KEBERPIHAKKAN KEPADA YANG LEMAH BERDAMPAK MEMPERSATUKAN (Ayub 29:1-25)
Satu hal yang simple dalam hidup tapi berdampak salah satuny adalah senyuman. Bila kita menyapa dengan senyuman maka orang lain akan bersikap ramah tapi jika kita menatap dengan wajah cemberut bisa jadi orang lain bisa tersinggung. Ternyata senyuman dapat memberikan dampak positif, sebagai bentuk sukacita, kegembiraan dan semangat hidup. Senyuman juga memberi pengaruh yang sangat baik bagi jiwa. Ayub memberi teladan penting bagaimana susah senang hidup dengan iman dan memberi senyuman yang membangunkan semangat orang lain. Ayat 24: “Aku tersenyum kepada mereka ketika mereka putus asa”. Ayub harus mengalami proses hidup yang luar biasa dalam hidupnya. Tuhan mengijinkan masalah dan penderitaan Ayub alami walaupun Ayub seorang yang saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Dalam bacaan kita hari ini, Ayub menceritakan bagaimana dia mengingat masa kejayaannya ketika dia muda. Ayub mengingat-ingat masa lalunya, ia menyadari Tuhan mengasihinya. Tuhan memelihara dan menuntun Ayub dalam situasi baik (ay 5-6) dan keadaan buruk (ay 3) dan ia menjadi seseorang yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Hidupnya diabdikan untuk menolong orang-orang yang kesusahan (ay 12), menghibur mereka yang menderita (ay 13). Tindakannya senantiasa adil, bagi orang tertindas ia adalah pembela (ay 14-16) dan untuk orang lalim. Ayubpun menjadi seorang hakim yang tegas (ay 17). Ayub dihormati oleh banyak orang. Orang muda hormat kepadanya (ay 7-8) dan para pejabat serta petinggi pemerintahan segan terhadapnya (ay 9-10). Kehadirannya yang menebarkan pengharapan, kesejukan, dan sukacita selalu ditunggu orang lain (ay 21-23). Tema kita: “Keberpihakkan kepada yang lemah berdampak mempersatukan”. Seperti Ayub, sikap kita, perkataan kita, respons kita terhadap kehidupan akan berdampak entah mempersatukan atau memecah belah. Jika hidup kita penuh kasih dan berpihak kepada kaum yang lemah maka dampaknya adalah berkat. Kisah Ayub mengingatkan kita bahwa semua yang kita miliki dalam hidup kita: jabatan kita, kesehatan kita, baju yang melekat di badan kita bisa diambil kapan saja dari kita bahkan kita dapat mengalami kemalangan seperti Ayub maka ingatlah pada Allah yang kekal. Saat kita sedang menikmati kelimpahan berkat sadarilah bahwa hidup ini seperti roda yang berputar kadang di atas, kadang juga di bawah. Di setiap situasi dan posisi, andalkanlah Tuhan. Nikmatilah waktu-waktu saat semuanya berjalan baik di dalam hidup. Bersyukurlah kepada Tuhan atas kebahagiaan yang Anda rasakan. Namun saat kita mengalami kesulitan, masa depan yang tidak jelas, keluarga yang berantakan, kegagalan, karir yang tidak maju - maju atau bahkan masih bergumul dengan pekerjaan. Janganlah berputus asa.
Kitab Ayub memberikan rahasia kehidupan yang mendalam mengenai penderitaan. Dibalik penderitaan orang percaya tidak berputus asa apalagi menyalahkan Tuhan. Ayub tidak berhenti mengasihi Tuhan, di masa-masa bahagia maupun di masa-masa sulit di dalam hidupnya. Dia setia dan menerima segala hal yang baik maupun buruk di dalam mengikut Tuhan. Mari seperti Ayub, hadapi saja dengan senyuman. Tersenyum akan membuat banyak orang terberkati. Tersenyum akan menguatkan hati untuk setia dalam penderitaan dan dapat bersyukur di tengah kesulitan. Tersenyumlah! Niscaya pergumulan digantikan sukacita, keputusasaan diubah Tuhan menjadi berpengharapan, hidup terasa lebih indah, penuh nikmat dan kasih karunia, Tersenyumlah karena tersenyum bikin sehat, awet muda, panjang umur, sahabat datang, musuh lari, berkat hadir. Hadapilah dengan senyuman dan doa semua perkara dan pergumulan dalam hidup kita. Senyuman digerakan oleh hati yang penuh kasih jadi bukan senyuman kemunafikan. Kasih terhadap sesama memiliki kekuatan yang mempersatukan, sebab kasih itu membangun jembatan, bukan tembok. Sebagai anak Tuhan yang sudah ditebus, kita menengok ke belakang pada kayu salib Kristus agar iman kita diteguhkan untuk menghadapi masa kini. Kita harus mengarahkan pengharapan kita ke depan, kepada janji Allah yang akan digenapi-Nya pada waktu-Nya. Jalani hidup ini dalam kasih, sehingga hidup ini berarti bagi diri sendiri, menjadi berkat bagi sesama, dan berkenan bagi Dia. Tersenyumlah digerakkan oleh kasih Kristus. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KEBERPIHAKKAN KEPADA YANG LEMAH BERDAMPAK MEMPERSATUKAN (Ayub 29:1-25)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.