PEMBERDAYAAN MANUSIA SEBAGAI PEKERJA (Kejadian 4:1-16)
Kita bersyukur ada di hari minggu pertama tahun 2024 pada anak tangga yang ke – 7, dalam minggu ini rutinitas kerja dan sekolah dimulai lagi dan kita berjuang untuk target – target serta impian tahun 2024. Dalam kerja dan perjuangan hidup setiap kita, tema khotbah hari ini adalah: PEMBERDAYAAN MANUSIA SEBAGAI PEKERJA. Tahun 2024 adalah tahun pemberdayaan dalam GKI di Tanah Papua. Pada tgl 1 Januari kita mendengar pemberitaan firman bahwa Allah memberi daya/kuasaNya bagi kita untuk menjalani tahun 2024 ini sehingga kita tak perlu takut dan cemas. Hari ini berdasarkan bacaan dari Kejadian 4:1-16 maka daya dan kuasa Allah itu memberdayaan kita sebagai manusia pekerja. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Kain dan Habel ini. Kain dan Habel dua orang kakak beradik, anak - anak Adam dan Hawa. Kelahiran Kain disebut Hawa pada ayat 1 dalam pembacaan kita adalah karena pertolongan Tuhan. Tapi sayangnya hidup Kain tidak mengandalkan pertolongan Tuhan. Kain seorang petani, sedangkan Habel gembala kambing domba. Mereka sama – sama bekerja. Bekerja itu adalah hakekat kita sebagai manusia. Hidup kita bukan makan tidur saja, tapi juga bekerja, memuliakan Tuhan melalui pekerjaan dan menjadi berkat dalam hidup. Bekerja adalah ibadah kita. Kain dan habel sama – sama beroleh hasil kerja dan memberi persembahan dari hasil pekerjaan mereka itu. Habel mempersembahkan bagi Tuhan, korban persembahan anak sulung kambing domba, yakni lemak – lemaknya. Habel mempersembahkan yang terbaik. Sedangkan Kain yang seorang Petani, mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan. Kain asal memberi saja, yang penting sudah memberi bagi Tuhan.
Ternyata Tuhan bukan hanya melihat korban persembahan itu tapi juga melihat hidup orang yang memberi korban persembahan. Tuhan berkenan pada Habel dan korban persembahannya. Sedangkan Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Lalu hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. Kain marah. Kain irih hati pada Habel. Irih hati kelihatannya sepele tapi sesungguhnya sangat berbahaya. Karena dari hal yang kecil ternyata menjadi bencana besar. Kain juga muram. Ia kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Tuhan menegur Kain. “Jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu”. Kain mengeraskan hati terhadap teguran Tuhan karena cela dihatinya itu sudah terbuka bagi dosa. Kain tidak mau menerima daya/kuasa dari Tuhan. Kain menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Kain membunuh Habel dengan cara yang licik. Kain berbicara seolah - olah bersikap baik kepada Habel, Kain mengajak Habel ke padang. Kain bersikap manis untuk tujuan jahat. Di padang itulah Kain membunuh Habel adik kandungnya sendiri. Kain berlaku licik, memanipulasi dan mencari keuntungan diri. Kain berpikir bisa menyembunyikan perbuatannya. Tapi ternyata Tuhan tahu. Darah Habel berteriak kepada Tuhan. Tuhan bertanya kepada Kain tentang Habel. Kain masih berkelit dan membohongi Tuhan. Tuhan menghukum Kain. Kain dikutuk. Tanahnya tidak akan memberikan hasil dan ia akan menjadi pelarian dan pengembara. Kain menuai hasil dari perbuatannya. Hati yang dikeraskan dari Tuhan membuat ia tidak mengalami berkat dan hidupnya dan dalam pekerjaannya.
Hari ini pesan Firman Tuhan bagi kita: Kerjakan tanggung jawab dalam kerja dengan sungguh – sungguh dan ingat Tuhan sebagai sumber berkat bagi kita. Persembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Jangan kerja dapat berkat, lupa diri, lupa Tuhan. Jangan membiarkan kemarahan, irih hati dan kebencian merusak relasi dengan orang lain. Sehari – hari kita bekerja, sekolah, melayani dengan orang lain maka jaga hidup yang harmonis, supaya kerja, hidup dan pelayanan menjadi berkat. Dunia saat ini mempertontonkan cara hidup menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Di Media massa, di media sosial, di sekitar kita, setiap saat kita melihat dan mendengar kekerasan terjadi. Kekerasan seolah telah menjadi trend masa kini. Kita harus sadar, kekerasan menjadi tanda bahwa hati nurani telah mati. Karena Tuhan tidak menciptakan kita menjadi manusia yang tanpa hati. Maka jangan mengikuti cara hidup duniawi. Yesus sudah memberi teladan melawan kekerasan dengan cinta kasih. Daya dan kuasa cinta kasih Tuhan lebih besar jadi lawan kekerasan dengan cinta kasih Tuhan. Setiap orang akan menuai hasil dari perbuatannya. Siapa yang menabur cinta akan menuai cinta. Tetapi siapa yang menabur kebencian akan menuai kebinasaan. Dalam jabatan, pekerjaan pembangunan, dan pelayanan, bekerjalah dengan cinta bukan mengambil keuntungan bagi diri sendiri. Bukan hanya persembahan uang tapi hidup kita juga adalah persembahan. Kisah Kain dan Habel mengajarkan kita juga bahwa hidup pribadi dan persembahan kita adalah satu paket yang tidak terpisahkan. Bukan soal berapa banyak yang dapat kita bawa sebagai persembahan bagi Tuhan tetapi bagaimana hidup kita berkenan dihadapanNya. Bukan soal berapa kali kita beribadah dan membaca firmanNya tapi sejauh mana kita melakukan kehendakNya dihidup kita. Jadikanlah hidup kita sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Hidup yang berkenan kepada Allah adalah hidup yang menyatakan cinta kasih Allah. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "PEMBERDAYAAN MANUSIA SEBAGAI PEKERJA (Kejadian 4:1-16)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.