MENANTIKAN KRISTUS DENGAN MEMPERHATIKAN KEADAAN KITA DAN MEMBAHARUI DIRI KITA (2 Tim 3:1-9)

Hari ini kita sedang hidup di akhir zaman, sebelum Parusia atau kedatangan Yesus pada kali yang kedua. Akhir zaman ini, menururt catatan dalam Ibrani 1:1,2, ditandai dengan cara Allah berbicara kepada manusia, yaitu melalui dan di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Sebelumnya, Allah berbicara kepada manusia melalui nabi-nabi, tetapi sesudah nabi-nabi, Allah berbicara dan mengkomunikasikan diri-Nya melalui dan di dalam Anak-Nya. Yesus Kristus. Jadi sejak kelahiran Yesus sampai kenaikan-Nya ke Sorga kita sedang ada pada akhir zaman. Dalam kedatangan-Nya yang pertama Yesus menjalankan misi keselamatan Allah atas manusia yang berdosa. Misi ini berlangsung melalui dan di dalam kehidupan, penderitaan, dan kematian Yesus di salib. Jadi di akhir zaman ini manusia sudah mengalami keselamatan Allah. Karena itu, orang Kristen yang hidup di akhir zaman ini, adalah orang berdosa, yang sudah dibenarkan, dikuduskan dan dimuliakan Allah. Dosa tidak lagi berkuasa atas  orang Kristen, sehingga kehidupan orang Kristen, termasuk warga GKI, menjadi kemuliaan bagi Allah.

 

Tetapi, apakah hari ini, di akhir zaman ini, kehidupan manusia, termasuk manusia Kristen, hidupnya sudah menjadi kemuliaan bagi Allah? Apakah manusia di akhir zaman ini, termasuk manusia dalam GKI, sudah menjalani hidupnya sebagai orang-orang benar, orang-orang kudus yang menjadi kehormatan dan kemuliaan bagi Allah? Ternyata tidak! Kepada anak rohaninya, Timotius, Rasul Paulus mengingatkan “bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar” (ayat 1). Kenapa masa yang sukar? Karena manusia, termasuk orang Kristen, yang sudah diselamatkan oleh Kristus, tidak hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Dalam ayat 2 – 5, Paulus memberitahukan Timotius karakter manusia di akhir zaman ini, yaitu manusia akan:

·      Mencintai diri sendiri

·      Menjadi hamba uang

·      Membual

·      Menyombongkan diri

·      Menjadi pemfitnah

·      Berontak terhadap orang tua

·      Tidak tahu berterima kasih

·      Tidak peduli agama

·      Tidak tahu mengasihi

·      Tidak mau berdamai

·      Menjelekkan orang

·      Tidak dapat mengekang diri

·      Garang

·      Tidak suka yang baik

·      Suka berkhianat

·      Tidak berpikir Panjang

·      Berlagak tahu

·      Menuruti hawa nafsu

·      Tidak menuruti Allah

·      Tidak beribadah

Rasul Paulus menyebut karakter manusia yang jahat tersebut akan terjadi di akhir zaman. Dan hari ini kita dapat menyaksikan dan mengalami karakter jahat manusia itu. Semua sifat manusia yang dikatakan Paulus kepada Timotius itu hari ini menjadi kenyataan. Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya sedang tidak baik-baik saja. Perhatikan, bagaimana hubungan dengan Allah disebut baik jika manusia, dan orang Kristen secara khusus, tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah dan tidak beribadah kepada Allah? Ketika orang Kristen, termasuk warga GKI hidup tidak menurut kehendak Allah dan tidak beribadah kepada Allah, maka sifat-sifat yang lain mewarnai relasi dengan orang lain, misalnya membual/berbohong, sombong, tidak mengasihi, tidak mau berdamai, dan hamba uang, yang membuat manusia Indonesia hari ini banyak sekali korupsi, curi uang negara.

 

Jadi hari ini, di zaman akhir ini, hubungan manusia dengan Allah sedang ada dalam krisis, dalam kondisi yang buruk, karena manusia tidak taat kepada Allah, bahkan tidak beribadah kepada Allah. Mungkin saudara heran kalau dikatakan tidak beribadah kepada Allah, sebab di Indonesia ini, termasuk di tanah Papua tempat-tempat ibadah cukup banyak dan setiap jumaat, sabtu dan minggu selalu dikunjungi. Tetapi orang-orang yang datang ke tempat-tempat ibadah itu juga yang korupsi, yang ingat diri, yang sombong, yang tidak mengasihi, yang memusuhi dan tidak mau berdamai, dan yang “sumbu pendek”.  Tentang orang seperti ini Paulus bilang: “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya” (ayat 5).  Kelihatan secara fisik beribadah, pergi ke tempat-tempat ibadah, tetapi sesungguhnya ibadah-ibadah itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

 

Bagaimana dengan manusia dalam gereja, yang disebut orang Kristen, apakah juga ada yang memiliki karakter dan sifat-sifat seperti yang disebut Rasul Paulus itu? Apakah ada orang Kristen yang ingat diri, hamba uang, menipu, sombong, yang suka fitnah, yang tidak mengasihi, tidak suka berdamai, yang “sumbu pendek”, yang tidak menuruti kehendak Allah dan yang tidak beribadah kepada Allah? Dalam kerendahan hati dan penyesalan kita di hadapan Tuhan, kita harus akui bahwa sifat-sifat manusia yang disebut Paulus itu juga ada pada orang Kristen. Seharusnya tidak ada sifat-sifat yang jahat pada orang Kristen! Karena orang Kristen bukan lagi orang berdosa yang berada dalam kuasa kejahatan, melainkan orang yang sudah dibenarkan dan dikuduskan oleh Kristus di dalam penderitaan dan kematian-Nya di salib.

