KHOTBAH 2: PEREMPUAN YANG MENJADI BERKAT (Ester 2:1-18)

Perempuan itu open: orang penting. Dunia tanpa perempuan bagaikan sebuah taman tanpa bunga, buku tanpa judul, sayur tanpa garam dan kerajaan tanpa raja. Karena itu di dalam keluarga, gereja dan masyarakat, perempuan tidak boleh dipandang remeh atau disepelekan. Tema kita saat ini berdasarkan Ester 2:1-18 adalah perempuan yang menjadi berkat. Ester adalah seorang perempuan muda yang disukai banyak orang. Bukan hanya karena cantik parasnya, tapi juga baik karakternya. Ester memiliki kecantikan dari luar dan dari dalam (inner beauty). Setiap orang yang menjumpainya menaruh kasih kepadanya, mulai dari Hegai, kepala rumah tangga istana, sampai sang raja Ahasweros sendiri yang mencari ratu pengganti Ratu Wasti. Raja memilih Ester menjadi ratu di kerajaan Persia dan mengadakan perjamuan atas penobatan itu serta membebaskan rakyat dari pajak.

 

Nama Yahudi Ester adalah Hadasa yang berarti tanaman murad, sedangkan nama Ester sendiri berarti bintang. Ester seorang anak yatim piatu, tidak berbapa dan beribu yang kemudian diangkat menjadi anak oleh Mordekhai. Raja Ahasyweros yang kecewa karena Ratu Wasti atas usul para pembesar kerajaan melakukan semacam sayembara untuk memilih pengganti Ester. Bisa dibayangkan bahwa tentu semua perempuan menginginkan posisi Ratu itu, siapa yang tidak mau? Banyak gadis muda ikut serta. Ester diperlakukan sebagaimana gadis-gadis lainnya yang harus mengalami masa karantina. Selama masa karantina tersebut para gadis, termasuk Ester menjalani perawatan kecantikan dan kebugaran tubuh sebelum mendapat giliran menghadap raja Ahasyweros. Selama 1 tahun dengan perawatan khusus wangi – wangian yakni 6 bulan dengan minyak mur dan 6 bulan lagi dengan minyak kasai dan wewangian yang lain. Ester menghadap Raja dan ia tidak menuntut sesuatu apapun bagi dirinya selain yang dianjurkan oleh Hegai. Ester bukan pribadi yang neko – neko. “Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti”. Raja mengadakan suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.

 

Ester adalah seorang perempuan yang sebenarnya belum memenuhi kualifikasi sebagai Ratu. Ester bukan keturunan berdarah biru. Tidak ada darah bangsawan pada Ester. Ester bahkan adalah orang asing dan seorang buangan di Persia serta anak yatim piatu. Tapi Esterlah yang terpilih menjadi Ratu menggantikan Wasti. Bukan saja karena Ester memiliki kecantikan luar maupun dalam. Dan satu hal yang sangat penting adalah karena tangan Tuhan yang menolong, karena rencana dan karya Tuhan yang tidak dapat digagalkan manusia. Tuhan menjadikan Ester dalam jabatannya sebagai Ratu untuk menyatakan pemeliharaanNya atas Israel. Jadi meskipun kata Tuhan tidak muncul di dalam seluruh Kitab Ester (jika kita membaca keseluruhan kitab Ester ini, kita tidak menemukan kata Tuhan), tapi kisah Ester, kisah Israel di masa Ester menunjukan bagaimana Tuhan bekerja dibalik setiap peristiwa sejarah dan peristiwa kehidupan manusia. Tuhan memakai Ester menjadi berkat. Tuhan menggenapkan rencanaNya atas Israel melalui Ester. Ester perempuan yang menjadi berkat.

 

Pribadi yang menjadi berkat bukan soal siapa kita secara fisik, status sosial kita, jabatan kita dan lain sebagainya tapi bagaimana kehadiran kita, keberadaan kita berdampak berkat bagi orang lain. Seperti Ester menjadi pribadi yang taat dan tidak ingat diri sendiri tapi memikirkan kepentingan banyak orang, kepentingan Israel. Ester dapat meminta apa saja termasuk harta, kekayaan, kedudukan, dan lain sebagainya, mengingat masa kecilnya mungkin sangat berat sebagai seorang yatim piatu. Ester tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan dan hal tersebut dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia (ay. 15). Sepanjang Agustus, pembacaan kita mulai dari Ezra, minggu yang lalu Nehemia dan sekarang Ester. Mereka semua adalah pribadi-pribadi baik laki – laki dan perempuan yang mempunyai kehidupan mapan dan jabatan bagus tapi memiliki kerendahan hati dan memberi diri mereka untuk kepentingan bangsa Israel. Karena itu menjadi pesan penting bagi kita: Pertama, pola asuh dalam keluarga Mordekhai yang mendidik dan mengasuh Ester, berhasil membentuk Ester memiliki pribadi yang baik.  Penerapan pola asuh yang berkarakter Kristiani harus menjadi ciri khas didikan yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Jadilah orang tua yang mencerminkan teladan kasih Allah bagi anak-anak dalam keluarga. Sebagai orangtua, Mordekhai tidak memanfaatkan keberuntungan Ester untuk meminta kedudukan dan jabatan, tetapi Mordekhai terus menuntun dan mendampingi dalam posisinya sebagai orang tua yang mangasihi anaknya. Wibawanya sebagai orangtua itulah yang membuat Ester sang anak angkat sangat mengasihi dan menghormati Mordekhai. Kedua, Ester memiliki dampak positif bagi orang lain. Ketika Ester terpilih menjadi Ratu, hal tersebut tidak hanya memiliki pengaruh positif bagi dirinya dan juga Mordekhai, atau bangsa Yahudi, tetapi karena terpilihnya Ester menjadi permaisuri, raja Ahasyweros jadi bermurah hati dengan menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah kepada rakyatnya (ay. 18). Demikian juga, kehidupan kita sebagai orang-orang percaya juga tidak boleh hanya berdampak pada lingkungan jemaat saja, tetapi kita harus keluar dan menjadi garam serta terang dunia (Mat 5:13-14).

Ketiga, Ester berhasil bukan karena bakat alamiah atau ketundukan pada otoritas semata-mata, melainkan karena Allah yang bekerja melalui berbagai peristiwa di dalam hidup Ester. Penyertaan Allah berdampak atas Mordekhai, Hegai, Raja Ahasyweros, dan Ester. Kitab Ester menegaskan bahwa Tuhan selalu bekerja meskipun tidak nampak atau bahkan tidak disebutkan dalam suatu kitab. Bagi kita, keberhasilan seseorang tidak pernah terlepas dari penyertaan Tuhan. Kita bersyukur karena diciptakan secara unik dan diperlengkapi dengan berbagai bakat/karunia. Akan tetapi, semua itu tidak secara otomatis menjamin keberhasilan kita. Seberapa besar keterlibatan Tuhan dalam hidup kita dan kebergantungan kita kepada-Nya menjadi penentu yang terbesar. yang terpenting adalah apa yang sedang Tuhan kerjakan melalui kita. Ester namanya berarti bintang. Jadilah bintang meskipun kecil tapi dapat menyinari gelap. Bintang kecil yang ditempatkan Tuhan dialam semesta. Bintang kecil yang tidak bergantung pada dirinya tetapi pada sang sumber Terang. Bintang kecil yang terus bercahaya dan menjadi berkat. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: PEREMPUAN YANG MENJADI BERKAT (Ester 2:1-18)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed