BAHAN KHOTBAH: PEMULIHAN KEBAKTIAN KITA (Ezra 9:1-15)

PENDAHULUAN

Hampir setiap hari selama seminggu ada ibadah yang terjadwal dalam jemaat – jemaat kita. Namun jangan – jangan ibadah yang kita ikuti hanya menjadi sebuah rutinitas biasa.  Pada ibadah hari minggu selalu ada unsur pengakuan dosa. Tapi jangan – jangan, pengakuan dosa hanya menjadi semacam ritus (ibadah secara seremonial) tanpa pertobatan nyata. Tema “Pemulihan Kebaktian Kita” menjadi koreksi bagi kita pada tahun pemberdayaan ini agar kita semakin berkomitmen menjadi umat yang setia dan hidup berkenan bagi Tuhan. Dengan demikian proses pemberdayaan menjadi semakin berkualitas karena disertai dengan perilaku hidup yang benar dan yang sejalan dengan ritus – ritus ibadah.

 

Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 1:1) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka. Setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia yakni Koresh, Darius, dan Artahsasta. Setelah kembali dari Babel, Israel membangun kembali bait Allah dengan proses yang tidak mudah tapi setelah Bait Allah selesai dibangun, kehidupan umat kembali seperti sebelumnya karena cara hidup kawin campur. Israel kembali melupakan Tuhan. Ezra lalu melakukan Restorasi bangsa dan Reformasi Spiritual. Ezra adalah seorang imam dan ahli dalam hukum Taurat. Nama "Ezra” secara harfiah berarti "pertolongan" atau "bantuan". Ezra bertekad meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. Ezra memulihkan peribadatan dan kepatuhan terhadap Taurat di antara umat Israel. Ezra mengajarkan bangsa Israel untuk menuruti hukum Taurat dan menyucikan diri dari perkawinan campur dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ezra 9:1-15 menggambarkan masalah serius yang dihadapi oleh umat Israel yaitu kawin campur dengan bangsa – bangsa asing. Praktek kawin campur bertentangan dengan hukum dan perintah Allah dalam Taurat. Ezra memahami bahwa kasih karunia dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan kepada kaum sisa yang kembali dengan membangkitkan harapan dan visi tentang masa depan, membangun kembali bait Allah dari puing-puing dan memberikan mereka tembok perlindungan, kini diancam oleh ketidaktaatan umat kepada Allah. Oleh sebab itu, Ezra membawa pengakuan dosa Israel.

 

PENJELASAN TEKS

Ayat 1-2

Ezra mendengar laporan bahwa orang Israel tidak memisahkan diri dari kekejian hidup penduduk orang Kanaan dan sekitarnya. Orang Israel tidak lagi hidup kudus karena telah mengambil isteri dari bangsa lain itu. Praktek kawin campur seperti ini merupakan pelanggaran serius (bdk.Ul. 7:3-4) sehingga disebut sebagai perbuatan tidak setia. Apalagi yang memberikan contoh buruk adalah para pemuka dan penguasa terlebih dahulu.

 

Ayat 3-15

Respons Ezra terhadap laporan itu adalah mengoyakkan pakaian dan jubah, mencabut rambut di kepala dan janggut lalu duduk tertegun sampai korban petang. Ezra terkoyak hatinya dan berdukacita atas perilaku Israel. Mengoyakkan pakaian dan jubah serta mencabut rambut dan janggut adalah tanda perkabungan. Kata jubah memakai kata Ibrani: “umeili” dari kata dasar “meil” menunjuk pada pakaian bagian luar yang dirobek sebagai tanda dukacita. Ezra juga mengoyakkan jubah yaitu pakaian bagian dalam. Teks ini memakai kata Ibrani “bigdi” dari kata “beged” yaitu pakaian dalam yang dipakai oleh orang – orang terhormat yakni imam. Di Israel, mengoyakkan pakaian atau jubah merupakan tanda berkabung, yang menyiratkan pengakuan dosa. Mengoyak berarti mencabik, merobek, dan membuat pakaian menjadi compang camping. Bagi orang Yahudi, mengoyakkan pakaian berarti simbol perendahan diri, tanda penyesalan, dan kesadaran untuk bertobat dari segala perbuatan yang jahat. Apalagi disertai dengan mencabut rambut dan janggut menunjukan sebuah dukacita yang sangat mendalam serta rasa malu dan penyesalan yang tak terkira. Perkabungan Ezra itu dilakukan sampai korban petang. Salah satu tata cara ibadah di Kemah Pertemuan adalah mempersembahkan korban anak domba pada waktu pagi dan petang. Domba yang berumur setahun dikorbankan dan dibakar di atas mezbah, baunya harum dan menyenangkan Tuhan. Dengan korban bakaran ini Tuhan menguduskan bangsa Israel (Keluaran 29:38-39).

