RAJA ADIL, JAYA DAN LEMAH LEMBUT (Zakharia 9:9-10)
Istilah raja menunjuk pada penguasa tertinggi dari suatu kerajaan atau orang yang mengepalai dan memerintah suatu kerajaan atau bangsa atau negara. Yesus adalah Raja kita. Yesus adalah Raja yang berkuasa di Sorga dan di bumi. Dan sebagai orang percaya, tentu kita bersyukur karena kita adalah anak – anak dalam Kerajaan Allah. Seperti sebuah lagu Sekolah Minggu: “aku anak Raja, engkau Anak Raja, kita semua anak Raja”. Sebagai orang – orang yang istimewa di dalam kerajaan Allah mari kita belajar bagaimana hidup sebagai umat yang memiliki Yesus sebagai Raja. Tema khotbah kita hari ini adalah: RAJA ADIL, JAYA DAN LEMAH LEMBUT.
Sahabatku, Nabi Zakharia memulai nubuatnya tentang Raja Mesias di Sion dengan sebuah ajakan bagi penduduk Yerusalem yang disebut Putri Sion untuk bersorak – sorak. Dua kali ajakan bersorak – sorak ini disebutkan. Bukan sekedar bersorak yang biasa dan umum tapi bersorak – sorak dengan nyaring. Pekikan kemenangan penuh sukacita atas pembebasan dan kelepasan. Umat bersorak – sorai dengan nyaring oleh karena sang pembebas dan Pelepas telah datang. “Lihat Rajamu datang kepadamu”. Raja yang biasanya berada di dalam istana yang megah dan duduk pada singgasananya yang mewah ternyata mendatangi rakyatnya. Tentu kedatangan dan kehadiran sang Raja membawa sukacita dan pengharapan. Nah Raja yang dimaksud oleh Nabi Zakharia menunjuk pada Yesus, sang Mesias yang dinantikan. Yesus adalah Raja yang adil, jaya dan lemah lembut. Apa maksud nubuatan Zakharia tentang Raja Mesias di Sion bagi kondisi umat saat itu?
Zakharia hidup pada zaman pembuangan Babel. Zakharia mengalami keadaan sengsara dan derita semasa pembuangan ke Babel. Lalu pada tahun 538 SM Israel dipulihkan Tuhan. Israel dapat kembali ke Kanaan dibawah kepemimpinan Zerubabel. Kembali ke kampung halaman, tanah kelahiran ternyata tidak seindah yang diimpikan. Dua puluh tahun setelah kembali dari pembuangan, bangsa Israel tetap mengalami penderitaan. Mereka masih bergumul soal ekonomi, politik, dan sosial. Secara politik, mereka masih takluk kepada Persia. Mereka mengalami keadaan ibarat keluar dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya. Penindasan dan ketidakadilan tetap dialami karena bangsa Israel berada di bawah kekuasaan Bangsa Persia. Setelah pulang dari pembuangan di Babel, mereka masih menjadi budak di negeri sendiri. Ladang, kebun anggur, dan rumah digadaikan untuk mendapatkan gandum. Penderitaan dan sengsara masih menghimpit kehidupan bangsa Israel. Namun, di tengah keterpurukan itu, bangsa Israel tetap percaya bahwa Allah menyertai mereka. Israel melihat wujud penyertaan Allah dengan dibangunnya Bait Allah dan tembok Yerusalem. Israel juga menerima janji dan mendengar nubuat tentang sang Mesias. Israel menantikan kedatangan Mesias sebagai Raja yang dapat membebaskan mereka dari sengsara dan derita yang sedang menghimpit. Dalam konteks seperti itulah, Nabi Zakharia menubuatkan kedatangan Mesias.
