KHOTBAH 2: MENANTIKAN KRISTUS DENGAN PERTOBATAN DALAM PERBUATAN KASIH, KEADILAN DAN RASA SYUKUR (Lukas 3:1-20)

Di tangan saya ada batu kecil, apakah Bpk/Ibu bisa melihat batu ini? (Bisa) Sekarang saya ganti dengan kerikil kecil sekali apakah Bpk/Ibu bisa melihat kerikil ini? (Tidak) Meskipun kerikil ini kecil dan Bpk/Ibu tidak bisa melihat karena jauh dan kecil, tapi jika kerikil kecil ini ada di dalam sepatu, ketika jalan pasti akan terasa kerikil ini. Apa yang kita lakukan? Tentu kita buka sepatunya dan keluarkan kerikil itu. Perjalanan hidup kita juga demikian, tidak ada dosa besar atau dosa kecil, doa yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Kita harus membereskan kerikil dosa di hidup kita terutama saat kita sedang menjalani Minggu Advent. Kita sedang menanti kedatangan Kristus yang sudah datang dan yang akan datang kembali. Apa yang kita lakukan dalam masa penantian ini? Kita harus bertobat dari segala dosa. Tema kita: Menantikan Kristus dengan Pertobatan dalam Perbuatan Kasih, Keadilan dan Rasa Syukur.

 

Bertobat adalah berbalik dari jalan yang salah, kembali kepada Allah dan tidak mengulangi lagi perbuatan salah yang pernah dilakukan. Orang yang bertobat harus menghasilkan buah-buah pertobatan. Yohanes menyampaikan hal tersebut kepada bangsa Israel. Orang Israel menganggap enteng pertobatan karena berpikir bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang dapat hak istimewa untuk keselamatan. Tapi Yohanes menyebut mereka sebagai “keturunan ular beludak”. Ular beludak adalah jenis ular tanah, sangat berbisa dan mematikan. Ini adalah simbol suatu sifat yang penuh kejahatan dan kelaliman.  Yohanes dengan keras menegur orang – orang Yahudi dan berkata bahwa Allah sanggup menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu - batu. Jika mereka tidak menghasilkan buah-buah pertobatan, maka mereka akan ditebang dan dibuang ke dalam dapur api. Yohanes Pembaptis sebagai perintis yang mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias yang akan datang. Maka seruan Yohanes kepada orang Yahudi: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu”. Jadi tidak cukup hanya berbalik dari jalan hidup yang salah, tubuh dan diri yang sudah tercermar dosa pun harus dibaptis, dimandikan, dibersihkan dan pengampunan Allah berlaku.

 

Buah-buah pertobatan dalam teks kita ini menunjuk pada tiga perubahan perilaku. Dalam bacaan kita ini ada tiga kelompok manusia yang bertanya kepada Yohanes apa yang harus dilakukan? Orang Banyak, Pemungut Cukai dan Prajurit. Buah pertobatan pertama pertama, Yohanes bicara tentang berbagi baju dan makanan kepada yang tidak punya. Buah dari pertobatan adalah perbuatan kasih. Peduli kepada sesama, tidak lagi mementingkan diri sendiri tetapi peka dengan keberadaan orang lain. Ini bukan hanya soal berbagi materi tetapi juga memperbaiki relasi dengan sesama. Yang masih menyimpan kemarahan, mari berdamai. Yang masih ada kebencian, mari mengampuni. Kasih bukan sekedar kata sifat tetapi kata kerja. Kasih bukan saja diucapkan tapi dilakukan. Nyatakanlah kasih sebagaimana Tuhan sudah mengasihi kita karena Yesus yang sudah datang menebus kita itu. Buah pertobatan kedua adalah melakukan keadilan. Kepada para pemungut cukai, Yohanes mengingatkan mereka akan integritas dalam pekerjaan. Jangan menagih lebih banyak dari yang telah ditentukan. Ketika ada kesempatan – kesempatan bagi kita untuk beroleh keuntungan dari orang lain. Jangan lakukan itu. Ini terkait dengan konteks Palestina yang saat itu sedang dikuasai oleh Kerajaan Romawi. Para pemuka masyarakat menjadi penjilat penguasa. Imam besar memperkaya diri. Pemungut cukai juga memanipulasi pajak untuk rakyat. Yohanes tegaskan bertobatlah dari cara hidup yang demikian. Buah pertobatan yang ketiga adalah hidup bersyukur. Kepada para prajurit Yohanes tegaskan jangan merampas dan memeras, cukupkan diri dengan gajimu. Belajar untuk selalu bersyukur dengan berkat besar/kecil yang kita terima. Jadi bukti nyata pertobatan ialah kesediaan merubah perilaku, yang tadinya berpusat pada diri sendiri menjadi berpusat kepada Allah.

 

Hal – hal seperti itulah yang juga Tuhan kehendaki dari setiap kita di masa Advent ini. Hasilkanlah buah-buah pertobatan. Bukan pertobatan namanya jika kita hanya menyesal saja di pikiran. Bukan pertobatan namanya jika masih mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Seruan Yohaens bagi Israel juga diperdengarkan bagi kita di minggu Advent yang ke -2 ini. “Bertobatlah…”, berbaliklah dari jalan hidupmu yang salah, ke jalan yang benar; berbaliklah dari prilaku dan sifat-fifat yang jahat ke pada hidup kudus. Siapkanlah hati dengan hidup yang benar dan kudus untuk menyambut kedatangan Tuhan. Mari buka hati untuk kasih Kristus agar segala jalan yang masih berbukit – bukit karena kesombongan, irih hati, egoisme, kepentingan diri sendiri dapat diratakan dan setiap hati yang berlekuk – lekuk karena dosa, kemalasan, kekerasan hati dan segala kejahatan dapat diluruskan. Yohanes sang perintis menyadari dirinya hanya merintis saja. Sang Mesias lebih berkuasa. Sang Mesias membaptis dengan Roh dan api. Tugas Yohanes adalah terus memberitakan Injil meskipun sampai difitnah dan dipenjarakan. Ada resiko dari hidup dalam pertobatan tapi buah-buahnya adalah berkat. Selamat menjalani minggu – minggu Advent. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: MENANTIKAN KRISTUS DENGAN PERTOBATAN DALAM PERBUATAN KASIH, KEADILAN DAN RASA SYUKUR (Lukas 3:1-20)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed