MENANTIKAN KRISTUS DENGAN MAKIN MENGENAL DAN MENYATAKAN KRISTUS (Yohanes 1:29-34)
Kedatangan seseorang pada suatu tempat selalu karena ada alasan dan tujuan tertentu. Entah itu hanya sekedar jalan-jalan atau karena kepentingan yang serius. Demikian halnya dengan kedatangan Yesus, yang dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis, sebagaimana kita sudah dengar pada Ibadah adven ke-2 minggu yang lalu. Apakah tujuan Yesus datang ke dunia? Untuk apa Yesus datang ke dunia? Pertanyaan ini penting, karena kita harus tahu untuk apa Yesus datang ke dunia. Kita harus tahu, kenapa hari-hari ini dalam minggu-minggu adven, kita mempersiapkan diri menanti kedatangan Yesus?
Yang menarik ketika kita hendak mempertanyakan tujuan Yesus datang ke dunia adalah, bahwa Yohanes tidak mengarang tujuan kedatangan Yesus. Tetapi setelah Yesus datang menjumpai Yohanes, dari perjumpaan itulah Yohanes menyatakan tujuan kedatangan Yesus. Perhatikan ayat 29: “Keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Yesus datang menghapus dosa dunia. Dosa bukan hanya kena-mengena dengan sebagian ciptaan, melainkan meliputi seluruh dunia, termasuk manusia. Jadi kedatangan Yesus hendak menghapus dan meniadakan dosa dan kuasanya dalam dunia ini. Yesus datang menghapus dan meniadakan dosa dari manusia, sehingga manusia tidak lagi dikuasai dosa. Dua ribu tahun lalu Yohanes katakan kepada orang Yahudi: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Hari ini kita diingatkan kembali, bahwa Yesus datang ke dunia untuk menghapus dosa dunia, menghapus dosa manusia, menghapus dosa kita.
Menghapus dosa. Itu tujuan Yesus datang ke dunia. mengapa untuk menghapus dosa Yesus harus datang ke dunia, apakah manusia tidak bisa menghapus dosanya. Kalau manusia bisa menghapus dosanya tentu Yesus tidak perlu datang ke dunia. Tetapi karena manusia tidak bisa dan tidak mungkin menghapus dosa, maka Yesus harus datang ke dunia. Mengapa manusia tidak bisa menghapus dosa? Karena dosa itu bukan hanya suatu pelanggaran yang membuat kita merasa bersalah terhadap Allah, melainkan suatu yang merusak hakikat manusia sebagai “gambar Allah”, sehingga hubungan manusia dengan Allah tidak lagi berlansung sebagaimana seharusnya. Hubungan manusia dengan ciptaan yang lain pun menjadi rusak. Hubungan yang rusak ini harus dipulihkan dengan cara memulihkan hakikat manusia sebagai gambar Allah, dan pemulihan gambar Allah ini hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri, yaitu melalui dan di dalam Yesus, sang Anak Domba Allah.
Sebutan “Anak Domba Allah” mengingatkan kita kepada tradisi kurban orang Yahudi mengenai anak domba yang dikurbankan (lih. Kel 29:38 – 42). Kurban anak domba tersebut adalah gambaran kurban yang akan terjadi dalam diri Yesus sebagaimana dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Yesaya 53:7). Tindakan keselamatan Allah, yaitu menghapus dosa dunia dan dosa manusia sudah menjadi rancangan Allah jauh sebelum Yesus datang ke dunia. Kemudian rancangan keselamatan Allah ini digenapi dalam diri Yesus. “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Yesus datang menghapus dosa dunia dan meniadakan kuasanya atas dunia dan manusia.
Jadi orang Kristen, termasuk warga GKI, yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, tidak lagi hidup dalam dosa, melainkan dalam keselamatan, karena Allah dalam Yesus Kristus sudah menghapus dosa dan meniadakan kuasanya di dalam kehidupan kita. Kalau masih terlihat tanda-tanda dosa, seperti perbuatan jahat, pada diri orang Kristen, itu karena orang tersebut mau kembali hidup dalam dosa. Padahal Yesus sudah menghapus dosa dan meniadakan kuasa dosa dalam diri kita. Mengapa bisa terjadi orang sudah dihapus dosanya, namun kembali atau masih hidup dalam dosa?
