BERIMAN KEPADA YESUS (Markus 10:46-52)

Kita semua adalah orang yang percaya kepada Kristus, tapi dalam percaya kita itu, setiap saat kita selalu bertanya apa yang menjadi rencana Tuhan di dalam hidup kita. Kita bergumul bagaimana percaya kepada Yesus di tengah hidup yang penuh persoalan, di tengah kerja yang penuh tuntutan dan kebutuhan – kebutuhan hidup yang mendesak. Seorang teolog bernama James Brand menyebutkan bahwa ada 2 cara orang bisa percaya sesuatu. Pertama, ketika sesuatu itu bisa dibuktikan dengan panca indera. Misalnya ketika ada yang mengatakan kepada kita: “api itu panas”. Kita menjadi percaya bahwa api itu panas ketika kita mendekatkan tangan ke api dan merasakan panasnya sehingga kita menjadi percaya: betul api itu panas. Kedua, seseorang bisa percaya sesuatu jika hal tersebut masuk di dalam logika. Misalnya ketika ada yang berkata: “batu ketika dilemparkan ke sungai maka batu itu akan tenggelam”, lalu kita menalar dengan logika kita: “Iya, bisa begitu karena batu lebih berat jadi pasti akan tenggelam”. Kita percaya karena itu hal yang masuk akal. Tapi James Brand kemudian mengatakan bahwa itu bukan soal iman. Dua acara tadi adalah soal mengetahui sesuatu bukan soal mengimani sesuatu. Mari kita belajar bagaimana mengimani Yesus dan memiliki kekuatan iman dari kisah Bartimeus dalam pembacaan kita: Markus 10:46-52.

 

Bartimeus namanya berarti anak Timeus. Ia seorang pengemis yang buta. Tidak dikisahkan berapa lama ia buta. Tapi yang dapat kita lihat secara jelas adalah ada kerinduan yang besar dari Bartimeus untuk melihat. Itu sebabnya ketika tahu bahwa Yesus lewat setelah dari Yerikho. Bartimeus berseru: “Yesus anak Daud kasihanilah aku”. Dua kali ia berseru demikian. Meskipun banyak orang menegornya dan menyuruhnya diam. Sebab ia hanya seorang pengemis, apalagi ia buta. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Bartimeus. Apa respons Yesus? Yesus berhenti dan menyuruh memanggil dia. Ada satu detil menarik dari Kisah Markus ini. Bartimeus menjumpai Yesus dan menanggalkan jubahnya lalu berdiri mendapatkan Yesus. Jubah adalah hidup dari seorang pengemis. Pengemis hidup dari belas kasihan orang lain, seperti Bartimeus duduk di pinggir jalan. Jubah menjadi rumah baginya saat panas maupun hujan. Jubah juga menjadi alat pencaharian ketika jubah dihamparkan supaya orang dapat memberi sesuatu. Jangankan bagi pengemis, bahkan bagi pembesarpun jubah sangat berarti. Jubah adalah simbol kebesaran para pembesar. Bartimeus menanggalkan apa yang penting baginya bahkan sebelum ia mendapatkan apa yang diinginkannya dari Yesus. Bagi bartimeus Kristus lebih besar, kerinduan untuk sembuh lebih kuat. Bartimeus rela menanggalkan jubah demi Kristus. Ketika Yesus bertatap wajah dengan Bartimeus, Yesus berkata: Bartimeus apa yang kau kehendaki supaya aku perbuat bagimu? Yesus tahu ia buta tapi Yesus memberi ruang untuk mengatakan apa yang diinginkan hatinya. Jika Yesus juga bertanya seperti itu kepada kita: Diana, apa yang kau kehendaki supaya aku perbuat kepadamu? Jawaban kita akan menunjukan apa pergumulan terdalam kita. Dan Bartimeus menjawab: Rabuni supaya aku dapat melihat.

 

Seruan Bartimeus, tindakannya saat mendapatkan Yesus, kerinduan hatinya dan percayanya untuk Yesus, membuat Yesus mengatakan imanmu menyelamatkan engkau. Ia sembuh. Ia bisa melihat. Lalu Bartimeus membuat keputusan iman. Yesus mengatakan: “pergilah!” tapi Bartimeus tidak pergi menjauh dari Yesus. Bartimeus justru pergi untuk mengikuti Yesus dalam perjalanannya (ayat 52). Bartimeus tidak mengikuti jalannya, tidak mengikuti keinginan hatinya padahal ia sudah melihat. Bartimeus mengikuti jalan Yesus. Dan jalan Yesus sesudah kisah itu adalah jalan Salib.  Sesudah kisah Bartimeus, Markus melanjutkan kesaksian tentang Yesus dengan kisah Yesus masuk  ke Yerusalem. Di Yerusalem Yesus dielu – elukan tapi juga dikhianati. Ia menjalani Via Dolorosa bahkan sampai mati disalibkan. Bartimeus beriman kepada Yesus bahkan sebelum ia dapat memahami Yesus sepenuhnya. Bartimeus beriman kepada Yesus sebelum ia beroleh bukti dengan panca indera bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Iman bartimeus muncul ketika ia membuka hati, berseru dan berserah kepada Tuhan sampai ia mengalami kuasa Allah. Jadi itulah beriman. Mungkin saudara masih belum puas. Saya sudah beriman tapi hidup begini – begini saja. Saya berdoa tapi belum sembuh juga. Allah tidak selalu mengubah keadaan secara instan, tapi kalau kita mau terus berserah dan mengarahkan diri kepadaNya, Ia akan mengubah hati kita untuk siap menghadapi keadaan, pergumulan, persoalan dan tantangan apapun. Mari belajar dari tanaman. Ada sifat tanaman yang disebut heliotropik yaitu  bagian tanaman yang selalu diarahkan ke sumber cahaya, ke matahari sehingga tanaman itu tetap hidup. Jadi mari tetap mengarahkan hidup kepada Tuhan apapun keadaannya, supaya kita terus bertumbuh dalam iman, memiliki kekuatan iman dan rencana Tuhan dapat digenapi melalui hidup kita.  Amin

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "BERIMAN KEPADA YESUS (Markus 10:46-52)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

PPT RETREAT KAUM IBU: BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS (Efesus 4:15)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed