KHOTBAH 2 NATAL: MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM (Lukas 2:15)
Mari kita renungkan berita Natal Yesus Kristus dalam Tema natal tahun 2024 dari Lukas 2:15 yang sudah kita baca sama – sama tadi. Temanya adalah: “Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem”. Tema ini bukan hanya sebuah ajakan saja sebab didalamnya ada sebuah teguran terhadap cara hidup kita di zaman ini. Bicara soal ajakan, kalimat tema ini sangat jelas berisi ajakan yang bagus paskali. Kalau ada yang ajak pergi ke Betlehem sekarang dengan tiket gratis siapa yang seng mau? Tapi ternyata tidak semua orang punya kesempatan pergi ke ke Betlehem. Biaya Holyland tour ke Betlehem 1 paket bisa mencapai 30-40 jt per orang. Tentu maksud dari tema ini bukan untuk sekarang katong pergi ke Betlehem yang di Timur Tengah itu, tapi bagaimana sekarang kita berjumpa dengan Yesus yang sudah terlahir di Betlehem. Mari kita lihat satu persatu makna yang terkandung di dalam tema ini:
Hal pertama, Marilah adalah sebuah ajakan kalau dalam Filosofi orang Maluku: “laeng baku panggel laeng”. Para gembala sesudah menerima berita sukacita tentang kelahiran Yesus, sesudah mereka menyaksikan kemuliaan Sorgawi, Bala tentara Sorga yang memuji Allah, dipadang gembalaan tempat sehari – hari mereka berkutat dengan kerasnya kehidupan sebagai gembala. Respons dari para gembala sesudah peristiwa malam yang luar biasa itu bukanlah saling bertanya atau “baku malawang” tentang apa yang mereka lihat tetapi mereka saling mengajak. Tema natal ini menegur kita supaya mulai sekarang ingat: “laeng musti baku panggel laeng” artinya katong saling peduli supaya katong ada sama - sama dalam persekutuan. Ikatan kasih persaudaraan mesti semakin dieratkan untuk hidup dalam kesehatian seperti Sub Tema Natal malam ini: Melalui Natal Yesus Kristus, Keluarga Besar Suli Lorihua Semakin Mempererat Ikatan Kasih Persaudaraan yang Saling Peduli dan Hidup dalam Kesehatian. Jadi mari, laeng sayang laeng, baku dengar satu deng laeng, bukan laeng biking laeng pung hati ancor atau banyak orang pintar seng ada yang mau baku dengar. Katong nih satu darah, satu rasa, satu hati, satu jantong, apapun yang terjadi tetap baku kele: bergandengan tangan. Mari la beta pung kurang, ale bisa isi, beta pung lebe beta bisa bage akang par ale”.
Hal kedua, ajakan marilah itu untuk kapan? Sekarang. Tema kita: Marilah sekarang, tidak tunggu dulu, tidak tunda lagi. Tetapi sekarang: waktu ini dan segera. Itu diperkuat dengan ayat 16: “Lalu mereka cepat – cepat berangkat”. Para gembala itu segera bergegas pergi ke Betlehem untuk berjumpa dengan Yesus. Mereka meninggalkan ternak - ternak mereka. Mereka tidak membuat dan mencari – cari alasan: sabar dulu, nanti tong urus domba – domba ini dulu, atau tunggu pagi dulu. Mereka tidak menjadikan pekerjaan dan kesibukan sebagai alasan. Di bagian ini, tema Natal ini menjadi teguran bagi kita sebab bukankah kita seringkali menjadikan kesibukan pekerjaan sebagai alasan tidak beribadah? Para gembala menjadikan perjumpaan dengan Yesus sebagai prioritas karena itu, kesigapan dan kesediaan total para gembala ini menjadi contoh yang menegur cara hidup kita sekarang.
Hal ketiga: para gembala itu pergi; “kita pergi”. Pergi artinya bergerak berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Para gembala pergi dari padang ke Betlehem. Mereka pergi bukan sekedar untuk membuktikan apa yang mereka lihat dan dengar. Tapi mereka pergi menjadi saksi tentang Yesus, ayat 17 katakan: “Mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.” Mereka memberi waktu dan membawa diri secara fisik untuk mengalami sebuah perjumpaan yang nyata dengan Yesus. Ini sebuah teguran juga bagi kita Bp/Ibu, sebab zaman ini, semua serba online, anak muda sekarang sukanya “mager” (malas gerak). Banyak perjumpaan saat ini sudah digantikan dengan perjumpaan online. Ibadah juga online lalu kita mengabaikan perjumpaan yang nyata. Saya yakin kalau masa Yesus lahir itu sudah ada smartphone dan internet, para gembala juga para majus tetap berjumpa secara nyata bukan dengan video call atau zoom dll. Mari basudara bawa hidup berjumpa dengan Tuhan di persekutuan dalam perjumpaan yang nyata, selama katong masih bisa melangkahkan kaki datang ke Gereja, datang ibadah, kecuali ada sakit, ada di tempat tugas, ada di kapal dalam perjalanan sehingga katong ikut yang online. Kalo semua mau serba online, seng apa – apa kio, tapi kalo mati maka nanti pemakaman online juga yah? Zaman ini sudah semakin canggih tapi jangan iman tergilas oleh kecanggihan zaman ini.
Hal keempat, Para Gembala pergi ke Betlehem. Betlehem Efrata sebuah kota kecil di Yehuda, jaraknya kurang lebih 10 km dari Yerusalem. Betlehem berarti: Rumah Roti. Di Betlehem Raja Daud Lahir, Yesus lahir. Betlehem yang kecil sudah menjadi berkat besar. Katong yang merayakan Natal Yesus Kristus hari ini, yang mengalami perjumpaan dengan Yesus yang lahir di Betlehem hari ini, katong juga harus menjadi berkat bagi sesama. Para gembala mengalami pembaruan hidup dan sikap. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang optimis dan dengan sukacita “memuji dan memuliakan Allah”. Rahmat Tuhan dalam perjumpaan itu telah mengubah mereka. Merayakan Natal bukan hanya sekedar pesta dengan banyak makanan dan minuman, dengan baju baru dan dekorasi indah tapi merayakan Natal adalah dengan berbagi kasih dan sukacita dan berkat dengan sesama. Selamat Merayakan Natal dan Selamat Memasuki Tahun Yang Baru.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2 NATAL: MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM (Lukas 2:15)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.