KHOTBAH 2: KASIH DAN DAMAI (I Petrus 3:8-12)

Tema kita hari ini adalah: “Kasih dan Damai”. Semua orang membutuhkan kasih dan damai. Dalam hidup keluarga, dalam hidup bertetangga, dalam hidup berjemaat, dalam hidup bermasyarakat. Jika ada kasih dan damai maka kita akan hidup tenang, nyaman dan aman. Kalau tidak ada kasih dan damai berarti hidup dalam pertengkaran, kebencian, bakalai terus, ribut terus dan itu sangat tidak nyaman. Kasih dan damai itu satu paket. Di mana ada kasih maka ada kedamaian. Kedamaian dapat di alami apabila kita memiliki kasih kristus di hati.

 

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk melakukan hal – hal yang seharusnya dilakukan sebagai orang percaya. Seia, sekata, seperasaan, mengasihi, rendah hati, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki, dan hidup untuk menjadi berkat. Jika kita mengimani Kristus maka karakter Kristus harus tampak dalam hidup kita. Kecenderungan membalas memang kadang tak terbendung, bahkan ada rasa tidak puas jika tidak membalas. Namun, orang Kristen dipanggil untuk meneladani Tuhan Yesus yang tidak membalas orang yang berbuat jahat kepada-Nya, melainkan mengampuni mereka. Itulah yang harus kita lakukan: tidak melakukan pembalasan, melainkan memberkati. Sebab, diberkatilah orang yang memberkati orang lain.

 

Menarik bahwa nasihat dalam surat Petrus ini ditujukan kepada jemaat – jemaat Kristen di perantauan justru ketika mereka sedang menghadapi penganiayaan. Mereka sedang mengalami keadaan tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Mereka mendapat perlakuan buruk dari penguasa dan dunia yang membenci kekristenan. Di tengah keadaan buruk yang dialami mereka tetap harus menjadi berkat. Mereka mesti membuat perbedaan dengan tidak menuruti arus dunia yang cenderung untuk membalas kejahatan dengan kejahatan dan caci maki dengan caci maki. Kita adalah saksi Kristus. Jangan membalas, melainkan berkatilah orang yang berbuat jahat kepada Anda. Itulah yang Kristus kehendaki untuk kita perbuat.

 

Pesan Firman Tuhan ini penting bagi kita, saat kita membaca dan mengikuti postingan di media social. Ada begitu banyak ujaran kebencian, postingan yang memuat caci maki terhadap pihak lain, yang juga dibalas dengan caci maki pula. Postingan yang saling membully. Apalagi di tengah Euforia Sepak Bola: Euro 2024 dan Copa Amerika. Negara lain yang bertanding, kita di Indonesia yang saling membully. Bahkan, ada kecenderungan makin banyak follower makin banyak komentar dan respons negatif yang muncul sehingga sulit dibendung.

 

Sahabatku, untuk mendapatkan padi, maka kita mesti menanamnya. Untuk mendapatkan ilalang dan rumput liar, kita tidak perlu menanamnya, ia akan muncul dengan sendirinya. Serupa dengan kehidupan kita. Hal-hal baik mesti menjadikan gerakan dan komitmen sebab kita sedang melawan hal buruk yang tidak perlu diupayakan, ia bisa muncul begitu saja. Melalui perikop ini, iman kita semakin disegarkan bahwa menjadi Kristen itu sangat indah. Indah jika kita mau mencintai hidup yang Tuhan anugerahkan dan hidup sesuai dengan tingkah laku yang diajarkan-Nya. Kita pasti mampu menerapkannya selama Tuhan yang menjadi andalan kita. Maka yakin dan percayalah, barang siapa yang mencintai hidup, maka hari baik akan menjadi bagian hidupnya, mata Tuhan tertuju kepadanya, dan telingaNya mendengar permohonannya. Apa yang kita katakan dan kita perbuat terhadap sesama, seharusnya mencerminkan hidup kita sebagai orang benar yang mencintai hidup. Apabila hubungan sesama diwarnai konflik, dan kepahitan, mintalah ampun kepada Tuhan, dan saling mengampuni!

 

Kepada orang yang berbuat jahat, kita tantang dengan kasih dan kebaikan Tuhan, sebab “wajah Tuhan menantang orang yang berbuat jahat” (ay 12). Orang yang berbuat jahat bukan kita tantang dengan kejahatan, melainkan dengan kebaikan. Oleh sebab itu, kita patut menjauhkan diri dari sikap membalas kejahatan dengan kejahatan, membalas caci maki dengan caci maki. Tetapi marilah kita mengasihi musuh dan orang yang membenci kita, menjauhkan diri dari kejahatan dan mencari perdamaian. Kita syukuri 30 hari yang Tuhan beri, biarlah 30 hari ini membawa kita pada jalan hidup kasih dan damai pada 31 hari di bulan Juli dan sepanjang kehidupan kita.

Kita diajak untuk sadar tentang kasih dan damai, karena itu yang akan menentukan TINDAKAN kita.

Jika kita Hidup dengan PENGERTIAN, maka kita belajar SABAR.

Jika kita Hidup dengan MOTIVASI, maka kita belajar PERCAYA DIRI.

Jika kita Hidup dengan PERHATIAN, maka kita belajar MENGHARGAI.

Jika kita Hidup dengan KEJUJURAN, maka kita belajar ADIL.

Jika kita Paham PERUBAHAN, maka kita belajar BIJAKSANA.

Jika kita dapat MENGHARGAI orang lain, maka kita belajar menemukan CINTA di dunia ini. Biarlah kasih dan damai tumbuh bersama – sama dalam jalan hidup kita. Selamat Mengakhiri Bulan Juni dan Selamat Memasuki Bulan Juli. Amin.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KASIH DAN DAMAI (I Petrus 3:8-12)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed