INDAHNYA IKATAN CINTA (Kidung Agung 4:1-15)
Mana yang lebih kita sukai, dipuji atau dicela? Mana yang lebih kita inginkan, dicintai atau dibenci? Mana yang lebih kita rindukan, kasih sayang atau dendam kesumat? Saya yakin kita lebih menyukai pujian, kita menginginkan cinta dan kita merindukan kasih sayang. Penghargaan, cinta dan kasih sayang adalah kebutuhan penting manusia yang tidak bisa diabaikan sama halnya dengan kebutuhan dasar seperti makan dan minum. Dunia yang tanpa cinta akibatnya adalah kehancuran dan kerusakan. Sebaliknya, dunia yang penuh cinta apalagi cinta Tuhan maka semua akan indah sebab terpancar kehidupan surgawi. Tema kita hari ini: Indahnya Ikatan Cinta. Relasi Tuhan dan manusia digambarkan dalam relasi cinta. Tuhan bukan sekedar menciptakan kita sebagai salah satu ciptaan. Tuhan mengikat cintaNya pada kita. Kita ada karena cinta Tuhan. Kita diselamatkan oleh cinta Tuhan. Cinta Tuhan telah terbukti dalam pengorbanan Kristus di kayu salib. Tak sedetikpun di hidup kita yang dapat kita jalani tanpa cinta Tuhan. Cinta Tuhan itu yang kita nyatakan dalam hubungan dengan alam dan dengan sesama.
Kitab ini berisi nyanyian – nyanyian dan puisi cinta dari Raja Salomo. Kitab Kidung Agung melukiskan keindahan ikatan cinta antara mempelai laki – laki dan mempelai perempuan. Kitapun dapat merasakan pesona cinta yang berkobar hebat dari mempelai laki – laki untuk mempelai perempuan seperti yang digambarkan dalam pembacaan Firman Tuhan bagi kita hari ini. Ada rindu yang sangat menggebu dan gelora cinta yang luar biasa sehingga mempelai laki-laki mengungkapkan syair – syair penuh cinta, pujian, kerinduan dan kekaguman. Mempelai laki – laki memuji – muji isterinya. Pujian itu bukan berasal dari hawa nafsu tetapi berasal dari hati yang penuh kasih karena mensyukuri keindahan ikatan cinta. Pujian itu bukan sekedar basa – basi atau rayuan gombal semata. Juga bukan hanya untuk menyenangkan hati saja. Pujian ini adalah pujian yang tulus dari dalam hati sang mempelai wanita sebagai sebuah penghargaan dalam rasa cinta dan hormat kepada mempelai perempuan. Sosok dan keindahan dari yang terkasih membayang ke mana pun pergi. Pujian mempelai laki-laki kepada istrinya, mulai dari atas kepala hingga ke ujung kaki. Tidak ada bagian tubuh yang dilewati oleh sang mempelai laki-laki. Ia memuji keindahan wajah sang mempelai perempuan (4:1-3) dan juga kemolekan tubuhnya (4:4-7). Tidak ada yang buruk di mata mempelai laki-laki. Semua begitu indah dan sempurna. Keindahan cinta itu lebih nikmat dari Anggur dan lebih harum dari segala macam rempah.
Seringkali beberapa bagian Kitab Kidung Agung dipakai oleh orang – orang yang sedang kasmaran, orang – orang yang sedang jatuh cinta untuk memikat sang pujaan hati. Sesungguhnya ungkapan – ungkapan cinta yang terdapat dalam Kitab Kidung Agung menggambarkan relasi cinta Tuhan dengan manusia, relasi cinta Yesus sebagai mempelai laki – laki dengan Gereja selaku mempelai perempuan. Kita sebagai orang – orang percaya adalah mempelai Allah. Allah mengasihi kita dengan cinta yang kekal. Betapa indahnya ikatan cinta antara kita dengan Kristus. Kita yang berdosa dan tidak layak ini, telah ditebus dengan darah Kristus sendiri. Karena itu sebagai mempelai Kristus marilah kita mensyukuri dan menjaga indahnya ikatan cinta Tuhan dengan kita. Syukurilah anugerah cinta Tuhan yang besar yang dikaruniakan dalam relasi kita dengan orang – orang terkasih dalam keluarga kita, mereka yang merawat kita, mereka yang menunjukan kasih kepada kita.
Bukankah kitapun lebih suka dipuji daripada dicela? Di dalam kelaurga kita masing – masing, apakah masih ada uangkapan cinta dan pujian satu dengan yang lain: antara suami dan isteri, orang tua dan anak, kakak dan adik. Ataukah yang terjadi adalah saling menyalahkan, saling mencela dan kasih semakin hambar? Kapan terakhir kali kita kita memuji kecantikan isteri kita? Saat masih pacaran sajakah? Saat body pasangan masih “poco – poco” saja kah? Mari nyatakan cinta kepada pasangan, nyatakan cinta pada orang tua, anak dan saudara saat kita masih hidup, saat kita masih bersama orang – orang terkasih. Mari nyatakan cinta dan pujian dari hati yang dipenuhi cinta Tuhan, bukan cinta yang gombal, bukan pujian karena ada maunya, bukan untuk menutupi dosa yang kita sembunyikan. Kita juga perlu bertanya apakah kita juga memuji – muji Tuhan sebagai wujud cinta kita untuk Tuhan? Jangan – jangan kita berkata di dalam Gereja: “Yesus aku cinta padamu”, tetapi diluar gereja yang kita cinta adalah uang, pekerjaan, dan harta duniawi. Ingatlah, hidup kita mesti menjadi puji – pujian bagi kemuliaan nama Tuhan.
Melalui bacaan Firman Tuhan ini, kita diingatkan untuk menjaga Ikatan Cinta yang sudah diberkati oleh Tuhan. Bagi pasangan suami isteri, jagalah ikatan cintamu sampai maut memisahkan. Kita mesti merawat kehangatan cinta dalam keluarga. Kita bertobat dari cinta yang keliru, cinta yang menjerumuskan kita dalam kebinasaan. Bagi anak muda cintailah Tuhan lebih daripada gebetan dan pacar. Jadikan Yesus kekasih jiwamu. Milikilah cinta yang luar biasa dan rindu yang menggebu untuk Tuhan. Jika, sepasang mempelai dalam kitab Kidung Agung telah menunjukan cinta dan kesetiaan yang tak tergantikan maka jadikan cinta Kristus terpatri abadi dihati kita. Hiduplah dalam cinta Tuhan. Cinta Tuhan menjadi kekuatan saat resah. Cinta Tuhan memberi kekuatan bagi jiwa kita sehingga kita tetap teguh dalam iman meskipun badai silih berganti menggoncang kehidupan kita. Janganlah mengkhianati cinta Tuhan dengan perilaku dosa yang mendukacitakan hati Tuhan. Hiduplah dalam cinta Tuhan dan rawatlah keindahan ikatan cinta sebagai anugerah Tuhan. Tuhan memberkati. Amin.
Amin,,, mkasi untuk renungannya GBU.
BalasHapusSama - sama ,,, Terima kasih sudah mengunjungi blog DEAR PELANGI,,, Tuhan memberkati
BalasHapus