KHOTBAH IBADAH SYUKUR KEMATIAN (Mazmur 130:1-8)

Hidup kadangkala bagaikan jatuh atau terkapar di jurang yang dalam. Hidup di dunia ini memang tidak selalu menyenangkan. Hidup tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita berharap sukses, ternyata gagal. Ingin menang justru kalah. Rencana sudah matang ternyata tidak terlaksana. Modal habis, keuntungan tidak ada. Terkapar di jurang yang dalam, pasti sangat sulit untuk keluar, siapa yang bias menolong? Siapa juga yang mendengar seruan minta tolong itu? Apakah ada orang yang dapat mendengar teriakan minta tolong atau tidak?

 

Satu-satunya harapan bagi kita hanyalah kepada Tuhan yang telinga-Nya peka mendengar seruan minta tolong setiap anakNya bahkan seruan minta tolong dari jurang yang dalam sekalipun. Jurang yang dalam dalam teks Ibrani yang dipakai pada bagian ini artinya menunjuk pada dasar lautan, laut yang dalam dan lumpur yang dalam. Jadi bukan jurang dengan kondisi tanah yang biasa. Itu berarti untuk bisa bebas dari dasar lautan atau lumpur yang dalam pasti jauh lebih sulit. Tapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Apapun keadaan kita, bagaimanapun situasi kesesakan yang kita alami atau di manapun kita terkapar oleh karena berbagai pergumulan hidup, Tuhan mendengar kita. Dalam dukacita, penghiburanNya berlimpah. Air mata dapat dirangkaiNya menjadi permata. Kain kabung diubahkan menjadi tarian sukacita.

 

Mazmur bacaan kita ini adalah sebuah nyanyian ziarah. Mazmur ziarah berisi kumpulan mazmur yang menjadi doa dan nyanyian saat bangsa Israel pergi ke Yerusalem untuk perayaan - perayaan khusus, kurang lebih 3 kali dalam 1 tahun. Dalam doa dan nyanyian - nyanyian ziarah menuju ke Yerusalem atau masuk ke Bait Allah, Israel mengingat perbuatan Tuhan yang besar bagi mereka. Luar biasanya, Tuhan bukan saja mendengar doa tapi Tuhan bertindak dengan kasih setiaNya dan mengadakan pembebasan. Tuhan membebaskan mereka dari Mesir. Penyertaan Tuhan sempurna selama 40 tahun di padang gurun. Tuhan melimpahi berkat di tanah perjanjian. Israel mengingat pengalaman – pengalaman iman bersama Tuhan. Itulah yang menjadi kekuatan menjalani kehidupan.  

 

Saat umat terkapar minta tolong di Mesir, Tuhan bersabda: „Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir (Kel. 3:7). Tuhan mendengar doa, Tuhan mengampuni dosa, Tuhan membebaskan karena itu mazmur ini juga berisi komitmen iman pemazmur untuk selalu berharap kepada Tuhan. Bukan hanya pikiran saja tapi juga jiwa. Jiwa yang mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi. Pengawal yang sepanjang malam harus terjaga pasti menginginkan pagi segera datang. Jadi Harapan kepada Tuhan adalah kekuatan bagi jiwa kita. Tanpa harapan akan sulit untuk bertahan dalam jurang yang dalam itu.

 

Berharap kepada Tuhan berarti kita berserah dan mengandalkan pertolongan TUHAN saja. Ini penting, karena dalam banyak kesempatan, manusia sering berharap kepada hal yang lain. Tuhan tahu hal yang paling baik bagi kita adalah berharap kepada-Nya. Berharap kepada Tuhan menjadi kekuatan melewati dukacita dan berbagai ketidakpastian dalam hidup. Berharap pada Tuhan memampukan keluarga dan kita semua untuk bersyukur kepada Tuhan sebab bersyukur adalah respons iman dalam situasi apapun. Nyanyian Rohani 16 yang berjudul “Sekarang B’ri Syukur” kalo dlm KJ ada dlm KJ 287 adalah salah satu Nyanyian Gereja yang sangat terkenal, sudah dinyanyikan sejak tahun 1600-an. Lagu ini berisi ajakan untuk bersyukur dan  membesarkan nama Tuhan. Juga ada pengakuan tentang betapa luar biasanya anugerah dan mujizat berkat Tuhan. Sesungguhnya Bpk/Ibu, lagu ungkapan syukur ini diciptakan dalam keadaan penuh pergumulan dan derita. Lagu ini syairnya di tulis oleh Pdt. Martin Rinckart kemudian melodinya digubah oleh Johann Crugger seorang komponis terkenal dari Jerman. Martin Rinckart lahir di Kota Eilenberg Jerman. Ia seorang anak tukang perunggu yang kehidupan keluarganya pas – pasan. Martin aktif di gereja dan menjadi anggota paduan suara Gereja Santo Thomas di Lepzig Jerman. Martin bercita – cita menjadi Pendeta. Ia harus bekerja dan belajar sangat keras untuk bisa Lulus dari Universitas Leipzig. Perjuangannya tidak sia – sia, Martin Rinckart menjadi Pendeta dan ditempatkan di Eilenberg, kota kelahirannya. Namun masa – masa itu adalah masa perang sedang bergolak di Jerman tahun 1618-1648. Perang bergolak, Wabah penyakit sampar melanda, dan kelaparan terjadi di Eilenberg. Pdt. Martin bergumul dalam derita keluarganya yang semakin terhimpit secara ekonomi tapi juga derita umat Tuhan yang menjadi korban perang, sakit dan mati kelaparan. Betapa beratnya pergumulannya karena adakalanya Pdt. Martin harus memimpin kebaktian pemakaman sebanyak 40 – 50 kali dalam satu hari. Namun melewati masa pergumulan dan derita itu, Pdt. Martin mengakui bahwa jemaat melewati pergumulan dan derita itu, tidak dapat mengharapkan belas kasihan manusia, hanya anugerah Tuhan, hanya mujizat Tuhan. Pengalaman iman Pdt. Martin dan jemaat di Leipzig bahwa meskipun mengalami pergumulan dan derita tapi pengharapan di dalam Tuhan dan ungkapan syukur kepada Allah dapat menguatkan iman mereka

 

Ketika mendengar berita dukacita, tentu keluarga sangat sedih dan terpukul apalagi saat tidak dapat mengantarkan orang tua terkasih untuk pemakaman. Firman Tuhan menguatkan kita semua secara khusus anak terkasih dan anak mantu, cucu - cucu dan keluarga besar sekalian mari tetap menaruh pengharapan bagi Tuhan yang memberi penghiburan sejati. “Tidak ada yang abadi” di dunia ini.  Seperti pagi dan petang yang datang silih berganti demikian juga masalah dan kelegaan, masa-masa sulit maupun masa-masa indah, suka dan duka bergantian datang dan pergi. Tapi sekelam apa pun dukacita yang kita alami, sesesak apapun sedih yang kita tanggung, seperih apapun luka yang kita rasakan, cinta Tuhan tetap abadi. Rencana Tuhan selalu indah. Waktu Tuhan pasti yang terbaik dan janji Tuhan tak pernah terlambat digenapi. Berharaplah selalu pada Tuhan. Amin.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH IBADAH SYUKUR KEMATIAN (Mazmur 130:1-8)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

SETIA KEPADA TUHAN (I Korintus 4:1-5)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed