NATAL : PENYERTAAN SANG IMANUEL (Matius 1:23)
Percakapan anak – anak Sekolah Minggu dalam Spontanitas tadi adalah gambaran kehidupan kita, persekutuan kita, pergumulan kita di tahun 2020. Tahun 2020, kita lewati dengan situasi yang tidak biasa. Aktivitas pernah dibatasi, hanya jam tertentu ada aktivitas pasar. Ibadah selama tiga bulan dari rumah. Anak – anak tidak pergi ke sekolah secara normal. Bepergian kemanapun harus mengikuti prosedur yang lebih rumit. Ada yang mengalami menurunnya pendapatan hingga kehilangan pekerjaan. Di berbagai tempat, saudara – saudara kita banyak yang sakit bahkan meninggal dunia. Angka yang terinfeksi dan meninggal dunia karena Covid 19 terus bertambah meskipun sudah memasuki era new normal.
Kita merasa biasa saja dengan situasi ini. Tapi beberapa negara Eropa saat ini sedang bergumul karena gelombang kedua Covid 19 lebih parah lagi. Beberapa tempat di Indonesia, perayaan Natal masih tetap dilaksanakan dalam bentuk ibadah di rumah. Jadi, kalau hari ini kita dapat merayakan Natal dalam persekutuan di gereja, itu tandanya kita mengalami penyertaan Sang Imanuel di hidup kita. Sang Imanuel beserta saudara – saudara kita yang masih bergumul dengan Covid 19 juga beserta kita di sini. Setiap saat Imanuel beserta kita, dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Tema Sentral Perayaan Natal tahun 2020 : … dan mereka akan menamakan Dia Imanuel. Berita Natal menjadi berita Sukacita karena sang Imanuel terlahir ke dunia. Kristus lahir bagi kita. Kristus menjadi sama dengan manusia. Penyertaan-Nya merupakan anugerah terbesar bagi kita. Imanuel berarti Allah bersama kita, Allah menyertai kita, Allah beserta kita. Allah tidak mau manusia binasa, karena itu Allah datang menjumpai manusia dalam wujud kelahiran seorang bayi mungil di Betlehem. Yesus adalah sang Imanuel yang menyertai kita menjalani suka duka hidup di Tahun 2020. Kekuatan cintaNya memampukan kita menghadapi situasi yang sulit. Di tengah situasi sulit, kita dapat merasakan kehadiran Sang Imanuel.
PenyertaanNya memampukan kita untuk hidup melalui berbagai kecemasan dan kekhawatiran. Imanuel, Allah beserta kita dalam seluruh gumul dan juang, dan dalam jerih dan lelah, dalam suka dan duka, dalam untung dan malang. Beban yang berat yang kita hadapi entah karena Covid 19, entah karena pergumulan keluarga, pergumulan pekerjaan, pergumulan di daerah, itu tidak boleh membuat kita cepat putus asa apalagi kehilangan harapan. Bukankah di dalam setiap perayaan Natal kita akan menemukan cahaya lilin-lilin kecil yang dinyalakan? Cahaya lilin-lilin Natal ini adalah simbol terang Tuhan, kehadiran sang Imanuel yang selalu bersama kita, hadir di antara kita, dan bekerja untuk pemulihan umat-Nya.
Sekarang bagaimana kita memaknai Natal di tahun 2020. Marilah rayakan Natal dalam rasa syukur atas penyertaaan sang Imanuel. Rayakanlah Natal dengan komitmen hidup menyatakan cinta, kasih dan perdamaian. Tugas kita adalah menyatakan kehadiran sang Imanuel dalam hidup bersama. Berbagi kasih, sukacita dan damai Natal. Saling tolong-menolong, saling peduli, saling berbagi beban, dan senantiasa menghadirkan kebaikan sang Imanuel bagi sesama.
Saudaraku, Tongkat Natal adalah salah satu aksesori dekorasi Natal yang biasanya kita temukan pada pohon Natal atau dekorasi ruangan. Aksesori ini pertama dibuat dalam bentuk gula – gula atau permen yang diberi nama: Permen tongkat Natal. Pembuatnya menginginkan permen tongkat Natal ini menjadi kesaksian bagi banyak orang. Ada simbol - simbol untuk melambangkan kelahiran, kehidupan bahkan kematian Yesus Kristus. Warnanya ada yang putih atau hijau seperti yang saya pegang, tapi yang saya pegang bukan permen yah.
Warna putih melambangkan Kristus yang tak berdosa. Warna hijau melambangkan pertumbuhan dalam Kristus. Permen itu agak keras untuk menjadi simbol Yesus sebagai Batu Karang dasar kehidupan orang percaya dan kegenapan janji Allah. Bentuknya serupa huruf “J”: “Juruselamat”. Tapi sekaligus melambangkan tongkat sang “Gembala Yang Baik”, yang datang ke dunia mencari dan menyelamatkan domba – dombaNya yaitu saya dan saudara yang sudah terhilang karena dosa.
Ada garis – garis merah tipis pada tongkat Natal ini. Ini melambangkan bilur-bilur akibat dera dan cambuk yang diderita Yesus; bilur-bilur yang dengannya kita disembuhkan. Ini lambang darah yang dicurahkan Kristus di kayu salib, sehingga kita beroleh janji akan kehidupan kekal. Kita merayakan Natal dengan keyakinan iman bahwa dalam keadaan apapun Tuhan selalu menyertai kita. Tetaplah meyakini penyertaan sang Imanuel. Allah beserta kita dalam segala tantangan dan kesulitan hidup. SELAMAT MERAYAKAN NATAL DAN SELAMAT MEMASUKI TAHUN YANG BARU.
Belum ada Komentar untuk "NATAL : PENYERTAAN SANG IMANUEL (Matius 1:23)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.