KETEGUHAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN (Yosua 1:1-18)

Sering kali kalau seseorang lagi galau akan dinasihati dengan kata-kata ini: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Ini sebuah kata-kata penghiburan, penguatan, penyemangat. Tetapi ini bukan kata-kata yang kosong. Ada keyakinan di balik kata-kata itu. Kata-kata ini memuat iman di dalamnya. Orang yang mengucapkan kata-kata ini memiliki iman, percaya bahwa ketika itu diucapkan dan didengar orang yang lagi susah dapat menghibur dan menguatkan. Mengapa? Mengapa kata-kata itu bisa menguatkan dan menghibur serta memberi semangat kepada orang yang galau?

 

Mari kita lihat siapa yang pertama mengucapkan kata-kata itu. kata-kata itu diucapkan oleh Allah sendiri. Allah yang ucapkan itu, Allah yang keluarkan kata-kata itu, dan apa yang keluar dari mulut Allah tidak akan kembali dengan sia-sia, artinya apa yang Allah ucapkan pasti terjadi. Jadi kalau Allah katakana: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”, maka orang yang mendengar dan menerima perkataan itu akan menjadi kuat dan teguh hatinya menghadapi sesuatu yang tidak mudah yang membuat hati tidak tenang. Allah ucapkan, lalu pendeta ikut-ikut ucapkan juga, kalau ada anggota jemaat lagi stress lalu datang kepada Pendeta, Pendeta juga berkata: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Allah ucapkan lalu papa/mama juga menyampaikan hal yang sama ke anaknya kalau anaknya lagi kacau pikirannya. Frans, “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Pertanyaannya adalah, apakah sama Pendeta dan orang tua ucapkan dengan Allah ucapkan? Sama, kata-katanya sama, tetapi pengaruh kata-kata itu belum tentu sama. Kalau kata-kata itu diucapkan oleh seorang ayah yang malas ibadah, yang tidak setia membaca Alkitab, yang tidak pernah berdoa, dengan kata lain yang tidak memiliki hubungan erat dengan Allah, maka dapat dipastikan bahwa kata-kata itu tidak mempunyai pengaruh apa-apa, karena tidak memiliki kuasa Allah di dalam kata-kata itu. Apa lagi anak yang mendengar kata-kata itu, memiliki perilaku yang sama dengan ayahnya.

 

Bagaimana pengalaman Yosua? Ketika Yosua diperintahkan untuk menggantikan Musa, memimpin orang Israel memasuki tanah yang dijanjikan,  Allah mengucapkan kata-kata itu: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” (ay 6). Mengapa Allah harus mengatakan itu? Yosua akan memimpin orang Israel, yang mempunyai watak keras dan tidak mudah diatur. Apalagi nanti dalam perjalanan akan berhadapan dengan suku-suku yang menjadi musuh dan berprang dengan suku – suku itu. Kondisi itu dapat membuat Yosua bimbang. Maka Allah befirman: “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”.  Yosua percaya dan beriman kepada Allah dan yakin bahwa ia dapat memimpin orang Israel memasuki tanah yang dijanjikan itu. Percaya pada Allah, maka kata-kata itu akan menjadi kenyataan.

 

Pengalaman kita tidak sama dengan Yosua. Tetapi siapapun kita, dalam menjalani hidup ini sedang dan akan berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, yang acapkali tidak mampu kita atasi. Kita menghadapi masalah dalam pekerjaan, masalah dalam rumah tangga, masalah dalam bisnis, masalah dalam pelayanan, dan berbagai masalah yang lain, maka kepada kita Allah berfirman: “kuatkan dan terguhkanlah hatimu”! Kalau Bpk/Ibu percaya dan beriman kepada Allah, maka kata-kata itu, akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita. Kalau kita percaya dan sepenuhnya pertaruhkan hidup ini kepada Allah, maka apapun masalah yang kita hadapi, kita akan kuat, kita akan teguh dan tidak goyah. Mengapa, karena bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1:37). Allah bukan hanya berkata, “kuatkan dan teguhkanlah hatimu”, tetapi juga menyertai dan terlibat dalam kehidupan kita. Perhatikan ayat 5, kepada Yosua Allah menyatakan penyertaan-Nya: “Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”! kalau kita percaya sungguh kepada Allah dan mempertaruhkan segenap hidup kita kepada-Nya kita akan mengalami bahwa Allah tidak membiarkan dan meninggalkan kita.

 

Tetapi kita juga diingatkan agar menjalani hidup ini dengan hati-hati, tidak ceroboh. Bagaimana supaya hidup ini tidak ceroboh? Perhatikan ayat 8: “janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-kati”. Orang Israel diberikan Taurat untuk menuntun hidup mereka, hari ini kita orang Krinten memiliki Alkitab, sebagai firman Allah. Supaya kita bertindak hati-hati, tidak ceroboh, kita patut renungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Karena itu, bapak/ibu marilah mulai hari ini kita perbaiki hubungan dengan Allah, karena sesungguhnya Allah di dalam Yesus Kristus sudah memperbaiki hubungan kita dengan Allah melalui Yesus yang mati dan bangkit. Hanya ketika kita punya hubungan yang baik dengan Allah, maka kita kuat dan teguh menghadapi masalah dan tantangan kehidupan. Mari kita renungkan firman Tuhan itu siang dan malam, agar kita selalu bertindak hati-hati dalam kehidupan kita. Mari kita jalani hidup kita sesuai dengan firman Tuhan dan kehendakNya agar kita tidak ceroboh dalam hidup ini. Dan Kristus berjanji bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman”. Amin!

(Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)     

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KETEGUHAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN (Yosua 1:1-18)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed