KEBAHAGIAAN SEJATI (Mazmur 119:1-8)

Bagi sebagian orang, hari ini mungkin tak ada bedanya seperti hari kemarin. Lama waktunya akan sama yaitu 24 jam. Hari ini, mentari tetap terbit dari sebelah timur seperti hari kemarin. Hari ini kita masih tetap bergelut dengan kerasnya perjuangan hidup. Hari ini masih akan dipenuhi dengan 1001 macam persoalan.  Hari ini menjadi repitisi hari kemarin. Sebuah perulangan dari pengalaman masa silam, penuh warna suka dan duka, kadang membosankan tapi juga menantang.
Tapi bagi orang percaya, setiap hari adalah hari yang baru. Setiap hari adalah hari yang istimewa. Setiap hari ada berkat baru. Dan berkat Tuhan yang diterima hari inilah yang menjadikannya berbeda dengan hari kemarin. Karena itu kita tak akan berhenti berharap.

 

Pada dasarnya setiap orang mendambakan kebahagiaan. Tetapi seperti apa wujud kebahagiaan itu? Apakah kebahagiaan adalah karena kekayaan, jabatan, kedudukan atau hidup yang mapan secara ekonomi? Ataukah kebahagiaan itu karena memiliki keluarga yang harmonis, dicintai oleh orang – orang yang kita kasihi, atau memiliki kesehatan jasmani? Kalau kebahagiaan beruwujud seperti itu, alangkah memprihatinkan dan alangkah malangnya orang – orang yang hidup dalam kesulitan ekonomi, orang – orang kecil yang berjuang keras dalam hidup, orang – orang yang menjalani hidup seorang diri, janda, duda, yatim piatu dan lain – lain. Kebahagiaan seperti itu hanyalah kebahagiaan yang semu. Dalam bacaan kita ini Mazmur 119:1-8, pemazmur memberi pandangan yang berbeda tentang kebahagiaan. Bagi pemazmur, kebahagiaan yang abadi atau utuh bukanlah kebahagiaan yang dicari – cari atau diusahakan oleh manusia. Kebahagiaan yang sejati adalah karena pengalaman hidup bersama dengan Tuhan; karena dekat dengan Tuhan. Karena hidup menurut Taurat Tuhan dan memegang peringatan – peringatanNya. Karena mencari Tuhan dengan segenap hati. Itulah kebahagiaan yang sejati.

 

Mazmur bacaan kita ini, berisi pengakuan dan pujian tentang Taurat Tuhan, Perintah Tuhan dan Ketetapan Tuhan sebagai anugerah yang paling berharga. Pengakuan ini lahir dari pengalaman hidup pemazmur sendiri. Ketika pemazmur berada dalam ancaman karena musuh – musuhnya; karena orang – orang yang mengejarnya dengan maksud jahat – hanya Taurat Tuhan yang menjadi pengharapan. Karena itu, pemazmur selalu berseru kepada Tuhan sebagai satu – satunya penolong di kala kesesakan. Pagi – pagi buta pemazmur bangun dan berteriak minta tolong dalam doa kepada Tuhan. Pemazmur bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janji Tuhan. Dari pengalaman hidup ketika berada dalam kesesakan, pemazmur memilih Firman Allah sebagai pegangan hidupnya. Walaupun banyak orang disekitarnya menjauh dari Tuhan, pemazmur mengalami bahwa hanya dengan dekat pada Tuhan dan memegang FirmanNya, maka ia akan merasa tentram. Ia tetap mengalami sukacita dan kebahagiaan.

 

Firman ini berisi pengharapan saat kita mengalami hal – hal yang tidak kita inginkan, menjalani hidup tanpa orang – orang yang kita cintai atau ketika kita mengalami keadaan – keadaan yang sulit kita mengerti dan pahami. Kesusahan, penderitaan fisik, usia lanjut dan lain – lain. Seringkali ketika mengalami keadaan – keadaan seperti itu, kita menjadi frustasi dan kehilangan tujuan hidup bahkan melarikan diri pada gaya hidup duniawi. Marilah kita belajar untuk bersikap seperti pemazmur yang menjadikan Tuhan sebagai sumber pengharapan, memilih FirmanNya sebagai pegangan hidup, hidup menurut kehendakNya dan mengalami kebahagiaan yang sejati bukan karena apa yang kita miliki tetapi karena kehidupan di dalam Tuhan. Hidup bersama Tuhan adalah kunci kebahagiaan sejati dalam kondisi apapun yang kita alami.

 

Kebahagiaan bukanlah hal yang dicari atau diupayakan oleh manusia tetapi kebahagiaan adalah sukacita karena menjalani hidup bersama Tuhan. Meskipun sebagai manusia, kita memang hanyalah debu tanah. Tapi kita berharga di mata Allah. Kita adalah biji mata Allah (Mazmur 17:8) yang dijaga dan disayangiNya. Sambutlah dan jalani hari ini dalam rasa syukur kepada Tuhan. Lanjutkan perjalanan istimewamu hari ini dengan penuh harapan. Hidup menjadi istimewa bila kita menjalaninya bersama Tuhan dan teguh berharap padaNya. Jangan biarkan hari ini berlalu dengan sia-sia meskipun kita hanya beraktivitas di rumah. Jika burung – burung menyambut pagi dengan berkicau, ayam berkokok dan bunga mekar maka jadikan hari ini istimewa dengan tetap kreatif dan produktif. Entahkah hari ini hujan atau cerah, mendung atau bersinar:  Tuhan memberkati. Amin.

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KEBAHAGIAAN SEJATI (Mazmur 119:1-8)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

KHOTBAH 2: SIKAP DAN MENTAL ILAHI ( II Korintus 10:1-1)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed