YESUS ANAK MANUSIA (Lukas 9:43b-45; Matius 17:22-23)
Sahabat DEAR PELANGI, pada Minggu sengsara Yesus Kristus yang ke – 5 hari ini, kita belajar dari kebenaran Firman Tuhan dalam Lukas 9:43b – 45 dan Matius 17:22 – 23 dengan Tema: Yesus Anak Manusia. Yesus, Juruselamat kita adalah Allah yang telah menjadi manusia. Di dalam Filipi 2:7 disebutkan bahwa Yesus telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Yesus adalah Allah tetapi juga manusia. Namun Yesus bukanlah pribadi setengah Allah dan setengah manusia. Yesus benar – benar Allah: 100% Allah sekaligus 100% Manusia. Kristologi Yesus sebagai Allah dan manusia, hanya dapat dipahami dengan iman dan bukan logika.
Dalam kesaksian Kitab – Kitab Injil, Yesus sendiri menyebut dirinya Anak Manusia. “Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”. Untuk kedua kalinya Yesus memberitahukan tentang tujuan kedatanganNya sebagai manusia bahwa Ia akan mengalami penderitaan bahkan dibunuh namun akan dibangkitkan pada hari ke tiga. Yesus menyebut diriNya sebagai Anak Manusia. Yesus menghubungkan identitasNya sebagai Anak Manusia dengan misi PenebusanNya yang digenapi melalui penderitaan. Yesus mengalami sengsara dan derita yang sangat menyakitkan secara manusia. HatiNya menderita karena pengkhianatan dan penghinaan. Ia dijual dengan harga yang sangat murah dari harga seorang budak. Ia diludahi, di olok – olok dan menjadi tertawaan banyak orang. Ia difitnah dengan berbagai kesaksian penuh dusta. Ia ditolak oleh orang – orang yang dikasihiNya. Tubuhnya terluka. Ia dipukul dan dicambuk, mahkota duri melingkar di kepala. TanganNya dipaku dan lambungNya ditikam. Darah mengucur dari tubuhNya. Yesus, Anak Manusia telah menjadi hamba yang menderita untuk menanggung dosa umat manusia.
“Anak manusia diserahkan ke dalam tangan manusia”. Pernyataan Yesus ini menunjukan bahwa Yesus tahu apa yang akan terjadi dan Ia sendiri rela untuk menghadapi kematianNya Manusia yang dikasihiNya justru akan menyalibkanNya. Yesus bisa saja menolak penyaliban dengan kekuatan kuasaNya namun Ia taat sampai mati sebab Ia adalah Anak Manusia yang menanggung dosa umat manusia. Apa respons para murid atas pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya? Dalam kesaksian Lukas, para murid tidak mengerti dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan Yesus. Sedangkan menurut kesaksian Matius, hati para murid menjadi sedih sekali. Sahabatku, sekian lama bersama Yesus ternyata bukanlah jaminan bahwa para murid memiliki iman yang bertumbuh. Para murid memang selalu mendengar pengajaran Tuhan. Mereka sering menyaksikan mujizat yang dilakukan Yesus. Tapi mereka belum beroleh pengertian dan pemahaman mengenai misi Yesus di tengah dunia.
Murid-murid Yesus tidak mengerti dan belum sanggup mengerti bahkan tidak berani bertanya untuk mengerti. Mereka masih diliputi oleh cita – cita dan konsep Mesias dalam pandangan keyahudian. Mereka sulit menerima kenyataan bahwa sang Mesias harus menderita dan mati. Murid-murid Yesus bersedih karena mereka hanya fokus pada soal derita, sengsara dan kematian. Pemahaman mereka terbatas pada hal yang dipandang sebagai masalah: Mengapa Mesias harus menderita dan mati? Hati mereka terpenjara pada mahkota duri sehingga mereka tidak dapat memandang dengan iman mahkota kemuliaan pada Salib di Golgota. Pikiran mereka terbelenggu dengan “derita Yesus” yang sulit mereka terima sehingga mereka kehilangan pengharapan pada kemenangan sesudah derita dan sengsara.
Marilah kita menyadari bahwa dalam diri Yesus sang Anak Manusia, ada kemuliaan dibalik pengorbanan dan kehinaan. Ada kekuatan kasih dalam kerelaan dihina, direndahkan, disiksa bahkan sampai mati tersalib. Kemuliaan, kuasa, dan kekuatan Ilahi Yesus adalah untuk menggenapi kehendak Allah yaitu menjadi Anak Manusia yang menanggung dosa umat manusia. Yesus yang tidak seharusnya mati, rela mati agar manusia beroleh kemenangan atas kuasa maut. Yesus yang seharusnya dipermuliakan, justru rela dihina supaya manusia yang hina beroleh Rahmat Allah. Yesus yang berkuasa, rela menderita dan sengsara agar kutuk dosa manusia terbayarkan.
Yesus, Anak manusia telah menderita sengsara dan mati serta menanggung hukuman Allah menggantikan kita. Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Ia diremukkan oleh karena kejahatan kita. Oleh karena itu kita dipanggil untuk menghayati kehidupan tersalib, bersedia menempuh jalan derita sebagai konsekuensi iman mengikut Yesus. Yesus telah mempersembahkan hidupNya bahkan menyerahkan nyawaNya untuk keselamatan manusia maka kita semua yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk meneladani Yesus yaitu mempersembahkan hidup dan menjadikan hidup bermakna bagi sesama. Pakailah kesempatan hidup untuk melaksanakan tugas, kerja dan pelayanan dengan sungguh – sungguh. Kasihilah sesama dengan kasih Kristus dan bersedialah menanggung berbagai derita dalam pelayanan bagi kemuliaan Tuhan. Seorang teman membagi motivasi iman: Jika kerja dan pelayanan yang kita lakukan membuat kita menanggung derita, tetaplah setia, jangan berkecil hati dan tetaplah kerjakan bagian kita. Tuhan selalu menyatakan cintaNya, Ia turut bekerja dalam segala sesuatu, Ia menggenapi rencana indahNya di hidup kita, mujizatNya dinyatakan di tengah tindakan – tindakan iman. Amin. Tuhan memberkati. Selamat menjalani Minggu Sengsara Tuhan Yesus.
Belum ada Komentar untuk "YESUS ANAK MANUSIA (Lukas 9:43b-45; Matius 17:22-23)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.