutuk dan bersumpah. “Aku tidak kenal orang itu”. Penyangkalan secara keras dan tegas. Ketika Yesus sedang diadili oleh imam besar Kayafas, Petruspun seolah - olah diadili oleh orang banyak di halaman imam besar itu. Jika Yesus taat dan setia sebaliknya Petrus berdusta dan bersilat lidah. Lalu ayampun berkokok. Petrus teringat apa yang dikatakan Yesus “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tida kali”. Petrus teringat janji yang diucapkannya dengan menggebu – gebu tapi sudah disangkalnya. Petrus sudah menyangkal janjinya. Bukan hanya sekali saja tetapi 3 kali bahkan dengan cara mengutuk dan bersumpah. Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedih. Hati Petrus hancur. Sandiwaranya di depan banyak orang berhasil tetapi tidak dihadapan Tuhan. Ayam yang berkokok membuat Petrus tersadar dan menyesal. Tapi tangisan dan air mata Petrus saja tidak cukup. Petrus membutuhkan pengampunan dan pemulihan dari Yesus. Dalam Yohanes 21:15-19, setelah kebangkitan-Nya, Petrus beroleh kesempatan dan anugerah mengalami pengampunan dan pemulihan dari Yesus. Pengampunan Yesus tidak setengah-setengah. Ia tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memberikan kesempatan baru bagi Petrus untuk melayani Tuhan. Kisah Petrus tidak berakhir pada kegagalan tapi pada pengampunan dan pemulihan yang membentuk Petrus menjadi alat kesaksian tentang Tuhan. Dalam tradisi Gereja, Petrus dikisahkan mati dengan cara disalibkan terbalik di Roma pada sekitar tahun 64-67 M. Petrus menolak disalibkan dengan kepala di atas karena merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Pengampunan dan pemulihan Yesus memampukan Petrus untuk setia sampai mati.
Saudaraku, kita tidak ada bedanya dengan Petrus. Kita tidak lebih baik dari Petrus. Marilah kita menyadari kelemahan kita dan mengakuinya di hadapan Tuhan. Marilah kita merenungkan dosa – dosa kita yang mendukacitakan hati Tuhan. Pengorbanan Yesus harus membawa kita pada penyesalan atas dosa – dosa kita. Bawalah hidup yang mengalami pertobatan kepada Tuhan. Jangan membawa hidup yang masih dipenuhi kemunafikan. Kasih Yesus memberi pengampunan yang besar kepada Petrus meskipun Petrus pernah menyangkal Yesus. Jika kita membawa hidup dalam pertobatan dan penyesalan maka Yesus akan mengampuni dan memulihkan kita. Anugerah Tuhanlah yang melayakkan kita mengalami pengampunan dan pemulihan. Pengakuan dan Janji yang diucapkan calon Sidi Jemaat adalah pengakuan dan janji kepada Tuhan. Janganlah menjadi pengakuan dan janji yang manis di bibir saja. Di hadapan manusia kita bisa bersandiwara tapi tidak dihadapan Tuhan. Mari belajar bukan sekedar berani mengucapkan janji itu, tetapi juga setia pada pengakuan dan janji itu. Jangan mengandalkan kekuatan sendiri tapi serahkanlah diri secara penuh untuk dipimpin oleh Tuhan. Sebagaimana Kristus setia menggenapi janjiNya meskipun salib adalah resikonya maka marilah kitapun setia pada pengakuan dan janji kita masing – masing ketika diteguhkan sebagai Anggota Sidi Jemaat, menyangkal diri pikul salib dan iring Yesus. Tuhan menolong kita semua dan berkati kita melalui FirmanNya. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan berkati.
Belum ada Komentar untuk "PENGAMPUNAN DAN PEMULIHAN DALAM KRISTUS (Matius 26:69-75)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.