KHOTBAH NATAL KAUM IBU: ADA CINTA DI ANTARA KITA (Lukas 1:39-45)
Cinta itu sebuah kata yang sangat istimewa tapi juga kekuatan yang paling hebat dan ajaib di alam semesta. Cinta menjadikan hidup penuh warna. Di mana ada cinta, di situ ada kehidupan. Cinta kasih yang sejati bersumber dari Tuhan. Dan salah satu cinta yang tulus dari Tuhan adalah cinta seorang ibu. Sebuah lagu dari SM Mochtar yang tidak asing untuk kita: Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia. Hari ini kita berkumpul bersama, para perempuan, para ibu, persekutuan Wanita GKI untuk merayakan Natal Yesus Kristus bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember. Kita belajar dari kisah dua orang perempuan Maria dan Elizabeth sebagaimana pembacaan kita dalam Lukas 1:39-45 dan dalam sorotan tema: “Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan” dan Sub tema: “Ada Cinta di Antara Kita”
Maria dan Elisabet adalah dua perempuan pilihan Allah. Dua perempuan yang mengalami cinta kasih Kristus. Elisabeth dipilih untuk melahirkan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Maria dipilih menjadi Ibu bagi Yesus sang Juruselamat manusia. Maria dan Elisabet sama-sama mengandung dengan mujizat. Elisabet dapat mengandung meskipun mandul dan sudah tua, mustahil untuk mengandung, kalaupun mengandung resikonya besar. Maria seorang perawan dan belum menikah. Tapi ia mengandung dari Roh Kudus. Oleh karena karya Allah, kedua wanita ini mengandung dan melahirkan. Allah mengubah hidup Maria dan Elisabeth. Maria dan Elizabeth menjadi perempuan – perempuan yang mengalami cinta Tuhan yang luar biasa.
Maria menempuh perjalanan lebih dari 100 km untuk bertemu Elizabeth. Maria dipenuhi sukacita karena ia percaya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Elizabethpun penuh sukacita ketika menerima salam Maria bahkan anak yang di dalam Rahim Elizabeth melonjak kegirangan. Pertemuan dua perempuan itu diliputi cinta kasih Allah. Dalam hubungan kekerabatan, Maria dan Elizabeth adalah sepupu. Kita menemukan suasana cinta kasih dan persaudaraan dalam perjumpaan Maria dan Elizabeth. Persaudaraan yang tampak bukan soal materi, harta kekayaan, jabatan ataupun status tapi sikap saling menerima dan kehadiran satu sama lain yang memberi sukacita.
Elizabeth penuh dengan Roh Kudus. Ia tidak melihat Maria sekedar sebagai salah satu sanak keluarganya. Elizabeth tidak memandang Maria sebagai sepupu dalam ikatan darah semata atau seorang perempuan muda yang belum berpengalaman. Elizabeth menghargai Maria dan pilihan Tuhan atas Maria. Karena itu, Elizabeth menyapa Maria dengan sebutan “Ibu Tuhanku”. Kunjungan Maria adalah sebuah kehormatan bagi Elizabeth. Dari Maria dan Elizabeth, kita belajar untuk menghargai keberadaan sesama perempuan dan semua orang. Dalam cinta Kristus, sesama kita, siapapun orangnya adalah saudara bukan saingan yang dipandang sebagai ancaman atau dianggap rendah karen aitu dipandang dengan sebelah mata. Jika cinta Kristus telah merangkul kita dalam peristiwa NatalNya maka dalam cinta Kristus, kitapun mesti saling merangkul sebagai saudara.
Sumber cinta kasih sejati hanya ada pada Tuhan. Cinta kasih Tuhan dapat memberi sukacita sukacita dan damai sejati. Sumber sukacita dan damai bukanlah uang, bukanlah baju Natal, bukanlah segala hiasan Natal, bukanlah kue-kue dan makan minum yang enak di Bulan Desember. Karena itu di tengah berbagai kesibukan bulan Desember, janganlah lupa satu hal yang penting. Buka hati untuk Tuhan supaya kita mengalami cinta kasih Kristus. Cinta kasih Kristus bukan untuk disimpan bagi diri kita sendiri, Cinta kasih Kristus harus dibagi dalam perjumpaan kita dengan sesama. Maria tidak menyimpan berkat keselamatan untuk dirinya sendiri. Maria pergi menjumpai keluarga Zakaria dan Elisabet. Di rumah Zakaria dan Elisabeth Maria melanjutkan salam damai sejahtera Allah. Sebagaimana Maria pernah menerima salam damai sejahtera dari Malaikat Tuhan.
Kita dapat mengalami sukacita dalam cinta Kristus jika kita meresponi janji-jani Allah dan menyerahkan seluruh hati dan jiwa untuk bergantung kepada Allah, seperti Maria dan Elisabeth. Maria dan Elisabet sungguh diberkati oleh karena Tuhan memperhatikan mereka. Maria dan Elisabet menerima kelimpahan rahmat dan pertolongan Tuhan. Saudara dan saya, kita juga sudah menerima kelimpahan rahmat Tuhan melalui Yesus Kristus yang sudah datang dan yang akan datang kembali. Setiap hari Tuhan sedang melimpahkan rahmatNya untuk kita, seringkali satu atau dua pergumulan membuat kita tidak mensyukuri rahmat dan berkat-berkat Allah yang luar biasa. Marilah kita juga senantiasa terbuka untuk selalu diperbaharui agar semakin mampu melihat dan mensyukuri rahmat penyertaanNya di hari-hari mendatang.
Natal tidak hanya sekedar merayakan kembali kelahiran Yesus ke dunia. Tapi menyatakan cinta kasih Kristus bagi dunia. Cinta yang bersumber dari Kristus tidak akan pudar. Cinta yang bersumber dari Kristus bertahan walau badai datang silih berganti. Cinta yang bersumber dari Kristus tidak mengenal untung dan rugi. Cinta itu selalu memberikan kekuatan. Yang jauh maupun yang dekat, semuanya dapat dipersatukan jika ada cinta. Cinta Kasih Kristus memampukan seorang perempuan berkarya dalam profesi dan pelayanan, mengasihi suami dengan cinta tak bersyarat, menjaga kehangatan cinta dalam keluarga dan menjadi ibu yang mengasihi sepanjang masa. Hari ini cinta Kristus ada di antara kita. NatalNya memanggil kita untuk menyatakan Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan dan berorientasi pada keselamatan umat manusia. Selamat merayakan Natal dan Tahun Baru
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH NATAL KAUM IBU: ADA CINTA DI ANTARA KITA (Lukas 1:39-45)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.