BERTEMU TUHAN DI ALAM SEKITAR KITA (Mamur 104:1-35)
Pengantar
Tuhan menyatakan diriNya kepada manusia melalui alam ciptaanNya. Saat kita menatap langit dengan bintang – bintang di malam hari atau saat kita berdiri dipuncak gunung dan melihat keindahan laut dari kejauhan, di situlah kita mengakui kebesaran Tuhan, sang Pencipta. Tuhan menciptakan alam semesta dan segala isinya. Ia menempatkan setiap elemen bumi dengan tepat dan mengatur setiap pergerakan di alam ini dengan tertib. Kita bertemu Tuhan di alam sekitar kita. Kita dapat mengenal Allah melalui ciptaanNya. Alam ciptaan Tuhan melambangkan keagungan kuasa dan kasih Tuhan.
Penjelasan Umum Kitab Mazmur
Kitab Mazmur (Ibr: Tehilim) berisi nyanyian pujian dan doa. Pujian kepada Allah dan ikatan persekutuan dengan Allah menjadi unsur penting dalam Kitab Mazmur. Mazmur 104 berada pada bagian ke – 4 Kitab Mazmur yaitu Pasal 90-106. Mazmur 104 berisi pujian dan pengakuan tentang kuasa, kebesaran, dan keajaiban Allah Israel. Pujian dalam Mazmur ini unik karena berbicara secara dua arah. Pemazmur bergantian menyapa Allah secara pribadi (dengan sebutan “Engkau”, ay.1-2,24-30) dan bernyanyi kepada jemaat tentang Allah (dengan sebutan “Dia”, ay.3-23,31-35). Pemazmur memuji Allah seraya mengundang pendengarnya untuk turut memuji Allah karena karya-karya ciptaan dan pemeliharaan-Nya, kekuasaan-Nya atas bumi dan kemurahan-Nya kepada semua makhluk.
Penjelasan Teks
Ayat 1-9 Mazmur ini diawali dengan seruan kepada diri sang pemazmur sendiri untuk memuji Tuhan dengan seluruh totalitas kehidupannya yakni jiwanya. Pujian ini didasari pada pengakuan tentang Tuhan sebagai Allah yang sangat besar dan dahsyat. Kebesaran Tuhan tampak dari semesta yang diciptakan. Jika kebesaran dan keagungan seorang Raja terlihat dari jubah kebesaran, tahta, singgasana, kereta kuda dan istananya maka Tuhan lebih besar dari Raja manapun dimuka bumi sebab Tuhan berpakaian keagungan dan semarak, terang menjadi selimut, langit adalah tenda dan awan – awan yang bergerak di atas sayap angin sebagai kendaraan. Angin sebagai suruhan dan api yang menyala sebagai pelayan. Inti dari bagian ini adalah Tuhan adalah Raja, segala ciptaan tunduk di bawah kekuasaan Tuhan dan segala ciptaan itu diatur oleh Tuhan untuk melayani Tuhan sang Pencipta.
Ayat 10-18, Allah memelihara semua yang diciptakanNya. Ia memberi makanan dan minuman bagi hewan dan tumbuhan. Allah menjadi sumber kehidupan yang menjamin kelangsungan hidup segala makhluk. Ia melepas mata air ke lembah - lembah dan mengalirkannya diantara gunung – gunung sehingga tersedia air yang segar bagi hewan – hewan. Ia mengeluarkan makanan dari dalam tanah sehingga hewan dan tumbuhan serta bumi dapat kenyang karena pekerjaan Tuhan. Segala makhluk bergantung dari Allah sebagai pemelihara kehidupan
Ayat 19-30, bagian ini menceritakan bagaimana bulan, bintang – bintang dan matahari bergerak dan berfungsi sesuai tugas masing – masing. Tuhan mengatur setiap pergerakan benda – benda angkasa itu dengan cara yang luar biasa. Matahari, bulan dan bintang bukan sekedar bergerak tetapi juga berfungsi sebagai penentu waktu bagi makhluk hidup. Pemazmur mengakui kedahsyatan kuasa dan hikmat Tuhan untuk mengatur semua itu. Pada ayat 25; pemazmur sangat terkesan dengan keagungan samudera raya. Laut dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya tidak terbilang banyaknya lalu di atas laut bergerak kapal – kapal yang berlayar dengan Lewiatan yang turut bermain dengannya. Lewiatan adalah makhluk air yang besar sebagai lambang dari ancaman dan kuasa laut. Namun Lewiatanpun tunduk pada kuasa dan pengaturan Tuhan. Tuhan menjadi pengendali seluruh alam ciptaan
Ayat 31 – 35, Allah memiliki kuasa untuk membuat segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Itulah yang menjadi pujian pemazmur. Tuhan menjadi sumber sukacita pemazmur. Ia bertekad untuk memuji Tuhan dan bermazmur bagi Tuhan seumur hidupnya. Ia menaruh harapan pada Tuhan agar hidup benar dihadapan Tuhan sebagaimana harapan agar orang – orang berdosa dan orang fasik lenyap dari bumi. Jadi karena alam semesta ini mencerminkan kemuliaan-Nya tetapi dosa yang mencemarkannya maka mazmur ini diakhiri dengan doa agar Allah menyingkirkan semua hal yang jahat dan semua orang berdosa. Sebagaimana alam ciptaan melambangkan keagungan Tuhan yang patut dipuji demikianlah pemazmur memuji – muji Tuhan selama hidupnya. Mazmur inipun diakhiri dengan seruan yang sama seperti pada awal mazmur.
