KHOTBAH JUMAT AGUNG DALAM KELUARGA (Matius 27:45-56)
Persekutuan
yang dikasihi Tuhan.
Semua
manusia pasti akan mati. Peristiwa kematian adalah peristiwa yang lumrah
terjadi. Namun ada satu kematian yang unik yaitu kematian yang terjadi pada
Jumat yang Agung. Itulah kematian Juruselamat kita Tuhan Yesus Kristus. Peristiwa “Yesus Mati” dalam Matius 27:45-56
menjadi perenungan bagi kita sebagai orang percaya yang merayakan Jumat Agung
di tahun 2020. Yesus sudah mati dan setiap tahun kita merayakan peristiwa itu
sebagai Perayaan Jumat Agung. Namun bagaimanakah kita memaknai Jumat Agung
dalam kehidupan dunia yang sedang bergumul di tengah Pandemi Covid-19 saat ini?
Persekutuan
yang dikasihi Tuhan.
Alkitab
memberi kesaksian bahwa Yesus mati dengan cara disalibkan. Penyaliban adalah
suatu bentuk hukuman yang sangat kejam dan mengerikan. Pada masa Yesus,
penyaliban hanya dikhususkan untuk para budak yang melakukan kesalahan, dan
penjahat yang terjahat. Yesus, Tuhan
kita menanggung berbagai penyiksaan dan penderitaan baik sebelum maupun selama
penyalibanNya. Demi
keselamatan kita, Yesus rela disiksa, disakiti, diolok, dihina, ditelanjangi,
dibuat tak berdaya, hingga akhirnya mati disalibkan. Yesus menenggak "cawan" murka
Allah yang seharusnya menjadi bagian kita. Yesus mengorbankan nyawaNya dan mencurahkan
darahNya demi penebusan kita. Kedahsyatan penderitaan dan
kematian Yesus terungkap dalam berbagai peristiwa alam
dan kejadian dahsyat yakni langit
menjadi gelap, kubur terbuka, gempa bumi, dan tercabiknya tabir Bait Suci yang
memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Tanda – tanda alam ini menyatakan
bahwa segenap alam semesta juga tergoncang oleh dahsyatnya kematian Yesus. Kematian Yesus bukanlah kematian biasa.
Kematian Yesus adalah kematian Anak Allah yang mesti membawa setiap orang pada
pengakuan tentang Allah. Sama seperti pengakuan kepala pasukan : “Sungguh Ia
ini adalah anak Allah”
Persekutuan
yang dikasihi Tuhan.
Marilah
kita menghayati makna kematian Yesus bagi kita saat ini:
Kematian Yesus adalah kematian untuk
menggenapi misi Allah yaitu menghubungkan kembali persekutuan manusia dengan
Allah yang terputus karena dosa. Kematian Yesus membuahkan kemenangan. Kekuatan
dosa dan maut dihancurkan oleh kematian Yesus. Karena itu setiap orang
percaya yang merayakan kematian Yesus haruslah memberi diri untuk terlibat
dalam misi Allah. Perayaan Jumat Agung di tahun 2020 yang berlangsung di tengah
keluarga adalah momen merenungkan misi Allah bagi dunia melalui sebuah
keluarga. Bukankah titik awal misi Allah selalu dimulai dari sebuah keluarga?
Keluarga Adam dan Hawa, Keluarga Nuh, Keluarga Abraham, Keluarga Yusuf dan
Maria, Jemaat – jemaat rumah pada masa Perjanjian Baru adalah contoh Allah
memakai setiap keluarga untuk menjadi berkat bagi seisi dunia. Misi Allah
dimulai dari keluarga yang membuka hati untuk terlibat dalam pekerjaan selamat
Allah yang mendatangkan berkat bagi seisi dunia. Marilah memaknai Kematian
Yesus dengan merenungkan maksud Allah bagi keluarga – keluarga kita masing –
masing.
