BERIMAN TEGUH DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN (Efesus 6:10-20)

Dunia yang di dalamnya umat manusia menjalani kehidupan adalah dunia yang masih dipengaruhi oleh berbagai kuasa jahat. Kuasa jahat ini dapat dialami dalam berbagai bentuk. Kuasa jahat itu bisa saja mengambil bentuk roh-roh jahat, bahkan bisa menjelma ke dalam penguasa-penguasa dalam masyarakat. Pertanyaannya, adalah bagaimana caranya orang Kristen menghadapi hal-hal yang jahat dalam dunia ini?  Mari kita perhatikan beberapa nasihat berikut ini. Pertama, “hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan” (ayat 10).  Ini merupakan prinsip dasar menghadapi berbagai kejahatan di dunia ini, yaitu: kuat di dalam Tuhan. Kejahatan dalam dunia ini hanya bisa dihadapi kalau kita kuat di dalam Tuhan. Kita sendiri tidak punya kuasa mengatasi tantangan kejahatan, hanya ketika ada di dalam Tuhan, yakni di dalam persekutuan dan kesatuan dengan Tuhan, kita ada “di dalam  kekuatan kuasa-Nya” (ayat 10). Karena itu, kalau selama ini ada orang Kristen yang jatuh ke dalam hal-hal yang tidak berkenaan kepada Tuhan, maka itu tanda kita tidak ada di dalam Tuhan, dan ketika kita tidak ada di dalam Tuhan, maka kekuatan kuasa-Nya pun tidak ada pada kita. Hal in pernah dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada orang Kristen di Filipi. Bertolak dari pengalamannya menghadapi berbagai tantangan hidup yang tidak mudah, Rasul Paulus katakan: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil 4:13). Jika kita ada di dalam Kristus, maka ada kekuatan menghadapi dan mengatasi berbagai masalah dalam hidup ini. Bahkan Yesus sendiri sudah mengingatkan: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Hanya orang Kristen yang ada di dalam Tuhan akan menang berhadapan dan melawan segala kejahatan yang ada di dunia ini, di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa.  

 

Kedua, “ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah” (ayat 13). Orang Kristen yang ada di dalam Tuhan, harus pula memperlengkapi diri dengan senjata Allah. Untuk apa? “supaya dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu”. Apa senjata Allah yang harus menjadi perlengkapan diri kita? Perhasikan ayat 14, “berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran”. Senjata Allah yang harus menjadi kelengkapan diri orang Kristen adalah kebenaran. Orang Kristen sesungguhnya adalah orang berdosa, namun sudah dijadikan benar oleh Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Karena itu, setiap orang yang beriman kepada Kristus adalah orang benar, dan oleh sebab itu harus menjalani hidup ini dalam kebenaran. Sekalipun dunia sekitar kita penuh dengan kejahatan, bahkan menawarkan kejahatan, tetapi orang Kristen harus tetap hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran adalah jati diri orang Kristen, tidak ada tipu dan kebohongan pada orang Kristen. Tidak ada kecurangan pada orang Kristen. Tidak ada korupsi pada orang Kristen. Orang Kristen kapanpun, dimana pun dan dalam keadaan apapun tetap dan selalu hidup dalam kebenaran, sebab di dalam Kristus orang Kristen adalah orang benar.

 

Selain kebenaran, senjata Allah yang harus menjadi kelengkapan diri orang Kristen adalah keadilan. Orang Kristen bukan saja orang benar, tetapi juga orang yang hidup adil. Orang Kristen tidak hanya memikirkan dan mengusahakan kesejahteraannya dan mengabaikan kesejahteraan orang lain, orang Kristen tidak hanya menegakkan keadilan untuk diri sendiri, melainkan juga berjuang dan bekerja bagi keadilan orang lain. Kita hari ini dalam jemaat berhadapan dan sedang menyaksikan keadaan yang tidak adil. Anggota jemaat ketika sakit bertahan saja di rumah tanpa perawatan, karena tidak punya uang, sementara anggota jemaat yang lain bisa berobat ke luar Papua bahkan sampai ke luar negeri. Ini tidak adil dalam satu persekutuan jemaat. Karena itu, istilah diakonia yang selama ini kita gunakan, dipertegas maknanya sebagai pelayanan kasih dan keadilan. Kita memberi bantuan diakonia, bukan supaya orang yang dibantu itu merasakan kasih Allah, tetapi juga mengalami keadilan Allah. Di samping kebenaran dan keadilan, senjata Allah yang patut digunakan sebagai kelengkapan diri orang Kristen adalah “kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” (ayat 15). Keadaan dunia yang jahat itu, bukan menjadi alasan bagi orang Kristen untuk tidak memberitakan Injil. Sebaliknya, justru di dalam dunia yang jahat ini Injil damai sejahtera itu harus diberitakan dan dinyatakan agar kehidupan manusia tidak dikuasai oleh kejahatan, melainkan berada dalam susana damai sejahtera Tuhan. Memang tidak mudah memberitakan Injil dalam dunia yang dipengaruhi oleh kejahatan, karena itu dianjurkan: “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman”(ayat 16).  Kerelaan memberitakan Injil patut dilakukan dalam iman, dalam penyerahan diri sepenuhnya dan membiarkan kuasa Allah bekerja dalam segala pekerjaan dan pelayanan kita. Ketika orang Kristen memakai perlengkapan sejata Allah, yaitu kebenadan, keadilan, kerelaan memberitaskan Injil dan perisai iman, maka keselamaan menjadi bagian pengalaman hidup ini. Dan oleh tuntutan firman Allah, kehidupan orang Kristen senantiasa berjalan dalam kebenaran.

 

Hal ketiga yang patut dilakukan dalam menghadapi berbagai kejahatan dalam dunia ini adalah berdoa. Perhatikan ayat 18: “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus”. Berdoa yang dianjurkan bukan doa sambil-lalu dan kalau ingat baru berdoa, bukan doa seperti ini yang dimaksud. Ini doa dalam kesungguhan, doa seorang yang hidup di dalam Tuhan, doa seorang yang hidup dalam kebenaran dan keadilan, doa seorang yang beriman. Karena itu dianjurkan, “berdoalah setiap waktu”. Kapan dan dimana saja, orang yang ada di dalam Tuhan pasti hidup dan waktunya adalah berdoa. Bukan pula berdoa menurut dan untuk memenuhi keinginan nafsu manusiawi kita, melainkan berdoa “di dalam Roh”. Berdoa dengan menempatkan semua yang didoakan dalam kehendak Allah dan berasal dari hati dan hidup yang  ada dalam kebenaran; sebab, barangsiapa menyembah Bapa di sorga harus “menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran”(Yoh 4:24). Biarlah kiranya dalam Bulan Bina Keluarga ini, oleh pertolongan Roh Kudus keluarga-keluarga GKI di Tanah Papua, terbaharui dan mengalami pertumbuhan untuk semakin dewasa ada di dalam Tuhan, semakin kuat hidup dalam kebenaran dan keadilan serta semakin kokoh dalam kerelaan memberitakan Injil di tengah kehidupan masyarakat yang terus-menerus di pengaruhi hal-hal yang jahat. Kebiasaan berdoa setiap malam selama BBK ini kiranya menumbuhkan budaya baru pada setiap keluarga GKI, yaitu budaya berdoa setiap waktu, sehingga rumah keluarga GKI menjadi sebuah rumah doa, bagi kemuliaan Allah Bapa di sorga. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "BERIMAN TEGUH DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN (Efesus 6:10-20)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

JADIKANLAH HIDUPMU SEBAGAI PANUTAN ( 3 Yohanes 1:1-4)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed