ORANG YANG SABAR ADALAH PEMENANG (II Korintus 6:4)
Seorang anak menyampaikan isi hati kepada ayahnya. “Ayah, saya capek sekali”. Saya capek belajar, saya mau menyontek saja karena ada teman – teman yang suka menyontek. Saya lelah bekerja dan membantu dirumah lebih baik ayah dan ibu mencari pembantu saja. Saya capek menabung lebih baik jajan seperti teman - teman. Saya lelah bicara yang sopan karena orang lain masih berbicara yang kotor. Saya tidak bisa bersabar jika ada yang marah – marah”. Ayahnya hanya tersenyum kemudian mengajak sang anak: “Mari, ikut ayah ke suatu tempat”. Lalu ayah dan anak itu berjalan menyusuri sebuah jalan yang kotor, banyak duri, serangga, rumput dan ilalang. Si anak bertanya: ”Ayah, kita mau ke mana? Saya tidak suka jalan ini, sandal menjadi kotor, kaki tertusuk duri, banyak nyamuk dan serangga, saya tidak menyukai tempat ini”. Namun ayahnya terus berjalan. Anak itu tak punya pilihan lain. Iapun terus berjalan mengikuti langkah sang ayah. Akhirnya keduanya tiba di suatu telaga yang sangat indah. Airnya bening dan segar. Ada banyak kembang cantik yang berbunga aneka warna. Banyak kupu – kupu yang indah berterbangan. Suasana begitu teduh, sejuk dan segar karena banyak pepohonan yang rindang.
"Wwaaaah… Ayah tempat ini bagus sekali. Saya suka, sangat suka”. Anak itu bersorak kegirangan. Ia menikmati keindahan pemadangan telaga dan melupakan keluh kesahnya. "Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah," ujar sang ayah. Lalu anak itupun duduk di samping ayahnya. "Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah?" “Tidak tahu ayah, memangnya kenapa? Apakah karena orang tidak tahu tentang telaga ini" Sang ayah menjawab: "Bukan demikian anakku. Itu karena orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu." "Ooh… ayah, jadi inikah pelajaran untukku? Orang yang sabar dapat menikmati hal yang indah. Terima kasih ayah”. Anak itu sangat gembira dan memeluk ayahnya.
Butuh kesabaran dalam belajar. Butuh kesabaran untuk bersikap baik. Butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita dapat menikmati keindahan hidup dan memperoleh kemenangan iman. Yesus telah menunjukan teladan dalam hal menanggung derita. Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat, telah taat menderita sengsara sampai mati di kayu salib. Yesus rela menempuh jalan Via Dolorosa yang kelam dan penuh derita. Rasul Pauluspun mengikuti teladan Yesus. Rasul Paulus menanggung penderitaan dengan sabar. Paulus menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, berjerih payah, berjaga-jaga. Segala resiko karena pemberitaan Injil dihadapi dengan iman. Tetap bersukacita, ketika dihina, diumpat, dianggap sebagai penipu, namun dipercaya, tidak dikenal namun terkenal, hampir mati tetapi hidup, dihajar, tapi tidak mati.
Teladan Yesus dan Paulus memberi pelajaran bagi kita. Sabarlah
dalam penderitaan walau derita itu ibarat duri yang melukai kaki. Kristus
sedang mengajar kita pada jalan Via Dolorosa yang sedang kita tempuh. Ibarat
sang ayah yang mengajar anaknya melewati jalan yang kotor untuk tiba di sebuah
telaga yang indah. Kita tidak berjalan sendirian. Kristus bersama kita. Berilah
hati untuk dibentuk menjadi pribadi – pribadi yang sabar. Ada buah dari
kesabaran karena orang yang sabar adalah seorang pemenang. Amin. Tuhan memberkati.
Orang yang sabar akan mendapatkan apa dia inginkan dan orang yang sabar itu pastilah orang yang hidup di dalam Tuhan karena dia selalu punya pengharapan.
BalasHapusAmin ...
HapusTerima kasih Sahabat DEAR PELANGI