Mesias digambarkan sebagai raja yang adil. Kata adil diterjemahkan dari kata Ibrani: tsadiq. Kata ini memiliki makna bahwa sang Mesias, Raja yang adil itu bukan hanya menegakkan keadilan, memerintah dengan tepat, dan hidup penuh integritas. Tetapi sang Raja juga memperhatikan dan mendukung orang yang lemah dan miskin. Raja yang adil juga merefleksikan keadailan dan kebaikan Tuhan yang berpihak pada mereka yang kecil dan tersingkirkan. Dalam keadilanNya, Yesus sang Raja menyatakan kasih dan kebaikanNya bagi semua orang. Mesias, sang Raja memiliki kekuasaan yang tak terbatas tapi ia adalah Raja yang rendah hati. Mesias, sang Raja sungguh berbeda dan Raja pada umumnya. Raja biasanya mengendarai kuda. Namun Mesias sang Raja mengendarai Keledai. Kuda adalah hewan yang terlihat tangguh dan perkasa sedangkan keledai terlihat lebih lemah, namun dalam kelemahannya keledai menunjukan kepatuhan pada orang yang menungganginya. Keledai menjadi simbol kerendahan hati dan ketaatan. Kuda selalu penuh pesona namun keledai selalu siap membawa beban seberat apapun. Keledai menjadi simbol kesediaan untuk berkorban. Mesias sang Raja bukan mengendarai kuda, hewan yang dipakai untuk berperang. Namun Ia mengendarai seekor keledai untuk membawa perdamaian. Kereta perang dan busur perang dilenyapkan sebab bukan genderang perang yang ditabuh tetapi damailah yang diberitakan.
Damai yang dimaksud bukan berarti tidak ada konflik tapi damai berarti lebih kuat menghadapi masalah, keadaan di dalam harmoni secara keseluruhan dan diberkati Tuhan. Meskipun Nubuat tentang Mesias tidak langsung digenapi pada zaman Zakharia melainkan pada zaman Yesus namun umat tetap hidup dalam pengharapan tentang Mesias, Raja yang adil, jaya dan lemah lembut, kekuasaanNya sampai ke ujung bumi. Nubuat tentang sang Raja telah digenapi dalam Kristus. Ia juruselamat yang menjadi manusia, menderita sengsara dan mati untu kmenebus kita. Karya pendamaian yang dilakukan Yesus bukan dengan menumpahkan darah orang lain melainkan mengorbankan darahNya sendiri dan menyerahkan nyawaNya sendiri untuk mendamaikan Allah dan manusia. Keadilan Kristus memerintah sepanjang masa. Ia Raja yang menggantikan pergumulan menjadi kesukacitaan dan penderitan menjadi kemenangan bagi umat yang berharap kepadaNya. Raja itu telah datang dan berkarya ditengah-tengah kehidupan manusia. Kuasa damai sejahteraNya dinyatakan agar kita hidup dalam kasihNya.
Pada minggu sengsara yang ke VI kita diajak untuk hidup sebagai umat yang bersyukur memiliki Kristus sebagai Raja. Juga umat yang memiliki pengharapan di dalam Yesus. Ketika kita memiliki Yesus, ketika hidup kita dipimpin oleh Yesus sebagai Raja. Ketika kita menaruh pengharapan hanya kepada Yesus maka hidup kita akan mengalami damai sejahtera. Hati dan pikiran kita akan diliputi oleh sukacita dan semangat walaupun hidup kita banyak tantangan, namun kuasa damai Allah akan mengalahkan semuanya itu. Jika saat ini kita sedang mengalami keputusasaan dan berbagai pergumulan baik di dalam keluarga, Gereja maupun masyarakat. Banyak perkara membuat kita gelisah dan putus asa. Ingatlah bahwa kita adalah anak Raja. Yesus adalah Raja kita. Ia Raja yang berkuasa di Sorga dan dibumi. Yesus telah menderita sengsara dan mati untuk kita. Di dalam Yesus, kita beroleh kemenangan. Di dalam Yesus kita beroleh pengharapan. Tetaplah setia menyangkal diri, memikul Salib dan mengiring Yesus. Amin. Selamat menjalani Minggu Sengsara. Tuhan memberkati
Belum ada Komentar untuk "RAJA ADIL, JAYA DAN LEMAH LEMBUT (Zakharia 9:9-10)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.