KHOTBAH 2: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)
Kita bersyukur sebab Tuhan sudah pimpin kita sampai minggu ke-4 Februari dengan segala baik. Hari ini kita semua tampil luar biasa dengan identitas kesukuan masing – masing. Setiap suku: Sumatera (Batak), Sulawesi (Sanger, Manado, Toraja), Kalimantan, Jawa, Bali, Maluku, Papua. Kita bersyukur atas besarnya anugerah Tuhan kesehatian di tengah perbedaan kesukuan dalam GKI di Tanah Papua. Mari kita menyatakan rasa syukur dengan saling berjabat tangan di sekitar kita, katakan: Selamat Hari Minggu, Tuhan baik. Tuhan baik, kasihNya tak berkesudahan, perbuatanNya ajaib, itu yang harus senantiasa kita sadari dalam hidup kita. Apa yang kita lakukan saat memulai hari baru anugerah Tuhan? Saat bangun pagi, cari Tuhan atau cari HP? Saat dalam pergumulan dan masalah, curhat untuk Tuhan atau curhat di media social? Saat dilimpahi berkat dari Tuhan, bersyukur untuk Tuhan atau beli semua hal memuaskan keinginan kita? Bacaan kita berisi Nyanyian Pujian Daud. Inti dari nyanyian syukur ini adalah pengakuan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta kebaikan-Nya bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa di dunia. Sejak zaman nenek moyang Israel, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub, sampai ke zaman Raja Daud, penyertaan Tuhan sungguh nyata. Nyanyian Pujian ini dilatarbelakangi, peristiwa dibawanya tabut Allah ke Yerusalem adalah peristiwa besar yang diiringi dengan banyak nyanyian umat. Setelah tabut sampai ke tempat tujuannya, Daud meminta Asaf dan saudara-saudaranya untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan. Asaf adalah orang Lewi dari bani Gerson (lih. 1Taw. 6:39-43), yang memiliki talenta dalam bidang seni musik. Tercatat bahwa ia menulis 12 mazmur, yaitu Mazmur 50 dan 73-83. Ada ajakan untuk mensyukuri kebaikan Tuhan dengan bernyanyi, bermegah, mencari wajah Tuhan dan mengingat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Sukacita yang besar sebab sudah begitu lama tabut berada di tempat yang tidak semestinya, kini tabut ada di Sion, kota Daud. Kitab Tawarikh adalah pengingat identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Pujian ini disebut Pujian Pengucapan Syukur atau Mazmur Pengucapan Syukur (The Psalm of Thanksgiving).
Tuhan bukan saja menjanjikan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Pada bagian ini, segenap bumi juga diajak untuk bernyanyi bagi Tuhan dan mengabarkan keselamatan atas bangsa – bangsa. Asaf mendorong segenap bumi bernyanyi bagi Tuhan dan juga menceriterakan kemuliaan dan perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa. Asaf juga mengajak bangsa-bangsa datang dan mengakui bahwa Tuhan itu Raja. Kemudian Asaf menutup dengan ajakan untuk bersyukur Tuhan itu baik, kasih setia-Nya selama-lamanya, Ia adalah Tuhan, Allah, Penyelamat umat. Mazmur puji-pujian ini sepatutnya menjadi nyanyian umat masa kini. Ia bukan hanya Tuhan atas umat-Nya Israel, melainkan Tuhan atas semua bangsa dan segenap alam. Tuhan Pencipta adalah Allah yang mengatasi segala ilah lain (ayat 25-26). Dia adalah Raja bukan hanya atas Israel tetapi Raja dunia ini (ayat 31). Respons umat sungguh tepat: "Amin! dunia ini (ayat 31).
Respons umat sungguh tepat: "Amin! Pujilah TUHAN!" Berhentilah sejenak dan renungkan betapa baiknya Tuhan. Bersyukurlah atas napas yang kita miliki, kehidupan yang kita jalani, dan semua berkat yang kita alami dalam hidup. Tuhan layak menerima pujianmu. Kita semua tahu bahwa hidup ini tidak sempurna. Ada rasa sakit, penderitaan, dan kesedihan yang kita semua alami. Dia tetap baik. Dia tetap hadir. Dia masih memberi kekuatan bahkan dalam penderitaan kita. Itu sebabnya kita bermegah dalam nama-Nya. Artinya kita harus memuji dan meninggikan nama Tuhan dalam hidup kita. Bersyukurlah atas cinta Tuhan walaupun sedang mengalami pergumulan hidup. Cinta Tuhan menguatkan kita menghadapi pergumulan demi pergumulan. Tuhan menganugerahkan hati yang lapang dan hati yang percaya penuh padaNya. Jangan ragukan cinta Tuhan dengan pengeluhan, persungutan dan kekhawatiran hidup, percaya Tuhan pasti menolong. Jadikanlah hidup kita sebagai sebuah kesaksian tentang Tuhan yang selalu menyatakan kebaikanNya bagi kita. Kita bersaksi dengan talenta – talenta dan seluruh totalitas hidup, bukan saja melalui pemberitaan Firman tapi juga musik dan nyanyian bahkan dalam seluruh hidup kerja dan pelayanan kita. Biarlah seluruh hidup kita menjadi pujian bagi kemuliaan Tuhan. Biarlah kita bersehati dalam menyembah Allah yang benar. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.