KHOTBAH 2: DI TAMAN GETSEMANI (Matius 26:36-46)
Dalam kisah penciptaan manusia kita mengingat Taman Eden sedangkan dalam kisah kesengsaraan dan kematian Yesus, kita mengingat Taman Getsemani. Taman Eden adalah tempat Adam dan Hawa menyangkal Allah dan mengikuti keinginan hatinya sendiri. Sedangkan Taman Getsemani adalah tempat Tuhan Yesus menyangkal diriNya demi mengikuti kehendak sang Bapa. Di taman Eden, Adam dan Hawa bergumul dengan keinginan hati namun akhirnya jatuh ke dalam dosa. Di taman Getsemani, Yesus bergumul dengan cawan derita dan memilih menanggung dosa manusia. Di Taman Eden adalah Adam dan Hawa menyembunyikan diri dan lari dari Allah bahkan terusir dari taman itu sedangkan di Taman Getsemani, Yesus datang kepada Allah dalam doa dan beroleh kemenangan atas Salib.
Seorang teolog Haddon Robbinson mengatakan:”Tempat di mana Yesus mencucurkan darah paling dahsyat ternyata bukan di hadapan pengadilan Pilatus, juga bukan di bukit Golgota, tetapi di Taman Getsemani”. Di Taman Getsemani Yesus bergumul dalam doa dan peluhnya menetes seperti tetesan darah. Di Taman Getsemani Yesus merasa sangat sedih dan gentar “seperti mau mati rasanya”. Di taman Getsemani Yesus berdoa tiga kali. Yesus bergumul dengan murka Allah yang harus ditanggungnya. Yesus berdoa agar cawan penderitaan berlalu daripadanya. Tetapi Yesus memilih taat dan rela meminum cawan itu sebab itulah kehendak Bapa bagi-Nya. Di Taman Getsemani, Yesus meminta ketiga murid-Nya untuk berdoa “berjaga-jagalah dan berdoalah”. Sayangnya Petrus, Yakobus dan Yohanes malah tertidur di saat Yesus bergumul dalam doa. Padahal murid-murid terutama Petrus sebelumnya begitu percaya diri pada komitmen untuk setia mengikut Yesus. Tapi para murid tidak tahan uji saat berada di Getsemani. Mereka masih dikuasai kedagingan. Komitmen yang terucap dimulut tidak dapat dibuktikan dengan perbuatan. Roh memang penurut tapi daging lemah. Niat saja untuk setia, janji untuk setia, niat untuk berbuat kebaikan itu tidaklah cukup untuk melindungi diri kita pada saat iman kita diuji. Dari sini kita belajar bahwa masing – masing kita memiliki pergumulan Getsemani kehidupan kita. Hidup kita selalu menghadapi ujian demi ujian, sebab itu berjaga – jagalah dan berdoalah. Saudaraku, di Taman Getsemani ketika Tuhan Yesus berdoa, sangat menentukan kemenangan dan kekalahan. Tuhan Yesus tidak berdoa supaya yang diinginkan-Nya menjadi kenyataan. Tapi Yesus berserah kepada kehendak Bapa. Kehendak Bapa adalah misi Yesus. Melakukan kehendak Bapa adalah tujuan Yesus datang ke dunia. Cawan Penderitaan di Taman Getsemani adalah Kehendak Tuhan. Yesus saja berdoa, apalagi kita. Doa dan penyerahan diri kepada Allahlah yang menjadikan kita menang dalam Getsemani kehidupan kita. Sebaliknya pengandalan diri dan pemberontakan terhadap Tuhan membawa kita dalam kejatuhan, kebinasaan sebagaimana Adam dan Hawa. Bagi orang percaya berdoa itu amat penting, sebab di dalam doa terungkap segala permohonan kepada Tuhan. Berdoa bukanlah sekadar luapan kata kata, tetapi di dalamnya terkandung kesediaan mematuhi kehendak-Nya, sehingga doa bukanlah sarana mengatur kehendak-Nya.
Di Minggu Sengsara IV, dan disepanjang kehidupan kita, kita kita diingatkan bahwa perjuangan di dunia ini sebagai pribadi, keluarga, gereja tapi juga pemerintah tidaklah mudah. Kita semua diingatkan untuk menempatkan Tuhan sebagai pusat doa dan sebagai pusat kehidupan. Pergumulan dan tantangan bisa saja hadir dengan kuasa yang demikian hebat, namun dalam kesediaan untuk berjaga-jaga dan berdoa membuat kita kuat dan menang. Berserah pada Tuhan, berjaga dan berdoa adalah kunci kekuatan menjalani kehidupan. Jika hari ini Tuhan ijinkan kita untuk berada dalam "Getsemani" kehidupan ini, biarlah hati dan hidup kita semakin dekat dan bersatu dengan hati Kristus, sehingga kita menjadi alat untuk memuliakan-Nya. Tanpa Getsemani, tidak akan ada salib di Golgota. Kemenangan di Golgota ditentukan oleh tahan uji di Getsemani. Tuhan menolong kita semua terus jadi berkat dalam hidup kerja dan pelayanan dengan senantiasa berjaga dan berdoa. Damai sejahtera dari Allah melingkupi kita sekalian. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: DI TAMAN GETSEMANI (Matius 26:36-46)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.