Kematian-Nya
menunjukkan ketaatan yang mutlak kepada Bapa. Yesus bisa saja memakai kuasaNya
untuk membebaskan diriNya. Namun itu tidak dilakukan-Nya. Yesus memilih taat
pada maksud dan kehendak Tuhan. Kematian Yesus mengarahkan hati kita untuk
taat. Dalam ketaatan ada unsur penyangkalan diri. Sudahkah kita taat dan
menyangkal diri?
Sesungguhnya
kita ini tidak lebih dari sampah yang tidak ada harganya.Tetapi kasih Yesus
begitu besar sehingga Dia rela mati diatas kayu salib hanya untuk menebus dosa
kita (Yoh 3:16). Tak ada kasih yang sedemikian besar seperti yang dilakukan
Yesus demi menyelamatkan kita. Kematian Yesus itu tidak dapat dinilai dengan
apapun yang ada di dunia ini. Terlalu mahal dan sangat mahal untuk kita. Karena
itu, percayalah pada Yesus, sebab hanya melalui Dialah kita dapat diselamatkan.
Dan bagi kita yang sudah percaya pada Yesus, janganlah kita menjual kematian
Yesus dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Di tengah goncangan dunia karena
pandemic Covid-19, berpeganglah pada Kristus yang telah mengalahkan dosa dan
maut.
Marilah kita menghayati kematian
Yesus dengan hati yang sedih sekaligus sadar dan menyesal atas semua yang
pernah kita lakukan, baik kepada sesama maupun alam ciptaan Tuhan. Marilah kita
memberi hidup untuk diperbaharui dalam pengakuan dan perilaku agar kita makin
setia dalam iman dan perbuatan yang memuliakan Allah. Pandanglah salib Kristus,
Ia telah mati untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Biarlah setiap jiwa
mengaku dalam kata dan perbuatan : “Sungguh Ia ini adalah anak Allah". Selamat
merayakan Jumat Agung. Tuhan memberkati.
mt mlm admin..kenapa kotbahnya gak bisa dicopy..tks
BalasHapusHallo ... emang disetting begitu ... kalau ada yang pengen dapat khotbah langsung silahkan kontak... bisa via email : dhiansi@yahoo.co.id ...
HapusTrima kasih sudah mengunjungi blog DEAR PELANGI .... Gbu 😇
Puji Tuhan khotbah ini sangat bermanfaat bagi kita keluarga....terima ksih
BalasHapusAmin ... Tuhan memberkati seisi keluarga 😇 ...
HapusYa terima ksih bu sya gembala jemaat Gpdi Blesssing kota jaypura papua mengucapkan selamt merayakan paskah Tuhan bekti.
BalasHapusSyalom ... Tuhan berkati dalam tugas Gembala ... Selamat merayakan Jumat Agung dan Paskah bagi jemaat GPDI Blessing Jayapura, diberkati dalam kesaksian, persekutuan dan pelayanan 😇
HapusTerimakasih .selamat merayakan jumat agung Tuhan memberkati kel kita semua dan mjd berkat bagi kel yg lain 🙏
BalasHapusSelamat merayakan Jumat Agung, berkat Tuhan atas seisi keluarga dan bersama keluarga terus menjadi berkat 😇
HapusTrima kasih buat renungan di hari Jumat agung ini TYM
BalasHapusSama-sama,
Hapustrima kasih sudah mengunjungi blog DEAR PELANGI ...
Selamat Jumat Agung ...
Tuhan berkati
Trima kasih buat renungan di hari Jumat agung ini TYM
BalasHapusSama-sama ...
HapusSelamat Jumat Agung ...
Tuhan berkati selalu 😇
Terima kasih atas renungannya dan tunggu renungan paskah II nya. Tuhan Yesus memberkati Sdriku.
BalasHapusSama - sama ....
HapusTerima kasih sudah mengunjungi Blog DEAR PELANGI ....
Selamat Paskah 😇😇😇