KEKASIHKU TUHANKU (Kidung Agung 5:9-6:3)
Sebuah syair lagu pop Indonesia tentang jatuh cinta menyebutkan bahwa jatuh cinta berjuta rasanya, berjuta indahnya, berjuta nikmatnya. Siang malam terbayang wajah sang kekasih. Saat jauh: cemas tapi hati rindu. Saat dekat: senang tapi salah tingkah. Itulah yang dirasakan saat dua hati dimabuk cinta. Tiada yang lain yang menentramkan hati karena hanya sang kekasihlah yang memenuhi hati, pikiran dan hidup orang tercinta. Kitapun dapat merasakan pesona cinta yang berkobar hebat di antara mempelai laki – laki dan mempelai perempuan seperti yang digambarkan dalam Kitab Kidung Agung. Tema cinta mewarnai seluruh kitab Kidung Agung. Mempelai laki-laki dan mempelai perempuan yang sedang mencintai satu sama lain mengungkapkan syair – syair penuh cinta, kekaguman mereka satu sama lain, kerinduan yang sangat untuk berjumpa maupun kegelisahan saat berpisah.
Hari ini kita membaca Kidung Agung 5:9-6:3 dengan tema Khotbah: KEKASIHKU TUHANKU. Bagian Alkitab ini berisi pujian mempelai perempuan kepada mempelai laki – laki di hadapan puteri – puteri Yerusalem. Bagi mempelai perempuan, segala sesuatu tentang mempelai laki-laki itu sangat berharga, menarik hati dan sangat menyenangkan. Itulah sebabnya mempelai perempuan mengalami sakit asmara saat tak melihat mempelai laki – laki (5:8). Kepada puteri – puteri Yerusalem, mempelai perempuan menjelaskan keistimewaan – keistimewaan sang kekasih. Kemolekan tubuh sang kekasih digambarkan secara rinci. Sang kekasih berbeda dan sangat menonjol di antara yang lain. Semua yang ada pada mempelai laki – laki adalah indah dan sempurna bagi mempelai perempuan. Ungkapan pujian menggambarkan betapa besarnya cinta sang mempelai perempuan kepada kekasihnya. Akhirnya perikop ini ditutup dengan sebuah pernyataan keagungan cinta yang saling memiliki dan tak terpisahkan. “Aku kepunyaan kekasihku dan kepunyaanku kekasihku”.
Relasi Tuhan dan manusia juga digambarkan dalam relasi cinta. Tuhan bukan sekedar menciptakan kita sebagai salah satu ciptaan. Tuhan menjadikan kita milik kepunyaanNya. Tuhan mengikat cintaNya pada kita. Kita ada karena cinta Tuhan. Kita diselamatkan oleh cinta Tuhan. Kita dipelihara dalam cinta Tuhan. Cinta Tuhan telah nyata di dalam Yesus Kristus Juruselamat manusia. Cinta Tuhan telah terbukti dalam pengorbanan Kristus di kayu salib. Tak sedetikpun di hidup kita yang dapat kita jalani tanpa cinta Tuhan. Tak cukup kata untuk mengungkapkan betapa besarnya cinta Tuhan bagi kita. Tak cukup kertas untuk melukiskan betapa luar biasanya cinta Tuhan bagi kita. Tak cukup pena untuk menuliskan betapa agungnya cinta Tuhan. Cinta Tuhan tak dapat disangkal. Cinta Tuhan tak pernah diragukan. Cinta Tuhan agung dan mulia.
Jika Tuhan sedemikian mencintai kita manusia, bagaimanakah dengan kita? Tema khotbah: Kekasihku Tuhanku, mengajak kita untuk merenungkan relasi cinta kita dengan Tuhan. Adakah Tuhan menjadi yang terpenting dihidup kita? Jika Tuhan adalah kekasih jiwa kita maka hanya Tuhanlah satu – satunya yang terutama dan yang utama di hidup kita. KepadaNyalah kita mempercayakan seluruh kehidupan kita. Tiada tempat bagi yang lain; apapun dan siapapun itu. Jika Tuhan adalah kekasih jiwa kita maka setiap saat kita memiliki kerinduan yang menggebu untuk berjumpa dengan Tuhan. Manakah yang sedang berkobar dihati kita saat ini? Ambisi kitakah ataukah kerelaan hati untuk melayaniNya? Jika Tuhan adalah kekasih jiwa kita maka kita pasti menyerahkan hidup dalam pengenalan yang sungguh kepada Tuhan. Seperti mempelai perempuan sangat mengenal setiap inci tubuh dan karakter kekasihnya demikianlah kita mengenal Tuhan dengan sungguh – sungguh dan hanya melakukan hal - hal yang menyenangkan hati Tuhan. Jika Tuhan adalah kekasih jiwa kita maka kitapun senantiasa memuji – muji Tuhan. Kita selalu bersyukur meresponi berkat – berkat cinta Tuhan dalam kerja dan profesi masing - masing. Jiwa kita penuh sukacita untuk melayani Tuhan. Setiap kesempatan dalam hidup adalah kesempatan untuk melayani Tuhan. Kitapun merespon dengan sukacita saat dipilih Tuhan untuk jabatan – jabatan pelayanan dalam gereja. Bahwa jabatan pelayanan itu bukanlah kesempatan untuk berkuasa melainkan untuk menjadi hamba. Seperti mempelai perempuan yang selalu memuji – muji mempelai laki – laki demikianlah seluruh kehidupan kita menjadi pujian bagi kemuliaan Tuhan
Sepasang mempelai dalam kitab Kidung Agung telah menunjukan cinta dan kesetiaan yang tak tergantikan maka jadikan cinta Kristus terpatri abadi dihati kita. Hiduplah dalam cinta Tuhan. Cinta Tuhan menjadi kekuatan saat resah. Cinta Tuhan memberi penghiburan saat sesak. Cinta Tuhan membuat Roh selalu menyala untuk melayani Tuhan tanpa lelah. Janganlah menduakan cinta Tuhan dengan kepercayaan pada kuasa kegelapan atau kepercayaan kepada kuasa – kuasa modern. Janganlah mengkhianati cinta Tuhan dengan perilaku dosa yang mendukacitakan hati Tuhan. Sebagaimana Tuhan sangat mencintai kita maka nyanyikanlah: “Ku mau cinta Yesus selamanya. Ku mau cinta Yesus selamanya. Meskipun badai silih berganti dalam hidupku. Ku tetap cinta Yesus selamanya”. Cinta bukanlah cinta jika hanya memikirkan diri sendiri. Maka nyatakanlah cinta Tuhan bagi dunia. Teladanilah karakter Kristus yang penuh cinta dalam perbuatan kita yang saling mengasihi. Keluargamu merindukan bahasa cinta. Tetanggamu menantikan kepekaan hati dan tenggang rasa penuh cinta. Rekan kerjamu memerlukan topangan penuh cinta. Banyak orang disekitarmu sedang menanti uluran tangan penuh cinta. Dunia dapat terus berjalan dengan doa yang penuh cinta. Hiasilah hidup dengan cinta Tuhan agar dunia dipenuhi cinta kasihNya dan kitapun menikmati tak terbilang banyaknya berkat cinta Tuhan, tak terbilang banyaknya nikmat penyertaan Tuhan dan tak terbilang banyaknya sukacita di dalam Tuhan. Di mana ada cinta Tuhan, di situ ada kehidupan. Amin. Selamat hari minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KEKASIHKU TUHANKU (Kidung Agung 5:9-6:3)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.