 

Pada waktu korban petang, Ezra berlutut dan berdoa kepada Tuhan. Di awal doanya, secara pribadi Ezra mengakui kesalahan bangsanya: ” … aku malu dan mendapat cela karena dosa kami yang telah menumpuk dan membubung ke langit”. Ezra mengakui dosa Israel dari zaman nenek moyang yang mengakibatkan penghukuman Tuhan dalam pembuangan yang sedang dialami Israel. Ezra mengakui kasih karunia Allah yang dialami Israel, sebab meskipun diperbudak tapi Israel tetap disertai dan beroleh kasih dari Raja Persia sehingga dapat membangun kembali Bait Allah dan Tembok Yerusalem. Tapi kemudian umat meninggalkan perintah Tuhan lagi dengan hidup cemar dalam praktek kawin campur itu. Ezra mengakui Tuhan sebagai Tuhan yang Mahabesar, tidak ada seorangpun yang sanggup tahan berdiri di hadapan Tuhan. Tuhan berdaulat dan berkuasa mutlak atas segala sesuatu. Tidak pantas berbicara kepada Allah yang berdaulat tanpa mengakui kedaulatan-Nya yang mutlak. Itulah sebabnya Ezra memohon dengan hati yang hancur dan kerelaan untuk merendahkan diri karena kasih yang begitu besar bagi umat Tuhan.

 

Doa pengakuan Ezra ini mengingatkan, mengajar, dan memurnikan semangat pembaruan sebagai umat pilihan. Ezra menyesali perbuatan dosa yang bangsanya telah lakukan kepada Allah. Ezra terkejut, malu, dan sangat sedih karena kesalahan umat. Ezra berdoa kepada Allah dalam kerendahan hati dan dengan air mata. Ezra menyatukan dirinya dengan mereka yang didoakan olehnya dengan menyebut "dosa-dosa kami" dan "kejahatan-kejahatan kami. Ezra sangat sadar akan kasih karunia dan kemurahan Allah sehingga mengharapkan akan melihat pengampunan dan pemulihan umat itu

 

APLIKASI

a.      Tuhan adalah Allah yang besar, yang berkuasa dan berdaulat. Allah yang menghukum tapi juga mengampuni dosa. Sebagai orang – orang yang sudah diampuni, meskipun kita berada di dalam dunia tapi kita dipanggil untuk hidup terpisah dari dunia. Orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan haruslah menjadi umat yang kudus. Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini dan janganlah mengikuti cara hidup duniawi. Berilah diri dipimpin Roh Kudus untuk hidup benar dan berani berbeda cara hidup dunia.

