TAHUN BARU: BERKAT KESEHATIAN DALAM PERSAUDARAAN YANG RUKUN (Mazmur 133:1-3)
Kita menyambut dan memasuki tahun rahmat Tuhan yang baru, 2025, dengan sukacita dan rasa syukur yang tak terhingga, karena Allah oleh kasih-Nya di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, memperkenankan kita menjalani kehidupan baru di tahun yang baru ini. Apa pesan Tuhan bagi kita memasuki dan menjalani kehidupan di tahun yang baru ini? Pesannya adalah “berdiam bersama dengan rukun” (ayat 1), hiduplah dalam persaudaraan yang rukun! Daud sangat menekankan persaudaraan yang rukun. Penekanan ini sangat dirasakan ketika Daud berkata: “sungguh”, artinya benar-benar, dan tiada bandingnya. Hidup rukun itu benar-benar luar biasa, tidak terbandingkan kebaikan dan keindahannya. Orang yang berada dalam kondisi rukun akan mengatakan “alangkah baiknya dan indahnya”. Kebaikan dan keindahan hidup dalam persaudaraan yang rukun itu sangat dan terlalu baik dan indah, seakan tidak ada bahasa yang bisa menjelaskan suasana yang penuh pesona itu. Dengan sebuah metafora Daud menggambar keadaan itu ibarat “minyak yang berharga di atas kepala, meleleh ke janggut, ke janggut Harun turun ke leher jubahnya. Seperti embun Gunung Hermon, yang turun ke atas Gunung-gunung Sion” (ayat 3). Suatu metafor yang menggambarkan hidup dan “diam bersama dengan rukun” sebagai suatu yang berharga dan indah, karena di situ ada suasana yang nyaman dan turunnya berkat Tuhan seperti embun (bnd. Hos 14:6).
Hidup bersama adalah sesuatu yang indah sekaligus bernilai karena merupakan suatu realitas keberadaan manusia. “Diam bersama” atau tinggal dan hidup bersama adalah sebuah kenyataan hidup manusia, karena itu manusia disebut makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Namun kenyataan itu menjadi berharga seperti minyak di kepala, kalau ada dalam keadaan “rukun”, saling menerima dan mengakui, saling menghormati dan menghargai, saling menopang dan mendukung, saling peduli dan berbagi. Dalam hidup yang rukun inilah mengalir berkat Tuhan, seperti embun dari Gunung Hermon ke Gunung-gunung Sion. “Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” (ayat 3). Dalam kehidupan yang rukun Tuhan menyampaikan berkat-Nya dan di situ ada kehidupan.
Kita memasuki tahun rahmat Tuhan yang baru, 2025, dengan komitmen untuk menjalani hidup ini dalam persaudaraan yang rukun. Komitmen ini penting, karena kita menjadi anggota gereja yang jati dirinya adalah persekutuan dan kesatuan. Pertama-tama persatuan dan kesatuan kita adalah dengan Tuhan. Karena itu dalam Pengakuan Iman GKI kita mengaku, bahwa GKI adalah persekutuan sorgawi di bumi. Persekutuan dengan Tuhan ini atau koinonia merupakan dasar persekutuan dengan orang lain. Tanpa persekutuan dengan Tuhan jangan harap kita bisa membangun persekutuan dan kesatuan dengan orang lain. Karena itu, dalam hukum kasih disebutkan kasihlah Tuhan Allahmu, baru kemudian kasihlah sesamamu manusia. Kalau saudara punya hubungan dengan orang lain tidak beres, itu tanda persekutuan dan kesatuan dengan Tuhan sedang bermasalah. Dan harus diperbaiki karena akan menghilangkan suasana rukun dalam hidup bersama, dan akan menghalangi berkat Tuhan turun ke atas kita. Siapa saja yang merasa hubungannya tidak lancar dengan Tuhan, biarlah di hari pertama tahun baru ini berkomitmen untuk memperbaikinya dan membangun hidup rukun dengan orang lain, agar Tuhan memerintah berkat dak kehidupan atas masing-masing orang, keluarga maupun jemaat.
Hari ini kita akan melakukan pelayanan baptisan. Anak-anak yang dibaptis akan memasuki persekutuan, yaitu persekutuan dengan Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh kudus, sekaligus masuk dalam persekutuan dengan orang-orang percaya dalam GKI. Anak-anak kita yang masih kecil belum mengerti apa itu persekutuan, tetapi mereka akan belajar dan melihat apa yang dilakukan dalam jemaat oleh para orang tua. Apakah orang tua “diam bersama dengan rukun”, atau bertengkar dan berkelahi melulu. Orang tua harus menjadi contoh hidup rukun dalam keluarga dan jemaat. Hidup rukun bagi warga GKI merupakan suatu keharusan. Mengapa? Selain karena GKI memiliki jati diri persekutuan, tetapi tahun 2025 ini adalah tahun kesehatian dalam gereja ini. Dalam tahun ini semua unsur dalam GKI, yaitu majelis jemaat, BP Klasis, BPSinode harus hidup dan melayani dalam kesehatian. Begitu pula dengan anggota jemaat harus hidup dalam kesehatian. Maka biarlah kita awali perjalanan hidup kita di tahun yang baru ini dengan tekat iman yang baru yakni, hidup rukun dalam keluarga, jemaat dan di tengah masyarakat. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)
Belum ada Komentar untuk "TAHUN BARU: BERKAT KESEHATIAN DALAM PERSAUDARAAN YANG RUKUN (Mazmur 133:1-3)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.