KHOTBAH 2: MENANTIKAN KRISTUS DENGAN SALING MENGASIHI DAN MEMBERKATI SERTA MEMULIAKAN TUHAN (Luk 1:39-56)

Setiap hari kita berjumpa dengan orang lain, ada yang berjumpa dan “say hello” sekedar basa basi. Ada yang “baku lewat tapi tra baku tegur”. Tapi perjumpaan Kristen harusnya menjadi perjumpaan yang saling menguatkan serta menjadi berkat. Dua perikop pembacaan kita hari ini dalam Lukas 1:39-56 yaitu tentang perjumpaan Maria dengan Elizabeth. Perjumpaan Maria dan Elizabeth adalah perjumpaan yang penuh sukacita, perjumpaan yang penuh kasih, perjumpaan yang saling memberkati – karena Allah dimuliakan atas segala pekerjaanNya. Ini sesuai dengan tema kita di minggu Advent ke – 4: “Menantikan Kristus Dengan Saling Mengasihi dan Memberkati serta memuliakan Tuhan atas segala PekerjaanNya”. Maria dan Elisabet adalah dua perempuan pilihan Allah. Elisabeth dipilih untuk melahirkan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Yesus.  Sedangkan Maria dipilih menjadi Ibu bagi Yesus sang Juruselamat. Maria dan Elisabet sama-sama mengandung dengan mujizat. Elisabet mandul dan sudah tua sedangkan Maria seorang perawan dan belum menikah. Oleh karena karya Allah, kedua wanita ini mengandung dan melahirkan. Allah mengubah hidup Maria dan Elisabeth menjadi penuh sukacita bahkan Maria menyanyikan Nyanyian Pujian bagi Tuhan.

 

Bagian Firman Tuhan dan tema ini memberi beberapa pesan bagi kita semua yang sudah berada pada Minggu Advent ke 4 hari ini, Minggu Advent trakhir dan kita akan memasuki Masa raya Natal bahkan kita akan menyongsong Tahun yang baru. Pertama, sumber sukacita dan damai sejati adalah dari Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memberi sukacita dan damai sejati. Sumber sukacita dan damai bukanlah uang, bukanlah baju Natal, bukanlah segala hiasan Natal, bukanlah kue-kue dan makan minum yang enak di Bulan Desember. Karena itu ketika kita disibukkan dengan berbagai hal di bulan desember ini, janganlah lupa satu hal yang penting. Buka hati untuk Tuhan supaya kita mengalami sukacita dan damai. Sukacita dan damai itu terjadi bila kita meresponi janji-jani Allah dan menyerahkan seluruh hati dan jiwa untuk bergantung kepada Allah, seperti Maria dan Elisabeth. Sebenarnya ada banyak alasan bagi Maria untuk tidak menaikan pujian. Ia belum menikah, tapi ia sudah mengandung. Tetapi Maria tidak merasa sesak walaupun ia terdesak. Ketika hidup Maria  diuji, ia tetap memuji Tuhan. Maria berkata “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku.”  Jika memasuki natal ini kita sedang berada dalam situasi yang sukar, tetaplah memuji Tuhan. Tetaplah mengimani Tuhan karena Tuhan jauh lebih besar dari masalah-masalah kita.

 

Kedua, sukacita dan damai itu bukan untuk pribadi kita sendiri. Sukacita dan damai itu harus dibagi dalam perjumpaan kita dengan sesama. Maria tidak menyimpan berkat keselamatan untuk dirinya sendiri. Maria pergi menjumpai keluarga Zakaria dan Elisabet. Maria menempuh perjalanan 160 km dari Nazaret ke Yehuda, bukan perjalanan yang dekat apalagi dalam kondisi hamil muda. Biasanya hamil muda macam – macam yang dirasa, ngidam dan lain sebagainya tapi kasih yang berkobar di hati Maria lebih besar. Kasih itu yang mendorongnya pergi menjumpai Elizabeth. Maria tidak menjadi perempuan yang sombong karena ia mengandung Juruselamat, Maria tidak menuntut dialah yang harus dikunjungi, bagi Maria yang terpenting adalah Allah dimuliakan. Di rumah Zakaria dan Elisabeth Maria menyatakan melanjutkan salam damai sejahtera Allah. Sebagaimana Maria pernah menerima salam damai sejahtera dari Malaikat Tuhan. Bagaimana dengan perjumpaan – perjumpaan kita selama ini?  Apakah kasih masih tampak dalam tindakan dan perkataan kita? Didunia maya maupun nyata orang saling membuli, ujaran kebencian, makian tanpa sopan santun. Kita akan merayakan Natal. Natal adalah penyataan kasih Allah. Karena itu nyatakan kasih bukan kasih yang pura - pura tapi kasih yang mengampuni, mendamaikan, menguatkan yang menghadirkan sukacita dan kegembiraan bagi yang lain. Perjumpaan - perjumpaan kita bukan sekedar untuk berbagi kesenangan, pesta pora tapi perjumpaan yang menjadi berkat. Ketiga, Maria dan Elisabet sungguh diberkati oleh karena Tuhan memperhatikan mereka. Maria dan Elisabet menerima kelimpahan rahmat dan pertolongan Tuhan. Maria menyanyikan pujian kepada Tuhan. Maria mengimani Allah berkuasa menyatakan perkara – perkara ajaib baginya. Allah memberkati orang benar - menghancurkan orang sombong, Allah mengangkat orang miskin, Allah memperhatikan umatNya. Saudara dan saya, kita juga sudah menerima kelimpahan rahmat Tuhan melalui Yesus Kristus yang sudah datang dan yang akan datang kembali. Oleh sebab itu marilah kita belajar melihat hidup kita dengan mata hati dan mata iman. Setiap hari Tuhan sedang melimpahkan rahmatNya untuk kita, seringkali satu atau dua pergumulan membuat kita tidak mensyukuri rahmat dan berkat-berkat Allah yang luar biasa. Janganlah kita menjadi robot yang tergilas rutinitas sehingga memiliki kebutaan mata hati dan sulit mengenali rahmat Allah yang melimpah. Marilah kita juga senantiasa terbuka untuk selalu diperbaharui menantikan Kristus dengan saling mengasihi, saling memberkati dan terus memuliakan Tuhan dalam hidup, kerja dan pelayanan. Selamat mengakhiri Minggu Advent. Menyambut Natal dan Menyongsong Tahun Baru. Tuhan memberkati. Amin.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: MENANTIKAN KRISTUS DENGAN SALING MENGASIHI DAN MEMBERKATI SERTA MEMULIAKAN TUHAN (Luk 1:39-56)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed