PEMBUKAAN PELAYANAN: MELAYANI DENGAN SETIA DAN SEHATI (Roma 12:9-21)
Akhir-akhir ini, banyak orang berlomba - lomba menjadi konten kreator di berbagai media sosial. Di Fb Pro, emak – emak atau ibu – ibu juga tidak mau kalah, konten keseharian masak – memasak ternyata dapat menghasilkan dollar. Di Youtube ada orang yang bahkan meninggalkan pekerjaan kantoran dan fokus sebagai Youtuber. Banyak orang tergiur karena melihat pendapatan yang sangat woow dari beberapa konten kreator. Tapi saat mulai terjun sebagai konten kreator ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saat dashboard merah semangat bisa menjadi kendor. Saat dolarnya jalan lambat bisa bikin malas. Kunci suksesnya adalah konsisten, pantang menyerah, saling support dan interaksi. Nah jika untuk hal – hal duniawi kita berjuang untuk konsisten dan saling support maka Tuhan mau dalam pelayanan kita bertindak lebih lagi daripada itu.
Firman Tuhan dalam Roma 12:11 mengingatkan kita agar jangan kendor, lesu, atau mundur dalam pekerjaan Tuhan sebaliknya mesti rajin, tekun, dan bersungguh hati. Kita harus memiliki semangat melayani dengan roh yang menyala – nyala. Memang ada banyak motivasi orang melayani. Ada yang melayani hanya karena merasa senang dapat melayani bersama, ini motivasi karena perasaan atau mood. Bagaimana jika perasaan dilukai oleh sikap dan kata – kata orang lain, bisa jadi semangat melayani berhenti dan kerajinan pun menjadi kendur. Ada juga yang melayani karena membutuhkan apresiasi dari orang lain, butuh di akui, butuh validasi. Ternyata semangat pelayanan kita bisa sangat rapuh jika kita mendasarkan pelayanan pada keinginan dan kebutuhan kita. Firman Tuhan menasihati kita, kita mesti memiliki Roh yang menyala – nyala untuk melayani Tuhan. Memiliki pikiran, hati, jiwa, batin, tubuh, dan seluruh keberadaan hidup yang bergairah untuk melayani Tuhan. Segala potensi yang ada kita kerahkan untuk menjawah kasih karunia Tuhan yang melimpah di dalam hidup kita. Persoalannya terletak pada roh yang menyala-nyala itu, bukan pada besar kecilnya pelayanan, karena pada dasarnya Tuhan tidak bergantung pada pemberian dan pelayanan kita.
Melayani Tuhan tidak terlepas dari tantangan. Melayani Tuhan ternyata akrab dengan kesulitan, bahkan himpitan. Sikapilah dengan kesabaran, sambil mengoreksi diri dan melakukan inovasi agar meraih keberhasilan dengan campur tangan Tuhan. Bertekunlah dalam doa untuk setiap situasi yang kita hadapi, terutama saat ada tantangan bagaikan gunung yang tinggi, atau jurang kehidupan yang terjal. Melayani Tuhan mesti tahan banting, anti goresnya mesti yang berkualitas, tidak gampang pecah. Jangan suka “baper” dalam pelayanan. Baper menjadi gambaran ketidakstabilan suasana hati yang sulit untuk membangun kesehatian. Mari memiliki hati hamba yaitu sehati sepikir dalam pelayanan. Pilihan untuk sehati dalam melayani Tuhan di tengah situasi apapun itu adalah suatu keputusan yang bisa kita pilih. Keputusan untuk kendor, mundur, lelah, menyerah juga ada di tangan kita. Tapi pilihlah untuk sehati dan berkomitmen. Jadilah sehati bukan untuk memuaskan keinginan dan perasaan sendiri tapi untuk menyenangkan hati Tuhan. Tadi kita sudah nyanyikan pujian:
Melayani, melayani lebih sungguh
Melayani, melayani lebih sungguh
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku
Melayani, melayani lebih sungguh
Nyanyian ini juga menunjukan komitmen kita untuk melayani dengan setia dan sehati di tahun 2025. Tuhan memberkati. Amin.
Belum ada Komentar untuk "PEMBUKAAN PELAYANAN: MELAYANI DENGAN SETIA DAN SEHATI (Roma 12:9-21)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.