TUBUH KEBANGKITAN (Lukas 24:36-49)
Orang dengan kacamata minus bila tidak memakai kacamata maka objek yang jauh akan terlihat samar – samar atau tidak jelas. Namun jika memakai kacamata maka objek akan terlihat jelas. Bila kita memandang hidup dengan kacamata manusia maka pergumulan kita dan situasi di sekitar kita, dapat membuat kita resah, khawatir, gelisah bahkan takut. Pikiran dan hidup yang dipenuhi keraguan, ketakutan, kecemasan akan membuat kita sulit mengenal Tuhan dan kita tidak mengalami kuasaNya. Tapi jika kita memandang hidup dengan kacamata iman maka kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dan kehadiran Tuhan pasti memberi damai sejahtera.
Pikiran, hati dan kehidupan para murid sedang diliputi dengan ketakutan. Bayang
– bayang Golgota masih menghantui mereka. Ketika mereka sedang membahas hal –
hal yang terjadi sesudah Yesus mati. Tiba-tiba Yesus datang dan berdiri di
tengah mereka. Yesus menyapa mereka: “Damai sejahtera bagi kamu”. Para
murid melihat Yesus dengan kacamata manusia. Mereka terkejut dan takut. Mereka
menyangka Yesus adalah hantu. Para murid sudah mendengar berita dari para
perempuan bahwa Yesus sudah bangkit tapi pikiran mereka masih penuh keraguan. Ketika
para murid melihat Yesus dengan kacamata manusia, mereka tidak mengenali Yesus.
Yesus menyapa murid – muridNya: “Damai sejahtera bagi kamu!” Kata – kata Yesus ini bukan sekedar sapaan tapi juga pernyataan kehadiran dan kuasa Yesus. Yesus menerima para murid. Yesus mengasihi mereka walaupun mereka pernah gagal sebagai muridNya. Yesus mengajar dan membimbing para murid untuk melihatNya dengan kacamata iman. Yesus menunjukkan bekas luka di tubuh-Nya (ay. 39-40). Yesus bahkan memakan ikan goreng (ay. 43). Dalam keseharian yang sederhana Yesus menyatakan kehadiranNya dan menghalau ketakutan para murid. Setelah para melihat Yesus dengan kacamata iman, Yesus mengajar mereka kebenaran yang sudah disampaikanNya kepada mereka. Yesus membimbing mereka memahami Kitab Suci bahwa Dialah Mesias yang menderita dan mati tetapi bangkit pada hari yang ketiga. Sesudah itu Yesus meneguhkan panggilan para murid untuk mejadi saksi. “Kamu adalah saksi dari semuanya ini” (Ayat 48). Yesus berjanji memperlengkapi para murid dengan Roh Kudus dan menyuruh mereka tinggal di kota sampai Roh Kudus dicurahkan. Kata “tinggal” sampai janji itu digenapi, membutuhkan ketaatan dan kepatuhan. Dan Buah dari ketaatan adalah berkat.
Pesan Firman Tuhan bagi kita yakni Kebangkitan Yesus menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Ia Allah yang hidup. Allah yang menang. Ia mengalahkan maut dan kematian. Ia bangkit sesudah kematianNya. TubuhNya tidak lagi terbujur kaku di dalam kuburan. Tapi tubuhNya yang bangkit bukanlah hantu tapi telah menjadi tubuh yang mulia. KehadiranNya sebagai Allah yang mulia tetap dialami dalam keseharian kehidupan kita. Damai sejahteraNya tidak jauh dari kita.
Kebangkitan Kristus memberi damai sejahtera. Situasi hidup mungkin akan tetap sama, tetapi perjumpaan secara pribadi dengan Yesus telah mengubahkan hidup kita. Ia membentuk kita menjadi bejana yang mahal, yang bernilai dan yang berharga. Tanpa Yesus, hidup kita tidak berarti. Tetapi bersama Yesus walaupun hidup kita rusak, Ia akan membentuk kita berulang kali agar kita hidup sesuai dengan rencananya. Ketika Yesus memimpin kehidupan kita maka kita akan mengalami damai sejahteraNya. Damai sejahtera dari Yesus menguatkan dan memberi harapan bagi kita. Yesus sanggup memberi damai sejahtera yang sejati di tengah kesulitan, kesukaran dan pergumulan. Hidup ini memang tidak pernah lepas dari kesukaran, tapi sama sekali bukan tanpa pengharapan. Hidup ini memang tidak bebas dari pergulatan dan pergumulan, tapi bukan tanpa kemenangan itu. Percaya pada Yesus yang bangkit mengubah ketakutan menjadi sukacita dan keraguan menjadi damai sejahtera. Percaya kepada kebangkitan Yesus, berarti kita percaya bahwa Allah sanggup “membangkitkan” kita dalam setiap hal. Ia sanggup membangkitkan kita dari keterpurukan dan kehancuran. Ia sanggup mengubahkan kehidupan kita yang jahat kepada kehidupan bermakna. Ia sanggup membentuk kehidupan kita yang tanpa kasih kepada kehidupan yang penuh kasih. Dan yang tetutama, Ia sanggup membebaskan hati kita dari kekuasaan roh dunia dan mengisinya dengan Roh-Nya sendiri.
Marilah hidup dalam ketaatan meskipun mengalami keadaan yang tidak menyenangkan. Dibutuhkan ketekunan, kesabaran dan kesetiaan kita sebagai umat Allah agar kita menikmati buah berkat dari ketaatan kita. Mari pahami maksud Tuhan bagi Waropen dengan iman. Mari pandang Sidang Sinode dengan Iman. Ingat, jika kita memakai kacamata manusia maka banyak hal terasa sulit. Tapi jika kita memakai kacamata iman maka kita akan melihat kuasa Tuhan dalam setiap kesulitan. Mari bekerja dengan iman. Jika kita bekerja dengan pikiran manusia maka kita mudah bersungut. Jika kita bekerja dengan pikiran manusia maka kita akan hitung - hitungan apakah dari kerja ini kita dapat keuntungan atau tidak? Tapi jika bekerja dengan iman maka kita akan bekerja dengan setia. Bukan uang yang menjadi penggerak tapi Roh Kudus. Bekerja dengan iman berarti bekerja dengan sehati sepikir. Bekerja dengan iman berarti bekerja dengan jujur dan takut Tuhan. Ingat, kerja kita saat ini, dalam setiap kondisi yang sedang kita alami adalah sebuah kesaksian bagi dunia. Di tengah keterbatasan, kebimbangan, keputusasaan, kesulitan, kita tetap dipanggil untuk melayani dan bersaksi. Roh Kudus menyertai kita. Mother Teresa pernah berkata: “dalam pelayanan kita tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi untuk setia.” Tetap bertekun dalam doa tetap semangat dalam kerja, semua akan menjadi persembahan kita bagi Tuhan. Amin. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "TUBUH KEBANGKITAN (Lukas 24:36-49)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.