TEGAKKAN KEADILAN (Amos 5:7-13)
Kita semua orang beriman. Dalam KTP masing – masing tertulis jelas apa agama kita. Negara Indonesia ini bahkan disebut negara religius. Setiap warga negara Indonesia memiliki agama. Ketuhanan yang Maha Esa adalah sila pertama dari dasar kehidupan berbangsa. Tapi Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Perilaku ketidakadilan masih kita terjadi di mana – mana. Itu artinya kehidupan religius belum dinyatakan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa. Ritus – ritus ibadah dilakukan masing – masing agama dengan rutin dan penuh hikmat tapi nilai – nilai ibadah itu tidak dilakukan dalam kehidupan setiap hari. Hari ini, 16 Agustus 2020 Firman Tuhan bagi kita dalam Amos 5:7-13 memberi pesan penting tentang bagaimana menjalani kehidupan yang berkenan bagi Tuhan. Ini sekaligus menjadi perenungan dan koreksi bagi kita dalam kehidupan sebagai anak – anak Tuhan tapi juga anak – anak bangsa menjelang perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia
Nama Amos berarti “penanggung beban”. Ini sesuai dengan panggilan Tuhan bagi Amos. Amos terbeban dengan kebobrokan sosial dan moral di Israel. Amos menubuatkan penghukuman Tuhan atas Israel karena ada praktek ketidakadilan, ketidakbenaran yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa dan pemimpin agama di Israel terhadap kaum miskin dan rakyat kecil. Amos menyampaikan bahwa malapetaka bagi Israel sudah pasti, tapi masih ada harapan bagi “sisa – sisa Israel” yang mau bertobat dan melakukan kehendak Allah.
Dalam ayat – ayat bacaan kita, Amos menyampaikan 2 hal yaitu yang pertama Amos menelanjangi perbuatan Israel. Israel telah merubah keadilan menjadi ipuh. Ipuh merupakan tanaman pahit rasanya, ini menjadi kiasan dari kepahitan akibat dosa yang dilakukan Israel. Orang Israel telah melakukan kejahatan. Moral yang bobrok disebutkan Amos dalam bacaan kita ini. Mereka menindas dan merampas hak milik orang lemah. Mereka benci kepada pembuat keputusan di pintu gerbang. Mereka berkata keji kepada yang tulus ikhlas. Mereka menjadikan orang benar terjepit. Mereka menerima suap dan mengabaikan orang miskin yang membutuhkan keadilan dalam perkara – perkara di pintu gerbang. Orang Israel giat beribadah tapi mereka memperjualbelikan keadilan demi kemewahan dan kemapanan hidup. Amos menegaskan bahwa Israel tidak akan sejahtera dan damai di rumah – rumah mewah mereka dan kebun anggur mereka yang diperoleh karena memperjualbelikan keadilan. Allah menolak Israel dan perbuatan Israel yang jahat adalah perbuatan melawan Allah dan merusak kemanusiaan.
Yang kedua, Amos menegaskan perbuatan Allah atas Israel. Allah tidak tinggal diam. Allah tidak menutup mata. Allah menyatakan KemahakuasaanNya. Allah pencipta semesta yang membuat bintang kartika dan bintang belantik. Allah yang menjadikan siang dan malam. Allah yang mampu membinasakan atau menghancurkan tempat yang berkubu. Allah berpihak kepada mereka yang terpinggirkan dan yang menjadi korban ketidakadilan. Allah dengan kemahakuasaan-NYA, bangkit melawan pemimpin umat di Israel.
Firman Tuhan memberi pesan bagi kita untuk mensyukuri anugerah kehidupan dan memaknai kemerdekaan. Konsekuensi hidup bersekutu dengan Allah adalah hidup menurut jalan dan kehendak Allah. Jalan Allah adalah keadilan dan kebenaran. Oleh sebab itu barang siapa yang mengenal Allah dan hidup di dalam Allah harus melakukan kebenaran dan keadilan dan kejujuran. Iman kepada Allah harus tampak dalam kehidupan sehari – hari terutama dalam prilaku hidup kepada sesama.
Tema kita hari ini, “Tegakkan keadilan” adalah sebuah seruan agar kita hidup berlaku jujur, bertindak adil dan benar. Siapapun kita, jika kita melakukan ketidakadilan dan ketidakbenaran bagi sesama, secara otomatis berarti kita melawan Allah dan kita pasti menerima upah yang setimpal atas perbuatan kita. Orang – orang yang memperjualbelikan keadilan demi keuntungan dirinya entah dengan cara Korupsi, merampas hak orang lain, melakukan suap, mereka tidak akan mengalami damai dari hasil perbuatannya. Mari, berjuang bersama untuk tegakan keadilan bagi orang-orang yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil di tengah masyarakat. Bagaimana caranya : mulailah dari diri sendiri. Berucaplah dan lakukan kejujuran, keadilan dan kebenaran bagi orang – orang disekitar kita.
Ada cerita tentang dua sahabat yaitu tukang daging dan tukang buah. Tukang daging selalu membeli buah pada si tukang buah, begitu juga sebaliknya, tukang buah selalu membeli daging pada tukang daging. Suatu hari, tukang daging membeli buah ke si tukang buah. Tapi tukang buah bingung karena dia kehilangan alat timbangan untuk mengukur kiloan. Untung tukang buah ingat, kemarin dia baru saja membeli 2 kg daging dari sahabatnya itu. Maka diapun memakai daging dua kilo itu sebagai alat timbangannya.
Keesokan harinya, tukang daging datang dengan marah-marah: "Kenapa saya membeli buah 2 kg dan ternyata setelah saya timbang kembali buah itu hanya 1,5 kg saja ? Tukang buah pun menjelaskan : "Loh, kan kemarin saya beli daging 2 kilo dari kamu pak." "Kemarin itu alat timbangannya hilang, makanya daging yang kau jual untuk saya, saya pakai untuk menimbang buah. Kalau sekarang kamu protes, bagaimana dengan daging yang katanya dua kilo kemarin?"
Mulailah dari diri sendiri sebab seringkali kejujuran dan keadilan hanya menjadi tuntutan kita terhadap pihak lain sementara kita masih bersikap egois. Selagi kita masih mendahulukan kepentingan diri, keluarga, kelompok, golongan kita, maka tujuan untuk mencapai hidup adil dan benar secara bersama hanya menjadi mimpi saja. Oleh karena itu sikap tegas untuk menolak berbagai fenomena kejahatan, seperti ketidakadilan, ketidakbenaran paraktek suap dan sebagainya harus dimulai dari diri sendiri. Sesungguhnya hanya di dalam Allah ada kehidupan. Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup. Tuhan ada bagi hati yang bertobat. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "TEGAKKAN KEADILAN (Amos 5:7-13)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.