 

Oleh sebab itu, nasihat Rasul Paulus kepada Timotius: “Jauhilah mereka itu”! (ayat 5). Jauhi orang-orang yang sifatnya jahat tersebut. Jauhi mereka karena mereka orang yang memiliki sifat yang jahat. Mengapa harus menjauhkan diri dari orang yang punya karakter yang jahat tersebut?  Perhatikan ayat 6: “Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai nafsu”. Mereka yang punya kepribadian dan karakter yang jahat patut dijauhi karena bisa saja seperti disebutkan dalam ayat 6 itu, mereka mempengaruhi orang lain, sehingga orang itu menjadi jahat juga. Apalagi kalau yang dipengaruhi itu memang sudah dikuasai dosa, dia bertambah jahat dan hidupnya dikuasai oleh berbagai nafsu, sehingga “walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran” (ayat 7). Tanpa kita sadari seperti ini juga ada dalam jemaat-jemaat GKI. Orang terpengaruh dengan lingkungan yang buruk, sehingga walaupun dengar firman Allah, digembalakan tetapi tetap hidup jauh dari kebenaran.

 

Jadi alasan mengapa harus menjauhkan diri dari orang-orang yang punya kepribadian dan sifat yang jahat, adalah karena karekter jahat yang ada pada orang itu. Yang tidak bisa diterima adalah sifat-sifat yang jahat. Bergaul dengan seseorang siapapun orangnya boleh-boleh saja, tetapi jangan bergaul dengan sifatnya yang jahat itu. Boleh bergaul dengan siapa saja, bekerja sama dengan siapa saja, berteman dengan siapa saja, tetapi jauhkan diri dari sifat-sifat yang jahat. Dengan kata lain, kita bisa saja bekerja sama, bergaul dan berteman dengan orang yang punya suanggi, tetapi kita jangan jadi suanggi. Kita bisa saja kerjasama, bergaul dan berteman dengan pencuri, tetapi kita jangan jadi pencuri. Kita bisa saja kerjasama, bergaul dan berteman dengan penipu, tetapi kita jangan jadi pembohong. Jadi kita harus jaga status sebagai orang Kristen, yaitu orang yang tidak lagi hidup dalam kuasa dosa, karena sudah dibenarkan dan dikuduskan oleh Kristus. Betapapun jahatnya lingkungan sekitar kita, tetapi seorang Kristen, seorang warga GKI, tetap hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

 

Hari ini kita mulai memasuki minggu-munggu adven, minggu-minggu kita merenungkan dan menghayati kedatangan Kristus. Ada dua hal terkait kedatangan Kristus, yaitu kedatangan pertama dan kedatangan kedua. Kedatangan pertama kita peringati dan rayakan pada hari Natal, 25 Dember. Dalam kedatangan pertama Yesus menjalankan misi penyelamatan manusia, sehingga kita yang tadinya hidup dalam dosa, tetapi memperoleh pengampunan, dibenarkan dan dikuduskan oleh Yesus. Maka dalam minggu-minggu adven ini, mari kita evaluasi diri, apakah saya jalani hidup ini sebagai orang benar dan orang kudus, atau jangan-jangan saya sudah menjadi orang yang memiliki kepribadiaan dan sifat-sifat yang jahat. Kedatangan kedua, adalah kedatangan Yesus sebagai hakim untuk menyatakan siapa yang hidup dalam kebenaran dan kekudusan akan memasuki kehidupan kekal dalam langit yang baru dan bumi yang baru.

 

Karena itu, sekalipun kita hari ini masih hidup di dunia dan menghadapi berbagai kejahatan, tetapi marilah kita jaga dan jalani hidup ini sebagai orang benar dan orang kudus, bebas dari segala yang jahat. Sekalipun hari ini, kita bekerjasama, bergaul dan berteman dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang jahat, tetapi jauhilah hidup kita dari yang jahat, sebab kita adalah orang benar dan orang kudus dalam Kristus. Roh Kudus akan menjaga kita, agar kita tetap menjalani hidup ini sebagai orang benar dan orang kudus. Yesus pun berjanji: Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Amin!  (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)     

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "MENANTIKAN KRISTUS DENGAN MEMPERHATIKAN KEADAAN KITA DAN MEMBAHARUI DIRI KITA (2 Tim 3:1-9)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed