KHOTBAH NATAL: CINTA KASIH KRISTUS YANG MENGGERAKKAN PERSAUDARAAN (I Petrus 1:22-25)
Ada dua ekor kambing gunung bertemu satu sama lain di jalan sempit di tepi tebing terjal yang hanya cukup untuk dilewati salah satu dari kedua binatang liar tersebut. Di sebelah kiri adalah tebing terjal dan di sebelah kanan adalah jurang yang dalam. Keduanya saling berpandangan. Apa yang harus mereka lakukan? Keduanya tak dapat balik karena terlalu berbahaya juga tak dapat berputar karena jalan itu terlalu sempit.
Kemudian salah satu dari mereka membaringkan dirinya di jalan yang kecil itu,
dan mengembik memberi tanda kepada kambing lainnya supaya berjalan diatasnya.
Dan selamatlah keduanya dari kecelakaan. Kambing-kambing itu tidak saling menanduk
dan berkelahi mempertahankan jalannya masing-masing. Hanya dengan demikian
mereka dapat selamat.
Kita manusia terkadang tidak dapat bersikap sebagaimana kedua hewan tadi. Manusia
tidak mau saling merendahkan hati. Setiap orang cenderung memikirkan dirinya
sendiri. “Ah yang penting saya aman, yang lain mau bagaimana? itu dong pu
susah sudah”. Mengapa demikian? Karena yang ada di hati manusia adalah cinta
diri sendiri bukan cinta kasih Kristus.
Hari ini kita merayakan Natal bersama keluarga besar wyk Doa Paulus dan merenungkan bagian Firman Tuhan dan tema sentral: “Cinta kasih Kristus yang menggerakan persaudaraan”. Surat 1 Petrus ditulis untuk jemaat – jemaat Kristen di Asia Kecil. Mereka disebut sebagai pendatang dan tersebar di beberapa tempat yaitu Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Orang – orang Kristen masa itu sedang menghadapi penderitaan karena penganiayaan. Oleh sebab itu surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristiani dan cara jemaat menghadapi cobaan dan penderitaan. Jemaat yang menerima surat ini dinasehati untuk memiliki rasa persaudaraan yang tulus ikhlas di dalam Kristus. Sekalipun mereka berstatus pendatang dan berbeda satu dengan yang lain tapi mereka mesti memiliki Cinta Kasih Kristus untuk hidup senasib dan sepenanggungan seperti bersaudara kandung. Kanibararuko kalau dalam falsafah hidup orang Waropen. Seperti lagu: “Dalam Tuhan kita bersaudara sekarang dan selamanya”.
Bersaudara dalam Kristus bukan semata karena ada pertalian darah, satu suku, se-turunan dan lain sebagainya. Dalam Cinta kasih Kristus, yang berbeda suku, bahasa, status sosial tetap menjadi satu, sehati sepikir dalam Tuhan. Agar persaudaraan dapat dibangun, dapat digerakkan, dapat bertumbuh dan ada di tengah persekutuan maka milikilah cinta kasih Kristus di hati kita. Tanggalkan perilaku yang memecah belah hidup persaudaraan, racun yang biasanya merusak persaudaraan: mau menang sendiri, irih hati, pura – pura, benci, dengki, dendam. Hari ini ketika kita memaknai Natal Yesus Kristus baiklah kita mengingat Cinta Kasih Kristus yang luar biasa bagi manusia. Yohanes 3:16 katakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga ia mengaruniakan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Natal adalah bukti cinta Allah bagi manusia. Karena Allah yang tidak terbatas rela menjadi manusia yang terbatas. Anak Allah mau menjadi manusia agar manusia dapat menjadi anak – anak Allah. Jika hari ini kita masih di beri anugerah merayakan Natal tahun demi tahun juga tahun 2021 ini maka marilah kita memiliki cinta kasih Kristus yang menggerakkan kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati dalam kasih persaudaraan yang tulus dan ikhlas. Kita mesti memiliki cinta Yesus didalam hati kita. Sehingga dalam keluarga dan “wyk doa” ada suasana kerajaan Sorga. Setiap orang yag berjumpa dengan kita mengalami damai. Itu cara kita menunjukkan cinta Kristus kepada dunia. Jemaatbukan sekedar sebuah jemaat yang memiliki hubungan pelayan dengan pelayan, atau pelayan dengan warga jemaat, wyk yang satu dengan wyk yang lain. Tapi kita adalah saudara yang diikat oleh cinta kasih Kristus.
Di masa pandemi ini, hampir dua tahun, begitu banyak kehilangan yang terjadi di tengah – tengah jemaat. Kehidupan yang makin sulit secara ekonomi. Dan kita harus bekerja keras menuju Sidang Sinode XVIII. Hanya cinta kasih Kristus yang memberi semangat saat lesu, kekuatan kala lemah, sukacita meski berduka, hikmat dalam peliknya hidup. Cinta kasih Kristus menolong kita melewati guncangan pandemi dan berbagai guncangan kehidupan sampai saat ini.
Bagaimana kita memaknai Natal? Apakah ingat diri sendiri saja? Apakah senang liat orang susah dan susah liat orang senang? Tidak saudaraku. Cinta Kristus mesti menggerakan kita untuk hidup dalam persaudaraan, untuk menyatakan pengharapan, untuk melakukan segala yang baik dalam kehendak Allah. Marilah merayakan Natal dengan memiliki dan menyatakan Cinta Kasih Kristus bagi sesama dalam keluarga, dalam jemaat dan bagi semua orang. Ingatlah bahwa sukacita natal tidak ditentukan oleh meriahnya acara natal, indahnya dekorasi natal, melimpahnya makanan dan minuman, mahalnya baju yang dikenakan. Sukacita natal ada di setiap hati yang memiliki dan membagi cinta kasih Kristus. Selamat Merayakan Natal dan menyongsong Tahun Baru. Amin.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH NATAL: CINTA KASIH KRISTUS YANG MENGGERAKKAN PERSAUDARAAN (I Petrus 1:22-25)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.