Aplikasi
Memuji Tuhan dalam seluruh totalitas hidup kita
Tuhan telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya sebagai lambang keagunganNya. Tuhan telah menempatkan dan mengatur pergerakan setiap elemen bumi secara ajaib. Bagaimanakah kita manusia meresponi keagungan Tuhan itu? Kita harus mengingat bahwa kitapun adalah ciptaan Tuhan. Jika burung – burung memuji Tuhan dengan kicauannya, bunga – bunga bermekaran dengan indah untuk menunjukan keagungan kuasa Tuhan maka biarlah hidup kita juga senantiasa memuji – muji Tuhan. Perilaku kita yang menjadi berkat patutlah menyatakan kasih Tuhan. Pekerjaan dan pelayanan kita hendaknya menyatakan kuasa dan hikmat Tuhan. Kehidupan kita bersama sesama harus menyatakan keharmonisan cinta Tuhan sebagaimana keharmonisan alam semesta.
Mengakui Allah sebagai pemelihara kehidupan
Percaya pemeliharaan Allah, jangan cemas, ragu atau khawatir akan hidup
Kehidupan yang sepenuhnya bergantung pada kedaulatan Tuhan
Seluruh ciptaan, telah diatur Allah sedemikian rupa hingga masing-masingnya berada pada jalur dan waktu yang telah disediakan-Nya. Bulan tidak akan pernah menjadi matahari, begitu pula sebaliknya. Binatang yang keluar pada siang hari, akan beristirahat di malam hari; tumbuh-tumbuhan yang berbunga pada musim semi, tidak akan berbunga pada musim dingin, dst. Begitu pula dengan kita, meskipun kita adalah bagian tertinggi dari segenap ciptaan Allah, kita tetap berada di bawah kendali Allah. Jadi ketika sukses dalam pekerjaan, keluarga, dlsb, itu bukan karena hebatnya kita tanpa campur tangan Allah;
Menjadi pribadi dan persekutuan yang bertanggung jawab atas alam.
Tuhan berjumpa dengan kita di alam sekitar kita, jika Tuhan telah menciptakan semua yang baik, menata semua yang indah dan mengatur semua yang ajaib maka menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan memelihara keindahan alam disekitar kita dapat menjadi kesaksian iman kita bagi semua orang. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang mulia memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi. Kita memiliki peran yang penting terhadap keberlangsungan kehidupan bersama di bumi. Manusia dan alam semesta saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Saat ini, persoalan lingkungan menjadi persoalan yang serius. Oleh sebab itu kita mesti berjuang dan bergerak bersama dalam aksi – aksi untuk pelestarian lingkungan. Mulailah dari hal – hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi pemakaian bahan plastik yang sulit terurai dan menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar kita. Tanah Papua adalah tanah yang kaya dan subur, hutan dan gunung yang penuh misteri, sungai yang besar mengalirkan emas. Tanah Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Marilah kita menjaga keindahan dan kekayaan alam Papua sebagai anugerah Tuhan bukan saja untuk kita di masa kini tetapi juga untuk anak cucu kita di masa depan. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "BERTEMU TUHAN DI ALAM SEKITAR KITA (Mamur 104:1-35)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.