KHOTBAH 2: KETEGUHAN HATI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN (Yosua 1:1-18)
Sekarang ada Euforia Sepakbola: Euro 2024 juga Copa Amerika. Di Sorong sedang ada Pesta Akbar: Pesparawi XIV. Adakah kontingen yang hadir di sini? Selamat dan sukses yah untuk pelaksanaan Pesparawi. Setiap orang yang masuk arena pertandingan harus punya mental pemenang yaitu percaya diri dan all out, sebab jika rasa gugup lebih besar, “nyali ciut” berhadapan dengan lawan atau penonton maka tentu akan berpengaruh pada penampilan. Itu sebabnya atlet, maupun kontingen pesparawi selalu latihan dengan disiplin. Bukan hanya latihan tapi juga berdoa meminta penyertaan Tuhan. Yosua juga sudah dilatih, digembleng dan dikaderkan menjadi pemimpin menggantikan Musa. Yosua pernah memimpin pertempuran bangsa Israel melawan Amalek di Rafidim (Kel. 17:8-13). Yosua diutus ke Kanaan menjadi pengintai bersama Kaleb dan 10 orang lainnya, mereka ke - 12 pengintai itu (Bilangan13-14).
Nama Yosua artinya "Tuhan menyelamatkan". Hidup Yosua adalah hidup yang berpegang pada janji penyertaan Tuhan. Hidup yang fokus pada Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Bacaan kita Yosua 1:1-18 berisi perintah dan janji Allah kepada Yosua setelah kematian Musa. Yosua dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa, memimpin Israel memasuki Kanaan, negeri yang dijanjikan yang berlimpah susu dan madu itu. Yosua harus memiliki mental baja, hati yang kuat dan teguh bukan hati yang lembek dan ragu – ragu. Jadi baik keadaan kematian Musa, atau keadaan bangsa Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk, atau bahkan situasi Kanaan yang orang – orangnya besar dan kuat, semua itu tidak boleh membuat Yosua gentar.
Nah apa saja perintah dan janji Tuhan untuk Yosua? Pertama, Allah memerintahkan Yosua untuk kuat dan berani. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Tuhan memantapkan hati Yosua. Firman-Nya, ”Kuatkan dan teguhkan hatimu”. Tidak main-main, Tuhan berfirman tiga kali, yaitu pada ayat 6,7, dan 9. Lalu ayat 18, umat Israel juga mengucapkan kata – kata peneguhan itu. Jadi dalam bacaan kita ini ada 4 kali frasa ”kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Keteguhan artinya kekuatan atau ketetapan (hati, iman, niat), tidak goyah, kuat berpegang pada sesuatu atau tidak berubah pendirian akibat pengaruh sesuatu. Keteguhan hati dan keberanian sangat penting untuk mencapai tujuan dan untuk menghadapi tantangan. Yosua benar-benar diminta kuat dan teguh hatinya untuk menerima mandat Tuhan sebagai pemimpin. Mandat Tuhan harus diterima dengan syukur dan dikerjakan dengan tanggung jawab. Juga, kekuatan dan keteguhan hati untuk menjalankan tugas di tanah Kanaan nanti. Jangan tawar dan kecut hati. Tuhan memanggil, Ia juga yang menguatkan, meneguhkan, dan memampukan Yosua.
Kedua, Yosua diperintahkan untuk taat pada hukum Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Ketaatan kepada firman Tuhan adalah kunci keberhasilan – supaya perjalananmu berhasil dan engkau akan beruntung (ayat 8). Ketiga, Allah menjanjikan kepada Yosua bahwa Dia akan menyertai Yosua seperti Dia menyertai Musa. Janji penyertaan Tuhan adalah sumber kekuatan dan keyakinan. Keberhasilan Yosua adalah karena pertolongan dan penyertaan Tuhan.
Apa respons Yosua dan Israel? Yosua memerintahkan bangsa Israel untuk mempersiapkan diri dan bekal mereka sebelum menyeberangi Sungai Yordan. Kesiapan dan disiplin adalah hal yang penting dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Dan Bangsa Israel menunjukkan kesetiaan mereka kepada Yosua dan menguatkan dia untuk kuat dan berani. Bersedia dipimpin dan memberi dukungan satu sama lain sangat penting dalam menghadapi tantangan.
Masalah dapat datang bertubi-tubi. Tantangan terasa sangat berat membuat kita tawar hati dan patah semangat. Tapi ingatlah, orang percaya hidup berdasarkan percayanya. Pengikut Kristus hidup menurut firman-Nya. Bila muncul kekuatiran sikapi dengan iman dan keteguhan hati dalam Kristus. Di dalam Kristus ada pengharapan dalam ketidakpastian hidup. Hari ini ada satu anak yang akan menerima Sakramen Pembaptisan. Orang Tua harus memiliki hati yang teguh dan taat pada Tuhan supaya anak juga memiliki keteguhan hati, menghargai baptisan ini sekali seumur hidupnya. Milikilah keteguhan hati dalam Kristus. Keteguhan hati berbeda dengan menjadi keras kepala. Keteguhan hati mengalir dari kasih yang tulus kasih dari Kristus, kasih sepenuhnya bukan setengah – setengah sebaliknya keras kepala mengalir dari kesombongan dan egoisme. Hari ini kita hadir dengan nuansa warna hijau karena ibadah Minggu IV adalah ibadah kontekstual memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Menjaga alam adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga gereja maupun warga masyarakat. Di hari Lingkungan hidup ini kita bersyukur untuk tanah Papua yang kaya dan subur tapi kita juga mesti teguh hati sebagaimana Israel di Kanaan yang berlimpah susu dan madu, jangan terlena lalu lupa diri dan lupa Tuhan. Tentu tadi ada yang membawa bunga atau bibit bunga. Tanah yang kaya ini mesti dijaga karena ini juga mandat Tuhan bagi kita. Bukankah itu adalah bagian dari pengakuan iman GKI di Tanah Papua. Paragraf terakhir dari pengakuan iman kita yaitu “Aku mengaku mengusahakan dan memelihara Tanah Papua sebagai alam ciptaan Allah bagi kesejahteraan, keadilan dan kebahagiaan umat manusia. Sebagaimana Tuhan memakai Yosua maka Tuhanpun memakai saya dan saudara sebagai alat anugerahnya di tengah tanggung jawab hidup, kerja dan pelayanan. Bagi Tuhan, sesama dan alam. Marilah bersandar penuh pada Allah, taat pada FirmanNya, setia menjalankan tanggung jawab di rumah, di gereja, di kantor, di masyarakat. Saya dan saudara adalah alat anugerah Tuhan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KETEGUHAN HATI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN (Yosua 1:1-18)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.