MENERUSKAN WARISAN KEPEMIMPINAN (Ulangan 31:1-8)
Ada kata bijak yang berbunyi begini: setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Tidak ada yang abadi didunia ini. Sekarang pagi nanti akan malam lagi lalu hari Minggu sekarang akan berganti ke Senin. Yang sekarang muda akan menjadi tua. Orang yang memulai karir suatu ketika akan mengakhirinya juga. Dalam tugas maupun kepemimpinan ada batasan usia; umur sekian sudah pensiun misalnya. Ada batasan periode waktu tertentu untuk pelayanan: Majelis jemaat 5 atau 10 tahun adalah periode pelayanan kita. Dalam kepemimpinan Kristen, masa berganti, orang juga berganti tapi warisan kepemimpinan tetap mesti diteruskan atau dilanjutkan.
Tema kita hari ini: Meneruskan Warisan Kepemimpinan. Jika minggu lalu kita mendengar kisah pengutusan Musa. Bagaimana Tuhan memilih Musa? Bagaimana Tuhan meneguhkan Musa untuk berhadapan dengan Firaun dan bagaimana Tuhan memperlengkapi Musa dalam kekurangan dan keterbatasannya. Sekarang kita mendengar bagaimana Musa mengakhiri tugasnya dan menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Yosua. Kitab Ulangan 31:1- 8 ini berisi perkataan Musa yang disampaikan kepada umat Israel. Kitab ulangan memang berisi wejangan – wejangan terakhir Musa kepada Yosua dan Israel. Musa sudah lanjut usia 120 tahun. Musa mengakui ia tidak dapat "giat" lagi. Namun ketika "mendengar" suara Tuhan bahwa waktu baginya selesai. Ia tidak diijinkan menyeberangi Sungai Yordan. Ia hanya menatap dari jauh negeri yang dijanjikan itu. Musa taat. Kalau kita yang berada dalam posisi Musa pasti rasanya tidak mudah. “Kitong yang berjuang tapi orang lain yang dapat”. “Kitong yang kerja keras tapi orang lain yang menikmati”. Kecewa, sakit hati, tidak terima. Tapi Musa rela. Musa ikhlas menerima bahwa masanya sudah selesai. Proses pengkaderan dan pendelegasian tugas bagi Yosua sudah berlangsung. Saatnya Yosua melanjutkan warisan kepemimpinan itu. Musa memimpin Israel keluar dari Mesir tapi Yosua akan memimpin Israel menyebrangi Yordan dan memasuki Kanaan.
Musa sangat sadar bahwa dia hanya alat yang dipakai Tuhan. Kehebatan yang dimilikinya karena semata-mata dari Tuhan. Karena itu, Musa mengingatkan umat Israel untuk melihat kepada Tuhan bukan kepadanya, juga bukan kepada Yosua. Jadi yang hebat bukan Musa ataupun Yosua tetapi Tuhan. Kita juga melihat bukan pada orang tapi pada Tuhan, bukan pada masa entah masa sulit atau masa jaya tetapi melihat pada Tuhan. Masa dan orang dapat berganti kapan saja tapi Tuhan itu tetap abadi. Tuhan yang memimpin setiap masa dan Tuhan yang menyertai setiap orang yang dipilihnya sebagai pemimpin. Tuhan yang akan berperang dan memberi kemenangan. Musa, juga Yosua maupun Israel harus kuat dan teguh hati. Tuhan akan berjalan di depan Yosua, Tuhan akan menyertai Yosua, Tuhan tidak akan membiarkan dan tidak akan meninggalkan, jangan takut, jangan patah hati.
Mengapa hati? Hati itu pusat kehidupan, kondisi hati dapat mempengaruhi segala sesuatu. Saat sakit tapi hati gembira dan penuh harapan maka itu akan menolong proses sembuh tapi kalau hati sudah patah pasti pikiran kacau semangat hilang. Nah kita mesti memiliki hati yang dipimpin Roh Kudus. Hati yang kuat tapi juga ikhlas. Hati yang berani tapi juga rendah hati. Seperti Musa dan Yosua kita harus sadar bahwa pelayanan ini adalah proyek Tuhan, rencana Tuhan, kita hanya bagian kecil dari rencana Tuhan, karena itu Tuhan sendiri yang akan mengerjakan di dalam siapa saja yang dipilih-Nya untuk meneruskan tanggungjawab yang sudah dimulai. Dalam pelayanan di gereja, di kantor, di masyarakat, mari jalani kerja kita dengan serius dan tanggungjawab, karena akan ada waktu kita memberikan tongkat tanggungjawab pada orang lain. Pastikan dalam masa kita ini, kita mengerjakan tugas dengan benar dan baik, taast dan setia serta bertanggung jawab. Kita mengisi kesempatan dan masa yang Tuhan berikan secara penuh untuk bekerja dan menjadi berkat. Jangan takut, jangan patah hati, jangan kuatir. Ini pekerjaan Tuhan, bukan pekerjaan pengabdian kita. Jika ada yang kurang pada kita, Tuhan akan melengkapi. Jika ada yang belum ada pada kita, tentu Tuhan akan tambahkan. Jika ada tantangan yang besar di depan kita, tentu Tuhan akan buat mujizat. Setia saja dan kerjakan tugas – tugas kita dengan iman
Sebagai keluarga, warga masyarakat, yang menerima tugas kepemimpinan. Baik itu kepemimpinan sebagai kepala keluarga, kepemimpinan kepala daerah, mari teguh hati, jangan takut dan gemetar dalam jalani hidup dengan tantangannya, karena Tuhan yang akan menyertai dalam siapapun pemimpinnya di rumah dan masyarakat. Teruslah berdoa dan memohon agar Tuhan memimpin dan menggerakkan semua yang baik bagi para pemimpin kita. Mari kita juga memberi diri dipimpin oleh mereka, sebagai bagian dari kepemimpinan Tuhan. Tuhan yang menetapkan dan menyertai, maka jadilah kuat sebagai pemimpin dalam apapun panggilan kepemimpinan kita. Jadilah kuat sebagai orang yang dipimpin. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "MENERUSKAN WARISAN KEPEMIMPINAN (Ulangan 31:1-8)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.