b.      Ibadah kita bukan hanya sekedar seremonial belaka. Dalam ibadah kita mesti mengalami kuasa kehadiran Tuhan. Kita mesti memiliki kerinduan yang sungguh untuk berjumpa dengan Tuhan dalam ibadah – ibadah kita. Kitapun mesti menikmati perjumpaan dengan Tuhan yang menguatkan dan memulihkan hidup kita. Pengakuan dosa dalam ibadah bukan sekedar ucapan dibibir saja tapi mesti berisi penyesalan yang sungguh atas hidup yang cemar dihadapan Allah serta disertai pertobatan yang sungguh dalam kehidupan nyata dengan melakukan kehendak Allah. Pengampunan dari Kristus adalah anugerah yang sangat besar bagi kita. Karena itu kita patut menyadari bahwa kita tidak layak tetapi di dalam penebusan Kristus kita dilayakan. Karena itu janganlah sia – siakan anugerah pengampunan dosa dari Tuhan dengan terus menerus berbuat dosa dan menikmati kehidupan dosa.  Tema “Pemulihan Kebaktian Kita” mesti menjadi komitmen pembaruan cara menghayati ibadah – ibadah yang bukan sekedar seremonial tapi juga komitmen hati dalam kesungguhan perjumpaan dengan Tuhan yang tampak dalam hidup sehari – hari.

c.      Seperti Israel yang senantiasa melanggar, demikian juga kita adalah orang-orang yang terus menerus memberontak kepada Allah di dalam hati, perkataan, perbuatan, dan hidup kita. Marilah kita menjaga diri sebaik mungkin agar kita tidak jatuh lagi ke dalam dosa. Hidup manusia memang lemah dan rapuh karena itu kita mesti bergantung sepenuhnya kepada Allah sehingga kita tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama!

d.      Pertobatan berawal dari rasa sesal akan dosa, yang lahir dari hati yang menyadari dosa dan berkomitmen untuk bertobat. Mari kita memperbarui hidup dan meninggalkan perilaku dosa yang selama ini kita lakukan. Berhentilah melakukan hal-hal yang salah dan mulailah melakukan hal-hal yang benar. Allah menghargai penyesalan kita dan Ia sanggup memakai penyesalan itu untuk menyatakan rencana-Nya yang besar dalam hidup kita.

e.      Bukan jari telunjuk tapi air mata. Itulah yang dilakukan Ezra. Ia tidak menunjukkan jarinya sebagai tanda menghakimi Israel. Ia mengeluarkan air mata, bukan bagi mereka yang berdosa, tetapi air mata kesedihan yang menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah mendukakan Allah dan sudah gagal lagi. Sikap demikianlah yang seharusnya dimiliki Kristen bila melihat saudara seiman berbuat dosa. Bukan menunjukkan jari kepada mereka sebagai penghakiman, tetapi biarlah hati kita remuk dan menyesal, dan mengungkapkan pengakuan bahwa tanggung jawab kita bersama untuk saling mengingatkan, menjadi kudus, dan menjaga kekudusan sebagai umat Allah.

f.        Tidak ada seorang pun yang luput dari dosa. Dalam kaitannya dengan kelemahan dan keterbatasan kita menghadapi kuasa dosa Itulah, mengakibatkan Tuhan Yesus menganugrahkan kepada kita Roh Penolong, yaitu Roh Kudus. Peran Roh Kudus, dihadirkan kepada kita, untuk mengingatkan kita bahwa penebusan dosa yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita melalui kematian dan KebangkitanNya, hanya berlaku sekali. Karena itu, Roh Kudus, senantiasa mengingatkan kita untuk memanfaatkan hidup yang Tuhan Yesus berikan, agar kita dapat melakukan yang terbaik bagi Tuhan.

 

TATA IBADAH MINGGU I

Pembukaan                    : Nyanyian Rohani 4:2,3

Pujian                            : Nyanyian Rohani 16:3

Pengakuan Dosa            : Kidung Jemaat 29:1,2

Pemberitaan Anugerah    : Kidung Jemaat 29:4

Pengakuan Iman            : Nyanyian Rohani 86:3

Persembahan jemaat      : Mazmur 136:1-20

Pengutusan                   : Mazmur 1:1-3

Penutup                        : Kidung Jemaat 413:1-3

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "BAHAN KHOTBAH: PEMULIHAN KEBAKTIAN KITA (Ezra 9:1-15)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed