KARUNIA - KARUNIA ROH KUDUS (I Korintus 12:1-11)
Persekutuan yang Kristus kasihi,
Keributan
terjadi di suatu bengkel tukang kayu. Alat - alat tukang
kayu berkumpul untuk mengadakan rapat besar. Masing - masing alat mulai menonjolkan
dirinya. Mereka saling menyerang satu dengan yang lain. Yang satu mulai mengejek pekerjaan yang lainnya. Merasa dirinya paling besar dan kuat,
kapak berjalan ke depan dan bermaksud hendak memimpin rapat, tetapi palu
protes. Bagi Palu, pekerjaan
kapak hanya membelah-belah saja sehingga tidak pantas untuk memimpin rapat.
Kapak pun balik menyerang bahwa palu pun tidak lebih baik darinya karena palu
hanya menimbulkan suara yang keras dan membuat
ribut. Palu pun bereaksi dan mulai menyudutkan bor yang menurutnya hanya menimbulkan lubang di sana sini.
Bor tak mau kalah, ia menunjuk kepada gergaji yang hanya
memotong saja. Dan Gergaji
menyerang alat tukang yang lainnnya
yaitu serut dan penggaris. Menurut Gergaji, serut dan penggaris juga tidak layak memimpin rapat karena serut pekerjaanya hanya di permukaan saja dan penggaris
hanya sibuk mengukur saja. Penggaris protes,
baginya obeng lebih buruk lagi karena hanya dapat bekerja setelah diputar-putar
& ditekan.
Sementara alat
- alat itu bertengkar, datanglah Tukang kayu Nazareth. Ia masuk ke bengkelNya itu. Mula mula, Ia mengambil
pensil & pengaris, lalu mengukur dan menandai kayu yang akan dipakai. Gergaji, pahat, bor, obeng, palu
& paku serta amplas digunakan oleh sang Tukang kayu dan jadilah sebuah
perabot yang kelihatan begitu indah karena hasil perpaduan dari seluruh kerja alat - alat pertukangan yang ada di dalam bengkel tersebut. Masing masing alat
memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda
namun semua alat berguna dalam suatu perpaduan sehingga menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan terlihat indah dalam pandangan.
Persekutuan yang Kristus kasihi,
Kepada Jemaat
di Korintus pun Tuhan memberikan suatu kekayaan rohani. Tuhan memperlengkapi
mereka dalam pelayanan sehingga mereka memiliki karunia untuk berkata kata
dengan hikmat, berkata - kata dengan pengetahuan, karunia iman, karunia
penyembuhan, karunia kuasa mujizat, karunia bernubuat, karunia membedakan
bermacam - macam Roh, karunia berkata kata dengan bahasa Roh, karunia untuk menafsirkan
bahasa Roh. Semua karunia ini bersifat pemberian
secara cuma - cuma dan diberikan
menurut kedaulatan Roh Kudus.
Paulus menyampaikan
bahwa keberadaan karunia-karunia itu bukan dalam arti kepemilikan. Kemampuan memiliki karunia itu bukan bersumber dari kehebatan pribadi
manusia, karena itu setiap orang percaya harus bergantung terus menerus
kepada Roh Kudus yang mengaruniakan. Manusia
hanyalah alat di tangan Tuhan yang dipakai
sebagai sarana untuk melayani jemaat Tuhan dengan karunia karunia khusus yang dianugerahkan.
Jika keragaman
dimaksudkan untuk kepentingan bersama, maka apa yang terjadi di
tengah-tengah jemaat korintus ditegur keras oleh Rasul Paulus. Karena keragaman karunia yang seharusnya
untuk melayani dan mempersatukan ternyata telah diputar balikan sebagai sumber
konflik, sumber kesombongan, dan sarana merendahkan orang lain. Paulus
menegaskan bahwa ada rupa-rupa karunia
tetapi satu Roh yg memberikannya. Ada rupa rupa
pelayanan tapi satu Tuhan yang dilayani. Ada rupa rupa perbuatan ajaib tapi satu Allah yang mengerjakannya. Karunia Roh yang diberikan Allah berfungsi untuk kepentingan
kesejahteraan bersama. Ada rupa rupa karunia tetapi tidak berdiri sendiri
sendiri karena semuanya saling melengkapi bagi kebaikan bersama. Karunia Roh Kudus bukan untuk disombongkan melainkan untuk membangun
jemaat. Nukan untuk dipamerkan tetapi untuk melayani. Bukan untuk kebanggaan pribadi tetapi untuk
memuliakan Allah.
Apabila warga
gereja memperoleh karunia dari Tuhan atau mendapat karunia Roh
tertentu, maka seharusnyalah ia dengan rendah hati dan sabar menuntun dan
membangun orang lain bersama Majelis Jemaat dalam
pelayanan yang berlangsung secara baik, tertib dan teratur. Ibarat alat-alat tukang yang tetap berada dalam bengkel Sang Tukang Kayu dari
Nazareth, seperti ilustrasi di atas. Karunia – karunia Roh Kudus
hendaknya tidak dipakai untuk membentuk kelompok eksklusif yang menyerang jemaat dan menjadi oposisi dalam pelayanan jemaat karena
merasa diri lebih baik dan lebih hebat dari yang lain. Hakekat Roh Kudus adalah mempersatukan dan bukan memecahkan persekutuan.
Maka bersyukurlah bila kita dipercayakan Tuhan memiliki karunia khusus.
Pakailah karunia itu untuk saling membangun dalam pelayanan demi kemuliaan nama
Tuhan. Ingatlah, karunia-karunia Roh berfungsi untuk membangun, melengkapi,
mempersatukan, menguatkan dan bukan untuk saling mencurigai, menuduh tanpa
bukti, menghakimi dan mendukakan dan mengacaukan.
Persekutuan yang Kristus Kasihi,
Itu artinya
tidak ada tempat untuk kata : “Karena saya atau menepuk dada dan
berkata saya paling hebat, tanpa saya
semua tidak akan jadi, siapa dulu donk orangnya, saya ni sudah” dalam pekerjaan pelayanan. Jika kita berdoa dan orang sakit sembuh, jika kita bisa berbahasa
Roh, jika kita bisa mengartikan bahasa Roh, jika kita tetap memilki iman di
tengah badai kehidupan, jika kita dapat membuat mujizat, jika kita bisa berkata
kata dengan hikmat dan dipakai secara luar biasa dalam pelayanan maka semuanya
itu semata mata karena pekerjaan Roh di dalam dan melalui kita. Maka sudah
seharusnyalah hanya ada satu kata yang tepat yakni :
”HALELUYAH..... ( PUJI TUHAN
)“. Kiranya Roh Kudus terus bekerja memakai kita untuk melayani Tuhan dalam
keluarga, hidup bertetangga, berjemaat serta bermasyarakat. AMIN. Selamat hari
Minggu. (Pdt. IL)
Horass..
BalasHapusSaya adalah hamba Tuhan; saya sangat bersyukur atas keterangan &arti serta ilustrasi yg ada; mudah dimengerti&yg pasti y saya puas setelah membaca y, kebetulan ini juga bahan yg akan saya kotbah kan di kumpulan bapa, semoga bisa saya sampaikan dgn benar, syallom, semoga Tuhan memberkati kita semua, Amin.
Amin ...
HapusTerima kasih sahabat DEAR PELANGI ...
Tuhan terus memakai kita sebagai alat berkatNya untuk kemuliaan namaNya ...
Selamat melayani ... Horasss !