KHOTBAH 2: KESEHATIAN KITA DALAM MENYEMBAH TUHAN (Mazmur 50:1-23)

Bunga matahari memiliki keunikan yaitu selalu menghadap ke arah matahari, dari pagi hingga sore. Bahkan saat mendung, bunga matahari tetap mengarahkan diri ke tempat matahari berada. Seperti bunga matahari yang selalu mengarahkan diri kepada matahari, demikian juga manusia yang diciptakan Tuhan; hidup manusia harus diarahkan kepada Tuhan sebagai pencipta. Hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan. Hidup untuk menyembah Tuhan. Tema khotbah hari ini: Kesehatian kita dalam Menyembah Tuhan. Menyembah Tuhan bukan saja di Gereja dan dalam ibadah tapi dimana saja kita berada dan dalam hal apapun yang kita lakukan. Memuliakan Tuhan bukan saja dengan mulut dan dalam pujian tapi juga dalam kerja dan pelayanan. Semua yang kita lakukan adalah penyembahan kepada Tuhan dan mesti dilakukan untuk kemuliaan nama Tuhan.  

 

Mazmur 50:1-23 adalah Mazmur Asaf. Asaf adalah ahli musik keturunan suku Lewi. Itu berarti hidup Asaf terikat dengan pelayanan di Bait Allah. Hidup Asaf adalah untuk menyembah Allah; untuk memuliakan Tuhan. Pemazmur mulai dengan menyatakan siapa Tuhan? Tuhan itu Mahakuasa. Tuhan ada meskipun di dunia ini ada manusia yang tidak percaya Tuhan. Tuhan tidak berdiam diri. Tuhan tidak tidur. Tuhan mengawasi segala sesuatu. Tuhan punya segala sesuatu. Israel diingatkan segala ternak yang dipersembahkan Israel sebagai korban bakaran adalah kepunyaan Tuhan. Meskipun persembahan dibawa tetapi ketika hati tidak menyembah Tuhan, maka itu bukan ibadah yang sejati. Israel dihukum Tuhan bukan karena mereka tidak membawa kurban persembahan kepada Tuhan, tetapi karena mereka melakukannya tanpa hati yang mengakui Tuhan dalam hidup mereka. Israel bisa mendustai manusia dengan kesalehan mereka, tetapi tidak bisa mendustai Tuhan. Yang Tuhan inginkan hanyalah pengenalan kita akan Dia sebagai Allah yang Mahakuasa. Firman ini menegaskan bahwa Allah menghendaki umat-Nya untuk hidup serasi dalam penyembahan kepada Tuhan. Jadi ibadah yang sejati adalah hidup yang dipersembahkan dalam ketaatan kepada Allah. Tidak hanya dalam arti ibadah di Gereja, tetapi juga dalam arti hidup yang melakukan Firman Allah dan menjadi berkat bagi sesama.

 

Hari ini di tengah – tengah kita akan berlangsung Pelantikan Panitia Renovasi Gedung Gereja dan Pastori. Terima kasih untuk kesediaan Bp/Ibu menyambut pilihan Tuhan dalam tanggung jawab ini. Pekerjaan Renovasi akan dilakukan ditahun kesehatian. Ini bukan kebetulan, mari buktikan bahwa kita sehati dalam kerja – kerja ini. Majelis sehati, panitia sehati, warga jemaat juga sehati. Mari bersehati dalam kesehatian dalam menyembah Tuhan bukan berarti semua orang melakukan hal yang sama persis, tetapi kesehatian dalam menyembah Tuhan berarti hati kita terpadu dalam fokus kepada Tuhan, supaya pekerjaan renovasi menjadi persembahan yang memuliakan Tuhan. Mari kita belajar memberi hidup kita, kerja kita dan waktu kita sebagai wujud persembahan yang hidup pada Tuhan disertai dengan sikap rajin dan setia beribadah memuji dan memuliakan Tuhan dalam hidup pribadi, keluarga dan persekutuan Jemaat. Itulah bentuk kesehatian kita dalam menyembah Tuhan. Jika hari ini kita sudah berjumpa dengan Allah dalam Ibadah di gedung Gereja maka nyatakanlah perjumpaan dengan Allah itu dalam kehidupan setiap hari. Jadilah pribadi – pribadi yang mengenal Kristus dalam kesungguhan dan menjadi saksi Kritus dalam kehidupan nyata. Jadi ibadah tidak hanya berakhir di hari minggu saja tetapi terus berlanjut di hari – hari selanjutnya. Jika hari minggu kita jujur dan saleh maka hari – hari lainnya pun demikian. Setiap hari adalah ibadah. Setiap aktivitas adalah persembahan bagi Tuhan.  Ingatlah, hidup tanpa ibadah ibarat berlayar tanpa arah dan berlabuh tanpa pijakan. Karena itu hiduplah berkenan kepada Allah, nyatakanlah kesehatian yang menyembah Tuhan dalam keseharian dan rutinitas di rumah, dalam pekerjaan di kantor, dalam pekerjaan Renovasi Gereja dan Pastori.  Sebentar jam 5 sore akan berlangsung Perjamuan Kudus Awal Tahun, mari kita datang dalam penyembahan kepada Tuhan sebab ia yang punya hidup kita. Bapak/Ibu/Saudara, saat kebakaran melanda Los Angeles, banyak orang yang menjadi hakim dengan menyebut orang – orang di sana sangat kafir. Bp/Ibu kita tidak lebih baik dari mereka, kita semua sama berdosa. Tapi fakta kebakaran itu menunjukan bahwa kemewahan dalam sekejap bisa menjadi debu. Kita manusia juga hanyalah butiran debu, mari datang Tuhan, bawa hidup kepada Tuhan, arahkan fokus hanya untuk Tuhan. Kalau bunga matahari yang tidak punya mata saja bisa selalu terarah untuk matahari maka kita manusia juga mesti terarah dalam penyembahan kepada Tuhan, sang Matahari Kehidupan. AMIN. Tuhan memberkati. Selamat hari Minggu.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KESEHATIAN KITA DALAM MENYEMBAH TUHAN (Mazmur 50:1-23)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

PPT: MONEY IS NOT EVERYTHING

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed