SIKAP DAN MENTAL ILAHI (II Korintus 10:1-11)
Mental kerupuk artinya adalah seseorang yang mudah goyah, rapuh, atau tidak kuat menghadapi tekanan dan masalah. Mentalnya seperti kerupuk yang ringan renyah dan mudah hancur. Sebaliknya, mental Baja berarti memiliki jiwa juang, semangat, tidak mudah menyerah, pantang mundur, selalu positif, bahkan tetap Bersyukur di tengah masalah. Rasul Paulus difitnah tapi ia menghadapinya dengan bukan dengan mental kerupuk dan lebih dari mental baja. Paulus menghadapinya dengan sikap dan mental Ilahi. Tema Kita: Sikap dan Mental Ilahi.
Sikap dan mental Ilahi menunjuk pada kelakuan, tindakan, pikiran dan prinsip hidup yang sesuai kehendak Tuhan. Bukan dengan cara duniawi, bukan dengan emosi manusia tetapi dengan mental yang dibentuk oleh Tuhan; dengan sifat dan karakter seperti Kristus. Paulus difitnah. Ia dituduh pengecut. Ia dianggap berani, tegas, dan keras hanya dari kejauhan atau melalui surat. Namun, ketika berhadapan muka, sikapnya dianggap lemah (ay. 10). Paulus juga dituduh memakai cara-cara duniawi dalam pelayanannya (ay. 3). Ia disebut pakai topeng pelayanan untuk mengeruk keuntungan materi. Fitnah itu sangat keji. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
Bagaimana Paulus menjawab tuduhan itu? Pertama, Paulus menjelaskan bahwa ia mempunyai wibawa rasuli. Bisa saja Paulus mendatangi jemaat di Korintus itu bertindak keras. Namun, hal itu tidak dilakukannya karena dapat mencederai Injil yang diberitakannya. Rasul Paulus menunjukkan sikap lemah-lembut dan sopan menasehati dan meminta bahkan ia meneguhkan sikapnya atas nama Kristus. Orang yang bermental Ilahi tidak perlu kasar, brutal, berkelahi sembarangan dan keras dengan prinsip yang tidak benar. Orang yang bermental ilahi itu lemah lembut. Lembut bukan berarti lemah. Mengalah bukan berarti kalah. Lemah lembut berarti orang itu memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dengan sabar dan rendah hati. Mengutamakan damai daripada amarah. Mementingkan cinta kasih daripada balas dendam. Lemah lembut bukan tanda kelemahan, melainkan cerminan kekuatan. Kedua, Paulus membantah bahwa ia menggunakan cara duniawi karena baginya cara itu akan sia-sia. Ia mengandalkan senjata Allah! Ketegasan Rasul Paulus adalah tentang kedasyatan kekuatan Allah, bukan hanya menghancurkan, merubuhkan yang buruk tetapi juga sanggup menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. Seseorang yang memiliki sikap dan mental Ilahi pasti taat dan setia kepada Allah. Bergantung sepenuhnya kepada Allah dan tunduk pada kedaulatan Allah. Seseorang yang memiliki sikap dan mental Ilahi tidak terpancing dengan cara – cara dunia ini untuk mempertontonkan kekerasan. Sikap dan mental Ilahi membuat kita mengasihi sesama dan menolong orang lain yang membutuhkan tindakan kasih kita. Bukan susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Bukan pura-pura mendukung di depan lalu menusuk dari belakang.
Kita juga dapat mengalami keadaan seperti Paulus. Difitnah. Diperlakukan buruk oleh orang lain. Menerima pelbagai tuduhan keji. Jangan marah! Tetaplah lemah lembut, berdoa, dan andalkan kuasa Tuhan! Jangan menggunakan senjata duniawi, untuk mengatasi masalah kita. Kenakan senjata Allah! Senjata duniawi berbicara mengenai ‘cara-cara instan, hikmat duniawi, mengandalkan kekuatan manusia’. Mungkin, kita bisa tertolong dengan menggunakan senjata duniawi, namun yakinlah itu tidak permanen. Malah kebanyakan yang terjadi adalah orang terjerat di dalamnya, seperti benang kusut yang tidak tahu ujungnya di mana. Senjata Allah itu penuh kuasa, kalau kita mengenakannya dengan benar, dan sesuai fungsinya! Yakinlah, bahwa ketika kita hidup di dalam kuasa-Nya, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Saat badai menerpa pandanglah pada Tuhan dan mendekatlah kepadaNya. Bukankah TUHAN satu-satuNya yang tak terguncangkan di tengah amukan gelombang kehidupan? Maka kala guncangan hidup menghajar kita, jangan memandang masa depan yang tampak pekat. Jangan membandingkan diri dengan nasib orang lain, Jangan pula memandang besarnya persoalan. Jangan panik dan tenangkan diri. Fokuskan pandangan ke satu arah: Tuhan. Percayakan diri pada pimpinan Tuhan, Mendekatlah pada Tuhan, Sebab Tuhan tahu apa yang di lakukan-Nya. Diperlukan sikap dan mental ilahi, agar kita dengan tenang dapat menyaksikan, betapa Tuhan tidak pernah tinggal diam, untuk menopang dan menolong anak – anakNya dalam tantangan, pencobaan dan godaan dunia ini. Selamat berkarya bersama kuasa Tuhan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "SIKAP DAN MENTAL ILAHI (II Korintus 10:1-11)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.