KHOTBAH 2: KESEHATIAN DALAM PERSEMBAHAN TUBUH DAN KARUNIA PELAYANAN (Roma 12:1-8)
Seorang milyader berlayar dengan kapal pesiar pribadinya yang mewah. Lalu ada badai yang hebat sekali, kapal pesiar itu pecah. Si bapak terkatung-katung pada serpihan kapal tersebut. Dalam keadaan tidak berdaya dan mau mati, ia berdoa kepada Tuhan: “Tuhan selamatkanlah aku, jika aku selamat sampai di darat, akan kupersembahkan separuh dari kekayaanku”. Tak lama kemudian datanglah tim SAR dan ia tertolong, selamatlah ia sampai di rumah. Lalu ia teringat akan nazarnya. Ia menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar, ia merasa tidak rela karena terlalu sayang kekayaannya. Jadi kemudian di berdoa kepada Tuhan, "Ketika aku bernazar di laut, kekayaanku hanya yang ada di dompet," ia membuka dompet dan menghitungnya, lalu membagi uangnya menjadi dua. "Kekayaan di laut beda dengan yang di darat, Tuhan,". Bpk/Ibu sekalian seringkali kita juga hitung – hitung apa yang kita persembahkan bagi Tuhan. Persembahan dalam bentuk uang dan barang saja kita sudah hitung – hitung bagaimana dengan tubuh dan hidup? Tema kita hari ini: Kesehatian dalam Persembahan Tubuh dan Karunia Pelayanan.
Rasul Paulus kepada orang Kristen di Roma meminta mereka menjawab kemurahan Allah dengan mempersembahkan tubuh. “Oleh kemurahan Allah”, kata Rasul Paulus, “aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (ayat 1). Jawaban atas kemurahan Allah haruslah persembahan yang berkenan kepada Allah, yaitu persembahan tubuh. Mempersembahkan tubuh artinya mempersembahkan atau memberikan apapun yang ada dalam diri kita atau yang kita miliki kepada Tuhan. Sebuah penyerahan total kepada Tuhan. Mempersembahkan tubuh adalah ibadah yang sejati. Ibadah sejati/logike latreia mengandung makna pengabdian. Dalam hidup ini, kita bersama-sama dipanggil untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Jadi persembahan kepada Allah tidak lagi terbatas pada harta milik, uang atau hasil kebun, melainkan segenap kehidupan. Mempersembahkan tubuh berarti seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan, pokoknya seluruh kemampuan dan kegiatan kita harus dipersembahkan kepada Tuhan. Tubuh, jiwa dan roh kita bukan lagi milik kita, tetapi milik Tuhan, sebab semua itu adalah anugerah Tuhan. Persembahan tubuh yang demikian dikatakan persembahan yang hidup (dalam hidup yang baru), kudus (diperbaharui oleh Roh Kudus), dan berkenan kepada Allah (sesuai kehendak Allah). Mempersembahkan tubuh berarti mempersembahkan seluruh totalitas hidup, di manapun, kapanpun dan apapun yang dilakukan, itulah ibadah yang sejati!
Tubuh yang telah dipersembahkan kepada Tuhan harus terus menerus diperbaharui. Pembaharuan itu dimulai dari ‘pikiran’ atau ‘akal budi’, karena itulah pusat kemauan manusia, yang mengambil keputusan-keputusan yang menentukan tindakannya. Pusat itu perlu dibarui terus – menerus dalam Roh. Memang pembaruan itu dikerjakan oleh Roh Kudus. Pembaruan oleh Roh Kudus memampukan kita hidup berbeda dari dunia. Kita perlu belajar seperti ikan laut, yang walau pun hidup di air laut yang asin tetapi tidak ikut menjadi asin. Kita pun demikian, hidup di dunia tetapi tidak duniawi. Kita harus menampakkan cara hidup yang berbeda, tanggalkanlah hidup yang lama dengan hidup kudus. Paulus mengingatkan untuk tidak memegahkan atau menyombongkan diri, tetapi bagaimana saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apapun karunia yang Tuhan Allah beri, lakukanlah segala sesuatu dengan hati yang ikhlas, rajin dan penuh sukacita. Jemaat Zoar akan memasuki usia 18 tahun, sedang mekar – mekarnya, sedang ranum – ranumnya, pesonanya mesti keliatan, bagaimana dengan semangat memberi? Semangat menopang pelayanan Tuhan? Ingat Selasa jam 6 sore ibadah, mari kita datang dalam sukacita perayaan HUT ke – 18 Jemaat Zoar Klaligi. Pergunakanlah semua karunia yang Tuhan Allah anugerahkan dengan baik dan benar untuk kemuliaan namaNya sebagai bentuk persembahan yang terbaik kita. Akhirnya, biarlah masing-masing kita merenungkan sudahkah kita memberi persembahan yang terbaik untuk Tuhan Allah melalui sikap dan perilaku hidup yang telah diperbaharui. Tuhan telah menganugrahkan kepada kita karunia yang berlain-lainan. Maka hendaknya kita menggunakannya dengan penuh rasa tanggungjawab kepada Tuhan dan sesama dan semakin meningkatkan pelayanan kepada sesama sesuai dengan karunia yang kita miliki. Uang dan harta milik hanya sebagian dari kehidupan. Persembahan yang Allah kehendaki ialah segenap kehidupan kita. Bahkan dengan mempersembahkan segenap hidup ini untuk kemuliaan Allah kita telah melakukan “ibadah yang sejati”, ibadah yang sesungguhnya di hadapan Allah. Amin. Tuhan memberkati. Selamat Hari Minggu.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KESEHATIAN DALAM PERSEMBAHAN TUBUH DAN KARUNIA PELAYANAN (Roma 12:1-8)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.