KHOTBAH 2; BERDOA BAGI SESAMA (Nehemia 1:1-11)

Kita ada di sini, duduk bersama dalam persekutuan yang beribadah saat ini, sungguh ini adalah sebuah anugerah. Mari semua kita tarik nafas, yah tarik nafas panjang, okey hembuskan. Kita masih bernafas. Kita masih hidup. Luar biasa. Terkait dengan bernafas, kita sering mendengar ungkapan: doa adalah nafas hidup orang percaya. Betapa pentingnya berdoa seperti halnya bernafas. Tidak bernafas lagi berarti mati. Sesak nafas berarti ada yang tidak beres dengan kesehatan. Berdoa sesekali saja berarti ada yang tidak beres dengan hidup kita. Lupa berdoa, tidak berdoa berarti kita sudah mati secara rohani meskipun masih hidup. Semoga kita semua yang masih bernafas adalah orang – orang yang bukan saja hidup secara jasmani tapi juga masih hidup secara rohani. Puji Tuhan kalau kita hidup dan sehat secara jasamani dan juga rohani karena kita bernafas dan tekun berdoa. Tapi masih ada tapinya? Jika kita bernafas maka itu untuk diri kita sendiri, organ tubuh dan paru – paru kita sendiri. Berdoa tidak demikian. Kita tidak berdoa untuk diri kita sendiri saja tapi kita juga berdoa bagi sesama. Berdoa bagi sesama adalah tema kita hari ini.

 

Jika pembacaan pada minggu yang lalu, Ezra berdoa dalam perkabungan dan penyesalan untuk pemulihan bagi Israel. Maka pembacaan kita hari ini dalam Nehemia 1:1-11 berisi doa Nehemia bagi orang Israel. Nehemia seorang Juru Minuman Raja Artahsasta, Raja Persia. Juru Minuman bertugas mencicipi Anggur Raja untuk memastikan minuman bagi Raja tidak beracun dan aman. Jadi ini sebuah posisi penting, karena ini menentukan hidup dan keselamatan Raja tambah lagi Nehemia berada dalam lingkungan istana Raja. Posisi seperti Nehemia adalah posisi yang diinginkan banyak orang.  Hidup nyaman dan posisi mantap. Tra usah sibuk pikir yang lain. Apakah Nehemia demikian? Tidak yah Bpk/Ibu, Nehemia selalu mencari tahu bagaimana keadaan bangsanya. Nehemia bergumul dengan kehidupan Israel. Tubuhnya di istana Raja Artahsasta tapi hatinya di Yerusalem. Itu sebabnya ketika mendengar laporan dari Hanani saudaranya dan bebeberapa orang dari Yehuda bahwa sisa Israel yang terluput itu ada dalam kesukaran besar, bahwa tembok Yerusalem yang menjadi kebanggaan dan kehormatan bangsa Israel sudah diruntuhkan. Nehemia menangis dan berkabung. Hatinya sangat sedih. Tapi Nehemia tidak sekedar meratap. Ia berpuasa dan berdoa kepada Tuhan, Allah semesta langit. Apa yang didoakan Nehemia? Dalam doanya, Nehemia mengakui siapa Allah. Allah semesta langit, Allah yang berkuasa, maha besar dan dahsyat. Allah yang penuh kasih dan setia pada perjanjianNya. Relasi Allah dan Israel diikat oleh perjanjian Kasih Setia Allah. Nehemia mengaku dosa, dosanya, dosa keluarganya, dosa bangsanya. Dan Nehemia memohon belas kasihan Allah agar telinga Allah mendengar doanya, mata Allah melihat kesukaran Israel, tangan Allah yang kuat membebaskan Israel. Nehemia berdoa dalam iman. Nehemia meyakini Tuhan berpihak kepadanya. Ini doa Nehemia sebelum menghadap Raja dengan wajah muram dan menyampaikan kerinduannya pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok Yerusalem.

 

Ketika kita menghadapi situasi sukar dan pergumulan, berdoalah kepada Tuhan. Rendahkanlah diri di hadapan Tuhan, koreksi diri, mohon ampun dari Tuhan dan bertobat. Tuhan itu Allah yang besar. Ia Tuhan semesta Alam yang pegang kendali atas hidup kita. Ia Tuhan pemilik hidup. Ia memberi kekuatan dalam pergumulan kita sehingga kita tidak hancur. Seburuk apapun kita Dia tetap mengasihi dan mencintai kita. Ia ingat perjanjianNya ketika kita taat dan setia kepadaNya. Seringkali ketika menghadapi situasi sulit dan pergumulan berat, kita malah sibuk memikirkan solusi lain, mencari kekuatan dunia dan lupa bersandar pada kekuatan Tuhan. Iman kita bukan ditujukan pada orang yang berdoa, pada minyak atau pada ramuan. Orang yang berdoa hanya alat. Minyak, obat, ramuan hanyalah sarana. Jangan mengalihkan percaya kepada Tuhan bagi sesuatu apapun atau seseorang di dunia ini. Pemulihan, kesembuhan, pengampunan hanya dari Tuhan saja. Inilah yang membendakan iman Kristen dengan iman yang lain. Dalam iman Kristen hidup, pengampunan, keselamatan adalah kasih karunia Tuhan, dan itu pasti terjadi, karena Tuhan selalu memenuhi janji-Nya. Jadi apapun keadaan kita jangan lupa berseru pada Tuhan, jangan lupa panggil nama Tuhan. Mari saling mendoakan satu sama lain. Berdoalah bagi sesama, bagi jemaat ini, bagi gereja ini, bagi kota ini, bagi Tanah ini, bagi bangsa ini. Ketika jadi “orang besar” jangan lupa diri, lupa orang lain apalagi lupa Tuhan. Nehemia termasuk "orang besar" tetapi dia tidak melupakan keadaan bangsanya, dia juga tidak malu merendahkan diri dan berdoa bagi Tuhan untuk bangsanya itu. Memiliki kekuasaan dan jabatan bukan alasan untuk tidak mengandalkan Tuhan. Tetapi biarlah kiranya jabatan, kedudukan, kekuasaan dan strata ekonomi yang ada pada kita, kita gunakan itu sebagai kesempatan untuk menolong orang lain atau membantu orang lain. Nehemia berdoa dan bertindak. Raja mengizinkan Nehemia pulang kampung membangun tembok itu. Dengan pertolongan Tuhan tembok Yerusalem bisa dibangun.

Doakan apa yang engkau kerjakan...

dan kerjakan apa yang engkau doakan ...

Lakukan apa yang menjadi bagianmu...

dan biarkan TUHAN melakukan apa yang menjadi bagian-Nya dalam hidupmu. Ingat Yesus hanya sejauh doa, tidak ada yang mustahil untuk dilakukanNya menjawab doa – doa kita. Masih bernafas? Tetaplah Berdoa dan Berdoalah bagi sesama. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Komentar untuk "KHOTBAH 2; BERDOA BAGI SESAMA (Nehemia 1:1-11)"

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed