KHOTBAH 2: PILIHAN YANG TEPAT (I Samuel 16:1-23)
Berjumpa dengan Tuhan di dalam BaitNya saat ini adalah pilihan kita. Ada orang yang saat ini memilih melanjutkan tidur atau bermalas-malasan di rumah. Ada orang yang memilih untuk pergi ke tempat rekreasi. Dalam hidup ini, kita memilih dan memutuskan banyak hal, mulai dari memilih baju yang dipakai dan hari ini kita pakai baju Etnik Moi. Dalam soal memilih, kita pasti kita memilih yang terbaik. Saat pergi ke Jembatan Puri untuk beli ikan, kita akan pilih ikan bukan hanya soal harga tapi juga ikan yang baik, baru dan segar. Pilihan yang tepat adalah tema kita minggu ini. Apa standart dan bagaimana pilihan yang tepat itu? Mari kita lihat dari bacaan kita I Samuel 16:1-23.
Saul telah ditolak oleh Tuhan, Samuel berduka karena Saul. Bagian akhir pasal 15 bahkan menyebutkan Tuhan menyesal telah menjadikan Saul sebagai Raja atas Isreal. Saul adalah contoh orang pilihan yang menyia – nyiakan status Raja yang terpilih. Maka Tuhan memilih pengganti Saul dari antara anak – anak Isai. Tuhan turut “campur tangan” dalam proses pemilihan Raja di Israel sebab sesungguhnya Tuhanlah Raja atas Israel. Siapapun yang menjadi Raja atas Israel haruslah berkenan bagi Tuhan. Raja di Israel bukan sekedar pemimpin politik. Raja menentukan hubungan umat dengan Allah. Apabila Raja melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, itu mengakibatkan orang Israel berdosa pula (I Raja – raja 15:34).
Tuhan menyuruh Samuel untuk pergi menjumpai Isai dan mengurapi orang yang dipilih Tuhan. Ternyata cara Tuhan memilih dan menentukan seseorang untuk maksudNya juga berbeda dengan pilihan manusia. Tuhan tidak memilih seorangpun dari ketujuh anak Isai yang dibawa ke hadapan Samuel. Padahal ketika Samuel melihat Eliab, dengan pikirannya sebagai manusia, Samuel tahu bahwa inilah yang dipilih Tuhan untuk diurapi menjadi pemimpin yang diperlukan saat itu (Ayat 6). Namun apa kata Tuhan? “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati” (ayat 7). Bukan hanya Samuel yang berpikir lain dari Tuhan. Isai sendiri tidak menghadirkan Daud untuk memenuhi undangan Samuel. Padahal Daud adalah anak Isai yang mesti hadir pula saat itu. Mungkin Isai berpikir Daud tidak perlu hadir sebab dia masih muda dan dia hanyalah anak bungsu. Daud juga sedang diberi tugas menggembalakan domba di padang. Isai tidak menghadirkan Daud. Isai tidak berpikir dari cara pandang Tuhan. Oleh karena tidak ada seorangpun dari ketujuh anak laki – laki Isai yang dipilih Tuhan maka Daudpun dipanggil untuk ikut serta. Pada ayat 12 disebutkan bahwa Daud kemerah – merahan, matanya indah dan parasnya elok. Tuhan berfirman kepada Samuel untuk mengurapi Daud sebab Daudlah yang dipilih Tuhan. Maka hari itu dan ditempat itu pula Samuel mengurapi Daud sebagaimana perintah Tuhan.
Apa pesan Firman Tuhan saat ini untuk kita? Pertama, pilihan yang tepat adalah pilihan yang didasarkan pada kehendak Allah bukan keinginan dan penilaian manusia. Penilaian Allah tidak pernah salah. Penilaian Allah selalu akurat. Saat akan memilih ke depan mari pilih dengan hati nurani yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kedua, kita adalah orang – orang pilihan Tuhan. Tuhan mengasihi kita, Tuhan menebus kita. Maka berilah diri dipimpin oleh Roh Tuhan bukan Roh Iblis seperti Saul. Jadilah orang – orang pilihan yang hidup berkenan di hadapan Tuhan. Hari ini juga akan diserahkan Calon Siswa Katekisasi Reguler dan Dewasa. Mereka akan dididik untuk menjadi pribadi – pribadi yang kelak akan menentukan pilihan bahwa Yesuslah Juruselamat mereka. Belajar untuk memilih yang tepat. Ketiga, ketika Tuhan sudah memilih kita entah di dalam Gereja atau di pemerintahan, milikilah hati yang setia, hati yang taat, hati yang kudus, hati seorang hamba. Keempat, seorang yang dipilih dan ditetapkan Tuhan adalah seorang yang bekerja untuk melayani, bukan untuk memerintah dan berkuasa atas orang lain. Daud sekalipun sudah diurapi dan di berikan Roh Tuhan menjadi raja, namun di istana Saul, ia menjadi pelayan. “Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku”( ayat 22), kata Saul. Pelayan dan melayani adalah karakter seorang yang dipilih dan diurapi serta diberikan Roh oleh Tuhan. Mari melakukan pilihan yang tepat, menjadi orang terpilih. Karena itu, orang Kristen dan secara khusus warga GKI yang bekerja dalam gereja sebagai majelis ataupun panitia tertentu adalah pelayan dan bekerja melayani umat Tuhan dalam gereja. Demikian pun halnya dengan orang Kristen dan warga GKI yang bekerja dan melayani dalam dunia politik diberikan Tuhan Roh-Nya untuk bekerja dan melayani masyarakat demi kemuliaan Tuhan. Karena itu, mulai hari ini marilah kita berkomitmen untuk menjalankan pekerjaan kita dalam gereja dan di tengah masyarakat dengan jujur, setia dan adil bagi kebaikan umat Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya. Funa Wi Sinagi Pa Wen Dadi. Tuhan mengasihi kita semua. Amin!
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: PILIHAN YANG TEPAT (I Samuel 16:1-23)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.