KESEHATIAN JEMAAT - JEMAAT MAKEDONIA TELADAN DALAM PELAYANAN (II Korintus 8:1-15)

Saling membantu dan menopang dalam pelayanan adalah hal yang penting, sebab terkait dengan prinsip iman Kristen. Iman Kristen mengakui keberadaan jemaat sebagai sebuah persekutuan yang anggotanya terdiri dari berbagai manusia yang memiliki latar belakang suku yang berbeda-beda satu dengan yang lain, namun dipersatukan dalam Kristus sebagai kepala. Karena itu, jemaat yang satu dengan jemaat yang lain tak dapat dipisahkan, sehingga dalam menjalankan pelayanan kesatuan jemaat dan orang Kristen patut diperlihat. Bantuan dan topangan dalam pelayanan tidak ditentukan oleh berapa besar harta yang dimiliki, melainkan oleh kasih dan kerelaan untuk memberi, sehingga jemaat-jemaat dan orang Kristen di Makedonia sekalipun “selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun mereka sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan”(ayat 2). Dalam soal pemilikan harta jemaat-jemaat tersebut tidak kaya, namun dalam hal memberi mereka berlimpah dalam kemurahan.

 

Ini pelajaran berharga bagi jemaat-jemaat GKI dan orang Kristen di Tanah Papua, yang sadar atau tidak, sering mengukur pemberian itu dari pemilikan harta. Kadang kita kalau diminta bantuan akan mengatakan, “saya sendiri tidak punya, lalu mau memberi orang lain’. Ini menujukkan kita miskin harta, dan sekaligus miskin kemurahan dan kasih. Topangan dan bantuan kita ditentukan oleh pemilikan harta, kalau masih miskin, tidak dapat dan tidak pernah akan memberi. Ini menunjukan bahwa kita bukan hanya miskin harta, tetapi sekali lagi, miskin kemurahan dan kasih. Miskin kemurahan dan kasih ini tanda bahwa kita sedang berada dalam krisis iman Kristen. Kita menyebut diri orang Kristen, tetapi tanda orang Kristen, yaitu kemurahan dan kasih tidak ada pada kita. Kita menjadi orang Kristen tanpa kemurahan dan kasih kepada oran lain. Karena itu, hari ini kita patut belajar dari jemaat-jemaat dan orang Kristen di Makedonia, mereka memang miskin, tetapi kaya dalam kemurahan. Mereka memang terbatas dalam pemilikan harta, namun kaya dalam kasih terhadap orang lain. Mereka menang tidak punya harta melimpah, tetapi kaya-raya dalam kemurahan dan kasih untuk membantu orang lain. bahkan Rasul Paulus bersaksi tentang mereka dengan berkata: “Aku bersaksi bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Mereka memberi lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberi diri mereka, pertama-tama kepada Tuhan, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami”(ayat 3,5). Jemaat-jemaat dan orang Kristen di Makedoania kaya dalam kemurahan dan kasih karena “mereka memberi diri mereka, pertama-tama kepada Tuhan”. Hal ini patut kita ingat, bahwa kita hanya bisa memiliki kemurahan dan kasih kepada orang lain, kalau memberi diri kepada Tuhan. Apabila kita memberi diri kepada Tuhan, maka tidak akan menjadi miskin untuk memberi, karena apa yang kita butuhkan dalam hidup ini Tuhanlah yang menyediakannya. Dan ini sangat jelas ditegaskan dalam hukum kasih: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah perintah yang terutama dan yang pertama. Perintah yang kedua yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Mat 22:37-39).

 

Mengapa orang Kristen harus kaya dalam kemurahan dan kasih kepada sesamanya? Mari kita perhatikan ayat 9: “Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya”. Kita orang Kristen adalah orang-orang yang sudah mengenal anugerah Tuhsn, yaitu Yesus yang kaya, menjadi miskin karena kita, supaya kita yang miskin menjadi kaya dalam kemiskinan Yesus. Karena itu setiap orang yang memberi dirinya kepada Yesus, tidak akan menganggap dan merasa diri miskin, karena hati dan hidupnya dipenuhi kemurahan dan kasih kepada orang lain. Hanya ketika kita memberi diri dan mengasihi Yesus sepenuh hati dan hidup kita, maka hati kita terbuka dan tangan kita teulur untuk menopang dan membantu orang lain. Kalau kita bisa, dan harus bisa, karena sudah mengenal anugerah Tuhan, maka topangan dan bantuan kepada orang lain, pertama-tama bukan untuk meringankan beban hidup orang lain, melainkan “supaya ada kesimbangan” (ayat 13) dalam kehidupan orang Kristen. Jemaat-jemaat dan orang Kristen di Tanah Papua sebagai persekutuan dalam Kristus, tidak wajar ada yang yang hidup berkecukupan sementara yang lain hidup dalam kekurangan, bahkan sangat miskin. Karena itu, tujuan utama topangan dan bantuan kepada orang lain adalah untuk menjaga kesimbangan kehidupan jemaat dan orang Kristen sebagai satu persekutuan, supaya sama-sama berkecukupan, bukan yang lain berfoya-foya, sedangkan yang lain menderita kekurangan. Karena itu, Rasul Paulus menasihatkan jemaat dan orang Kristen di Makedoania, juga menjadi nasihat bagi kita hari ini, “Hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kemurang kamu, supaya ada kesimbangan” (yat 14). Dalam kehidupan jemaat-jemaat GKI dan orang Kristen di Tanah Papua kita patut menjaga kesimbangan hidup dalam persekutuan dan kesatuan umat percaya. Tidak boleh ada dalam jemaat dan orang Kristen di Tanah Papua ada yang bersukacita dan berfoya-foya karena hidup berkecukupan, sedangkan yang lain menderita dan menangis karena sangat kekurangan. GKI di Tanah Papua jati dirinya adalah persekutuan dan kesatuan, yaitu persekutuan dan kesatuan jemaat-jemaat dan orang Kristen. Jemaat yang satu tak dapat dipisahkan dari jemaat yang lain. Kelebihan atau kekurangan jemaat yang satu menjadi kekurangan dan kelebihan semua jemaat GKI. Demikian pula keluarga-keluarga dalam GKI di Tanah Papua adalah satu persekutuan dan kesatuan yang satu terkait erat dengan keluarga yang lain, sehingga kekurangan dan kelebihan satu keluarga menjadi kekurangan dan kelebihan semua keluarga dalam GKI. Maka mulai sekarang biarlah kelebihan satu jemaat dan keluarga mencukupkan kekurangan jemaat dan keluarga yang lain, agar kelebihan jemaat dan keluarga yang satu kemudian mencukupkan kekurangan jemaat dan keluarga yang lain, supaya ada kesimbangan, dalam GKI di Tanah Papua. Tidak boleh terjadi dalam GKI sebagai persekutuan dan kesatuan umat percaya, ada yang menderita karena kekurangan, sedang yang lain tertawa gembira dan berfoya-foya karena berkecukupan. Mungkin kita miskin dalam pemilikan harta, tetapi kita tidak boleh miskin dalam kemurahan dan kasih satu terhadap yang lain, karena kita sudah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Marilah kita hidup saling menopang dan membantu, supaya terlihat dalam gereja ini ada kesehatian dalam menjalani kehidupan sebagai umat Allah. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)    

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KESEHATIAN JEMAAT - JEMAAT MAKEDONIA TELADAN DALAM PELAYANAN (II Korintus 8:1-15)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

MATIUS 26:26-29: KUIS ALKITAB

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed