NUH DAN KELUARGA MENERIMA MANDAT ATAS SELURUH CIPTAAN (Kejadian 9:1-17)
Suatu ketika Tuhan sembunyikan matahari. Awan menjadi gelap. Hujan sangat deras, kilat menyambar dan guntur menggelegar. Seorang anak kecil menangis ketakutan lalu bertanya pada ibunya : “Ke mana hilangnya matahari? Kenapa Tuhan membuat badai yang menakutkan?”. Setelah badai reda, anak kecil itu menemukan jawaban pertanyaannya: “karena Tuhan ingin memberi Pelangi”.
Saudaraku, kita pasti pernah melihat Pelangi. Kita semua mengagumi keindahan pelangi. Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, penuh warna dan melengkung dengan indah menghiasi angkasa. Hari ini kita belajar bahwa pelangi bukan sekadar fenomena alam. Tapi, pelangi adalah tanda perjanjian Allah. Pelangi adalah tanda kasih Allah yang memulihkan manusia. Pelangi adalah simbol mandat Allah bagi Nuh dan keluarganya juga bagi kita semua. Tema khotbah kita saat ini adalah “NUH DAN KELUARGA MENERIMA MANDAT ATAS SELURUH CIPTAAN”
Bagian pembacaan kita dalam Kejadian 9:1-17 terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama, ayat 1-7 berisi berkat dan mandat Allah kepada Nuh untuk beranak cucu, untuk berkuasa dan memelihara bumi. Bagian kedua, ayat 8-17 berisi perjanjian Allah dengan Nuh dan seluruh makhluk. Isi perjanjian itu adalah bahwa Allah tidak akan mendatangkan lagi air bah atas bumi. Tanda perjanjian itu adalah “Busur Allah”. Allah sendiri menempatkan busur itu di awan. Kata “busur” yang dipakai dalam teks ini adalah dari kata Ibrani “QHESET”. Kata “QHESET” ini menunjuk pada busur yang dipakai memanah, berburu dan berperang. Jadi menarik sekali sebab busur yang Allah tempatkan di awan ternyata bukanlah senjata Perang. Allah yang sebelumnya menghukum manusia dengan air bah kemudian meletakkan senjataNya dan menempatkan itu di awan sebagai tanda perdamaian.
Busur yang sebelumnya adalah senjata perang diubahkan oleh Allah menjadi alat pemulihan manusia dan seluruh semesta. Busur Allah adalah Pelangi yang menjadi tanda kasih Allah dan menjadi lambang pengharapan manusia. Pelangi melengkung di awan untuk menunjukan kasih pemeliharaan Sang Pencipta yang melingkupi (melengkung) seluruh ciptaan. Demikianlah Allah menata ulang bumi yang telah hancur karena air bah. Allah membaharui semua keadaan. Dalam pemulihan itu, Allah melibatkan manusia yaitu Nuh dan keluarganya. Wibawa kemahakuasaan Allah ada dalam kehidupan Nuh untuk beranak cucu, untuk menguasai dan memelihara bumi serta untuk melakukan kehendak Allah. Jadi mandat Allah kepada Nuh bukanlah kesempatan untuk bebas melakukan apapun sesuai keinginan dan ambisinya. Tapi mandat Allah itu adalah untuk menyatakan kasih dan damai Allah bagi semua makhluk. Mandat Allah itu supaya Nuh tetap taat dan setia dalam perjanjian Allah.
Mandat Tuhan bukan hanya untuk Nuh dan keluarganya tapi juga untuk kita sebagai orang percaya. Mari kita jaga perjanjian itu dalam tanggung jawab kita yang menghargai sesama dan alam. Hiduplah dengan menunjukan wibawa Allah melalui tanggung jawab kita. Entah kita sebagai Pelajar, Pegawai, Majelis, Suami/Isteri. Jadilah pelangi di langit hidup sesama jangan jadi busur yang menghancurkan sesama. Hiduplah dalam pemulihan Allah dan jadilah berkat. Pelangi bukan saja lukisan indah dilangit tapi pelangi juga adalah peringatan supaya hidup kita dipulihkan dan kita tidak lagi hidup di dalam kefasikan.
Allah menempatkan pelangi untuk melingkupi semesta dengan kasihNya maka marilah kita juga melingkupi hati dengan kasih Kristus dalam hidup yang mengandalkan Tuhan, berlaku jujur dan adil, hidup rukun dan damai. Hargailah perbedaan dalam kebersamaan seperti pelangi yang penuh warna tapi menyatu dengan indah. Ini sangat penting bagi kita terutama memasuki Tahapan PILKADA di berbagai tempat. Jagalah persaudaraan dan perdamaian di Papua dan Waropen rumah kita bersama. Jangan biarkan kepentingan politik mengubah Kanibararuko menjadi Kanibalraruko. Ingat pelangi. Ingat perjanjian dengan Tuhan.
Hidup kita seperti pelangi yang penuh warna. Nikmati setiap warna. Syukuri setiap peristiwa. Pelangi selalu muncul setelah hujan bahkan badai. Semakin tebal awan maka semakin cerah busur di awan itu. Demikianlah hidup, semakin berlimpah-limpah kesengsaraan menghantam, akan semakin berlimpah-limpah pula penghiburan dan kekuatan Tuhan. Jangan ragu dan jangan takut karena Tuhan meletakkan pelangi di awan kehidupan kita masing-masing. Di saat-saat yang paling suram dan paling menakutkan, kita dapat melihat pelangi kasihNya. Seperti syair lagu : “Habis hujan tampak p’langi bagai janji yang teguh, dibalik duka menanti pelangi kasih Tuhanku”. Maka fokuslah pada janji Tuhan dan bukan pada hujan / beban – beban kehidupanmu".
Percayalah, Tuhan membentuk kita dengan kesulitan agar kita dapat menikmati indahnya hidup, bagai pelangi indah sesudah hujan.
Ketika aku memohon Kekuatan…
Tuhan memberiku Kesulitan-kesulitan untuk membuat aku kuat.
Aku memohon Kebijakan…
Tuhan memberiku persoalan untuk diselesaikan.
AKu memohon Kemakmuran…
Tuhan memberiku Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Aku memohon Keteguhan hati…
Tuhan memberiku bahaya untuk diatasi.
Aku memohon Cinta dan Kasih saying…
Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Aku memohon Kemurahan/kebaikan hati...
Tuhan memberiku kesempatan-kesempatan dan tantangan untuk diatasi.
Aku memang tidak memperoleh apa yang kuinginkan...
Tetapi aku mendapatkan segala yang kubutuhkan.
SELAMAT HARI MINGGU. TUHAN MEMBERKATI.
Belum ada Komentar untuk "NUH DAN KELUARGA MENERIMA MANDAT ATAS SELURUH CIPTAAN (Kejadian 9:1-17)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.