SAMPAI MASA TUAMU AKU TETAP DIA (Yesaya 46:1-13)
Saat yang nyaman bagi seorang bayi dan anak kecil adalah saat berada dalam gendongan mama atau papanya. Berada dalam gendongan dapat membuat anak kecil yang menangis menjadi tenang bahkan tertidur dengan nyenyak. Kita yang dewasapun kadangkala merindukan masa kanak – kanak yang manis dan tak terlupakan saat berada dalam gendongan orang tua. Karena digendong dan dipeluk oleh orang tua menjadi tanda suatu perlindungan yang aman dan memberi rasa tentram. Tuhan menjanjikan perlindungan yang luar biasa. Yesaya bernubuat menyampaikan anugerah yang besar dan janji Tuhan yang indah dalam ayat 4 bacaan kita: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu”. Jika saat yang manis bagi manusia dalam gendongan orang tua terjadi pada masa kanak – kanak saja sedangkan gendongan Tuhan bagi kita tidak hanya pada waktu tertentu saja. Penyertaan dan perlindungan dalam gendongan Tuhan terjadi sepanjang umur kehidupan kita: “sampai masa tua, sampai masa putih rambut”. Padahal jujur kita mengakui, masa tua sering membawa kita pada kegelisahan. Saat kerutan tampak di wajah, rambut putih mulai muncul, rambut makin menipis alias kepala sudah mulai botak maka hati menjadi gelisah. Kita berusaha tampil muda, cream anti penuaan laku di mana – mana, rambut di cat warna hitam juga kita berusaha untuk memakai cream penumbuh rambut. Saat tua kitapun mengalami keadaan di mana kekuatan fisik semakin menurun belum lagi penyakit ini dan itu datang menyerang. Dalam kegelisahan dan kecemasan kita, Firman Tuhan memberi jaminan penyertaan sebagaimana tema khotbah kita saat ini: SAMPAI MASA TUAMU AKU TETAP DIA.
Yesaya 46:1-13 adalah pernyataan Tuhan yang disampaikan nabi Yesaya kepada bangsa Israel yang sedang mengalami kesesakan sebagai tawanan. Israel diingatkan bahwa dewa – dewa yang paling hebat sekalipun tidak dapat memberi kelepasan kepada mereka. Bel dewa tertinggi Babel maupun Nebo dewa pengetahuan dan pendidikan adalah patung buatan manusia yang mati dan tidak memiliki kuasa apapun. Sedangkan Tuhan semesta alam adalah Tuhan yang hidup, yang bergerak, yang berkuasa. Tuhan tidak dapat dibandingkan dan disamakan dengan apapun. Tuhanlah yang memberi keselamatan dan kelepasan bagi Israel. Oleh sebab itu janganlah mencondongkan hati kepada berhala – berhala buatan manusia. Janganlah mengandalkan kesuksesan pada uang dan jabatan atau pada jimat – jimat yang memberi keuntungan sementara saja.
Percayalah pada Tuhan yang hidup, yang mengasihi, menguatkan dan menggembalakan kita. Ia Tuhan yang selalu mendampingi dan menyertai kita. Usia kita boleh bertambah dengan kondisi fisik yang berubah tapi kasih setia Tuhan tidak pernah berubah. Cinta manusia bisa pudar seiring waktu tetapi cinta Tuhan kepada kita tak pernah berubah. Bagaikan ibu yang penuh kasih menggendong anaknya, Tuhan dengan kasih setianya menggendong kita. Seringkali kita merasa beban dan pergumulan menekan kita dan membuat kita jatuh. Atau kita merasa kondisi kita terpuruk dan rasanya sulit untuk bangkit dan melangkah kembali. Tetapi disaat seperti itulah Tuhan menggendong kita. Seperti sebuah sajak terkenal dari Margaret Fishback berjudul Jejak – jejak Kaki.
Suatu
malam aku bermimpi
Aku berjalan di tepi pantai dengan Tuhan
Di tiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di pasir
Satu pasang jejak kakiku, yang lain jejak kaki Tuhan.
Ketika adegan terakhir terlintas di depanku
Aku menengok kembali pada jejak kaki di pasir.
Di situ hanya ada satu pasang jejak.
Aku mengingat kembali bahwa itu adalah bagian yang tersulit dan paling menyedihkan dalam hidupku.
Hal ini menganggu perasaanku maka aku bertanya Kepada Tuhan tentang keherananku itu.
“Tuhan, Engkau berkata ketika aku berketetapan mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dan berbicara dengan aku sepanjang jalan,
Namun ternyata pada masa yang paling sulit dalam hidupku hanya ada satu pasang jejak.
Aku tidak mengerti mengapa justru pada saat aku sangat membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku?”
Tuhan berbisik, “Anakku yang Kukasihi, Aku mencintai kamu dan takkan meninggalkan kamu. Pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun. Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak,
ltu adalah ketika Aku menggendong kamu.”
Allah mendukung kita tidak saja saat kita masih berada dalam kandungan, tetapi disepanjang hidup kita. Perjalanan hidup yang penuh suka duka, pahit manis tidak pernah menjadi hampa karena kita menikmati berkat - berkat dari Allah yang hidup. Berkat dan kasihnya tidak dipengaruhi oleh usia ataupun oleh keadaan kita maka jangan pernah berubah tidak setia kepada Tuhan. Sambutlah rencana – rencana Tuhan yang indah dalam hidupmu saat dipilih sebagai Majelis Jemaat ataupun saat mengakhiri 2 periode pelayanan sebagai Majelis Jemaat. Pokoknya setiap momen, setiap keadaan disepanjang hidup kita, janganlah gelisah dan cemas karena Dia Tuhan yang selalu setia. Amin.Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
On Youtube: SAMPAI MASA TUAMU AKU TETAP DIA
Belum ada Komentar untuk "SAMPAI MASA TUAMU AKU TETAP DIA (Yesaya 46:1-13)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.