SUKACITA MENGASIHI YESUS (Lukas 8:1-3)
Ada kata – kata mutiara : “Orang – orang yang tidak tersentuh oleh cinta, adalah orang-orang yang berjalan di dalam gelap gulita. Dan pada sentuhan cinta, setiap orang dapat menjadi penyair”. Ternyata sebuah sentuhan cinta memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang. Inilah yang dialami oleh perempuan – perempuan yang melayani Yesus dalam Lukas 8:1-3. Mereka telah mengalami sentuhan kasih dan keselamatan dari Yesus. Hidup mereka diubahkan oleh kasih Kristus. Hidup mereka dipenuhi dengan sukacita. Sukacita melayani Yesus. Sukacita mengikut Yesus. Sukacita mengasihi Yesus. Tema khotbah kita hari ini adalah “SUKACITA MENGASIHI YESUS”
Lukas 8:1-3 berbicara tentang tiga hal : Pertama, Yesus yang berkeliling dari kota dan desa untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua, kedua belas murid laki – laki yang bersama Yesus dan ketiga, para perempuan yang melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka. Para perempuan ini adalah orang – orang yang telah mengalami kuasa Yesus. Ada beberapa nama perempuan yang disebutkan dalam teks ini.
Maria Magdalena
Maria Magdalena adalah seorang perempuan dari desa Magdala. Maria Magdalena hidup dalam derita dan belenggu kelam tujuh roh jahat. Satu roh jahat saja sudah pasti menderita apalagi tujuh. Tapi Yesus membebaskan Maria dari kuasa roh jahat itu. Yesus memulihkan hidup Maria. Kuasa roh jahat digantikan oleh kuasa kasih Yesus. Hati Maria menjadi hati seorang murid. Maria setia mengikut Yesus, sampai pada penyaliban (Yohanes 19:25) dan ia adalah saksi pertama dari kebangkitan Kristus (Yohanes 20:1-18).
Yohana
Yohana adalah istri Khuza, bendahara Raja Herodes. Yohana adalah isteri pejabat. Yohana mempunyai status sosial yang terhormat dan istimewa. Yohana juga disebut dalam cerita kebangkitan Yesus (Lukas 24:10). Ia setia mengikut Yesus. Melayani Yesus menjadi sukacita yang luar biasa melebihi status sosial yang dimiliki Yohana. Yohana menjadi contoh perempuan yang tidak sekedar menikmati kemewahan jabatan suaminya untuk kepentingan diri sendiri. Ia memakai hidupnya untuk melayani orang lain.
Susana dan perempuan lainnya
Ada juga Susana dan perempuan lain yang tidak disebutkan namanya. Latar belakang mereka tidak diceritakan. Tapi mereka berkomitmen melayani Yesus. Perempuan – perempuan yang berbeda latar belakangnya ini bisa bersatu dalam mengikut Yesus. Para perempuan ini melayani rombongan Yesus dengan kekayaan mereka. Kekayaan yang dimaksud di sini bukan sekedar harta benda secara jasmani tapi juga segala potensi yang dimiliki para perempuan itu. Semua yang ada pada para perempuan itu dan seluruh totalitas hidup mereka perempuan dipakai untuk melayani.
Para perempuan ini tidak sekedar “ikut” Yesus. Tapi mereka terlibat secara aktif melayani Yesus. Mereka berkorban bukan supaya dipuji dan terkenal, tapi karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Meski dalam budaya “Patriakhat” Yahudi, status dan peran perempuan dianggap tidak penting dan kurang diandalkan. Namun itu tidak membatasi mereka untuk mengikut Yesus dan melayaniNya. Pengalaman iman bersama Yesus membuat mereka menyadari bahwa hal terindah dalam hidup adalah memberi hidup untuk melayani dan menjadi berkat.
Sentuhan kasih dan keselamatan Yesus yang telah mengubah hidup para perempuan adalah pelajaran penting bagi kita. Kita juga telah mengalami kuasa Yesus. Kita telah menerima penebusan dan pengampunan oleh darah Kristus. Sampai hari ini, kita masih menikmati kasih dan berkatNya. Jika hari ini kita masih sehat ditengah pergumulan Pandemi Covid 19, bukankah itu adalah sebuah mujizat?
Tema kita hari ini: “SUKACITA MENGASIHI YESUS”. Apakah hari ini Bpk/Ibu/Sdr-i memiliki sukacita mengasihi Yesus? Di tengah ancaman Covid 19 apakah ada sukacita mengasihi Yesus? Di tengah situasi politik yang semakin panas menjelang PILKADA, apakah ada sukacita mengasihi Yesus? Ingatlah saudaraku, sukacita mengasihi Yesus mesti disertai dengan pemberian diri, pemberian hati, pemberian hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Setiap orang yang telah mengalami sentuhan kasih Allah pasti diubahkan untuk menyatakan kasih Allah bagi semua orang. Pakailah kesempatan hidup untuk melayani Tuhan. Pakailah seluruh potensi dan kekayaan hidup untuk melayani Tuhan. Pandemi Covid 19, Pilkada Waropen atau apapun juga keadaan dihidup kita adalah sebuah kesempatan untuk menunjukan sukacita mengasihi Yesus. Di tengah Covid 19 maupun Pilkada, mari menjadi berkat, jangan menjadi batu sandungan. Mari belajar taat, jangan egois. Jadilah penyejuk dan bukan api. Kita adalah orang – orang yang telah memperoleh sentuhan cinta Kristus. Kita bukanlah orang – orang yang berjalan dalam gelap gulita. Kita berjalan dalam terang Tuhan. Dan kekuatan cinta Kristus menjadikan kita lebih dari penyair. Milikilah hati yang tak pernah beku oleh Kasih Allah, perasaan yang tak pernah lelah untuk berbagi kasih, dan sentuhan kasih Kristus yang mengubah hidup orang lain. TUHAN MEMBERKATI. SELAMAT HARI MINGGU.
Belum ada Komentar untuk "SUKACITA MENGASIHI YESUS (Lukas 8:1-3)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.