REFLEKSI UNTUK KAUM IBU: KEKASIHKU, KASIHKU, KEHIDUPANKU (Kidung Agung 2:8-17)
Di awali dengan games. Dalam hitungan ke – 3 masing – masing membuat gerakan bentuk love. Mencari pasangan 2 atau 3 orang dan dalam hitungan ke – 3 setiap pasangan membuat gerakan bentuk love. Pernah atau Tidak Pernah:
Merindukan seseorang yang dicintai
Menangis karena cinta
Marah karena cinta
Menipu orang lain demi orang yang dicintai
Tidak bicara dengan suami selama lebih dari 1 hari
Punya panggilan special atau panggilan khusus untuk suami atau anak
Menyimpan rahasia dari suami
Lupa hari ulang tahun anak atau suami
Memaafkan suami tapi masih menyimpan rasa kecewa
Mogok melakukan rutinitas: masak atau cucian karena kesal dengan suami/anak
Perempuan memang suka coklat dan bunga, tapi lebih suka dicintai dan mencintai. Adakah diantara kita yang tidak ingin dicintai? Semua ingin dicintai baik oleh suami, anak, saudara, orang tua. Walaupun pernah marah, pernah kesal, pernah menangis, pernah terluka, pernah kecewa karena cinta tapi perempuan selalu memberi hati yang penuh cinta. Cinta yang tak pernah menuntut namun selalu memberi bahkan berkorban. Seorang ibu/seorang istri rela lapar asal anak – anaknya dan suaminya kenyang. Dalam sakitpun, seorang istri/ibu masih tetap bekerja untuk menjamin semua hal dalam keluarga tetap baik. Ternyata satu hal yang dapat membuat kita menjadi pribadi yang memiliki hati yang kuat dan tangguh dalam mencintai adalah karena Yesus kekasih Jiwa Kita.
Kitab Kidung Agung berisi nyanyian cinta, puisi cinta yang menggambarkan keagungan cinta Tuhan bagi kita manusia. Sang kekasih mencari pujaan hatinya dipintu mempelai perempuan melihat dari kisi – kisi. Saling berhasrat untuk berjumpa dengan kelincahan dan semangat seperti kijang dan anak rusa. Saling menyapa dengan mesra: kekasihku, manisku, jelitaku, merpatiku. Saling memberi semangat melewati musim dingin menyambut musim semi, musim memangkas dengan penuh harapan. Saling memuja: merdu suaramu, elok wajahmu. Saling berkomitmen: kekasihku kepunyaanku dan aku kepunyaan kekasihku.
Tapi ada rubah – rubah kecil yang merusak kebung anggur yang sedang berbunga. Ternyata relasi cinta dalam keluarga, relasi cinta dengan Tuhan juga sering dirusak oleh hal-hal yang tampaknya sepele. Dosa-dosa yang tidak diakui, kesibukan yang menjadi alasan, kemalasan untuk belajar firman, cinta yang terbagi, awalnya terlihat tidak berbahaya, kita masih ke gereja dan aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani, status kita sebagai anak Tuhan tidak berubah. Namun, kita tak lagi menikmati hubungan yang intim dan indah dengan Tuhan. Kebun anggur kita tak lagi semerbak, habis dilalap rubah. Rubah-rubah kecil apa yang harus kita tangkap dan bereskan di hadapan-Nya hari ini?
Tuhan mencari kita karena cintaNya dan mempelai perempuan juga menjaga cintaNya. Kesetiaan mesti dua arah. Ingatlah cinta Tuhan, kita mesti merespons cinta Tuhan. Tuhan bukan sekedar menciptakan kita sebagai salah satu ciptaan. Tuhan menjadikan kita milik kepunyaanNya. Kita ada karena cinta Tuhan. Kita diselamatkan oleh cinta Tuhan. Cinta Tuhan telah nyata di dalam Yesus Kristus Juruselamat manusia. Juruselamat telah menebus kita tapi hidup kita tidak bereaksi terhadap apa yang Tuhan lakukan. Jadi berhentilah tergoda pada istana dunia ini. Cinta Allah digambarkan juga dalam musim kehidupan dan ciptaan Tuhan. Ciptaan yang Tuhan buat, bunyi air jatuh di genteng, suara kicauan burung, harum bunga yang semerbak itu menggemakan cinta Tuhan. Tuhan adalah kekasih jiwa kita. jadikan cinta Kristus terpatri abadi dihati kita. Hiduplah dalam cinta Tuhan. Cinta Tuhan menjadi kekuatan saat resah. Cinta Tuhan memberi penghiburan saat sesak. Teladanilah karakter Kristus yang penuh cinta dalam perbuatan kita yang saling mengasihi. Keluargamu: suami dan anak – anak merindukan bahasa cinta. Tetanggamu menantikan kepekaan hati dan tenggang rasa penuh cinta. Rekan kerjamu memerlukan topangan penuh cinta. Banyak orang disekitarmu sedang menanti uluran tangan penuh cinta. Hiasilah hidup dengan cinta Tuhan agar dunia dipenuhi cinta kasihNya dan kitapun menikmati tak terbilang banyaknya berkat cinta Tuhan, tak terbilang banyaknya nikmat penyertaan Tuhan dan tak terbilang banyaknya sukacita di dalam Tuhan. Amin.
Belum ada Komentar untuk "REFLEKSI UNTUK KAUM IBU: KEKASIHKU, KASIHKU, KEHIDUPANKU (Kidung Agung 2:8-17)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.