Mari kita perhatikan apa yang dikatakan Yohanes pada ayat 31: “Aku pun dulu tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengar air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel”. Dulu Yohanes tidak mengenal Yesus. Dulu, sebelum dipanggil untuk membaptis, Yohanes tidak mengenal Yesus, artinya Yohanes tidak punya hubungan dan persekutuan serta kesatuan dengan Yesus. Ini juga terjadi dengan orang Israel. Orang Israel tidak mengenal Yesus, kalau tahu pasti tahu Yesus, tetapi kenal, mereka tidak mengenal, dalam arti memiliki persekutuan dan kesatuan dengan Yesus. Karena itu, Yohanes datang dan membaptis mereka, “supaya Ia dinyatakan kepada Israel” (ayat 31). Supaya orang Israel mengenal Yesus, dan mengerti bahwa Yesus datang ke dunia untuk menghapus dosa dunia, termasuk dosa Israel. Kepada kita pun hari ini dinyatakan, bahwa Yesus datang menghapus dosa kita; karena itu kita patut mengenal Yesus, hidup dalam persekutuan dan kesatuan dengan Yesus. Hidup dalam suatu koinonia dengan Yesus.
Jadi sekalipun Yesus sudah menghapus dosa dari kehidupan kita, namun ketika kita tidak ada dalam suatu hubungan dan persekutuan serta kesatuan dengan Yesus, maka dosa akan mempengaruhi kehidupan kita. Hanya ketika kita benar-benar ada di dalam Yesus, maka kita akan dapat menjalani hidup ini dalam kebenaran dan tidak ada kuasa dosa di dalam kehidupan kita. Yohanes tidak hanya menyatakan kepada orang Israel, bahwa Yesus datang menghapus dosa dunia. Yohanes juga menyaksikan, bahwa Dia yang datang menghapus dosa dunia adalah Anak Allah. “Aku telah melihat-Nya”, kata Yohanes, “dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah”. (ayat 34). Yang datang menghapus dosa dunia adalah Anak Allah. Sebutan “Anak Allah” bukan dalam artian biologis, melainkan menjelaskan hakikat Yesus dalam kesatuan dengan Allah, sehingga penghapusan dosa oleh Anak Allah, tidak lain adalah penghapusan dosa oleh Allah sendiri. Oleh sebab itu, penghapusan dosa itu benar-benar terjadi dan sempurna karena Yesus, Anak Allah, menanggung akibat dosa, yaitu kematian di kayu salib. Seruan Yesus di salib, “sudah selesai” (Yoh 19:30), menunjukkan bahwa karya keselamatan Allah dan penghapusan dosa telah selesai dan sempurna. Maka siapa yang hidup di dalam Yesus, Anak Allah, dosanya sudah dihapus dan tidak lagi takluk di bawah kuasa dosa.
Jadi pada minggu-minggu adven ini kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah saya ada di dalam persekutuan dan kesatuan dengan Yesus, Anak Allah itu. Atau saya hanya menjadi orang Kristen dan warga GKI, tetapi saya tidak ada di dalam Yesus dan sedikit pun tidak ada karakter Yesus pada saya. Apa pun jawaban saudara, tetapi hari ini kita diingatkan, bahwa Yesus sudah menghapus dosa kita, dan kita baru benar-benar merasakan dosa tidak lagi berkuasa atas kita, apabila kita ada di dalam Yesus dan Yesus ada di dalam kita. Hari ini banyak orang Kristen, termasuk warga GKI, tetapi Kristen tanpa Kristus. Pengikut Kristus, tetapi tidak ada karakter Kristus dalam dirinya. Mengaku percaya pada Kristus, tetapi tidak beribadah kepada Kristus, dan karena itu, prilaku pun jauh dari seorang yang beriman kepada Kristus. Marilah dalam minggu-minggu adven ini kita berkomitmen untuk membarui hubungan kita dengan Yesus, sebab Yesus sudah menghapus dosa kita. Marilah kita perbaiki persekutuan dan kesatuan kita dengan Yesus, untuk benar-benar menjadi orang Kristen di dalam Kristus. Hari ini GKI terdiri dari banyak orang Kristen yang hidup bersama Kristus, tetapi belum ada di dalam Kristus. Kristus tidak butuh orang bersama Dia, tetapi orang Kristen di dalam Dia, orang Kristen yang mengaku seperti Rasul Paulus: “aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20). Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)
Belum ada Komentar untuk "MENANTIKAN KRISTUS DENGAN MAKIN MENGENAL DAN MENYATAKAN KRISTUS (Yohanes 1:29-34)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.