KHOTBAH MINGGU : YESUS KRISTUS ADALAH PENOLONG DAN PELINDUNG (Matius 14:22-33)
Siapakah di antara kita yang tidak
pernah merasa takut dalam hidupnya? Siapakah di antara kita yang tidak pernah
merasa bimbang dan ragu – ragu? Siapakah di antara kita yang tidak pernah punya
masalah selama hidupnya? Secara jujur kita mengakui bahwa meskipun kita adalah
orang percaya tapi seringkali kita masih takut dan bimbang. Kita percaya bahwa
Tuhan Maha Kuasa dan bagi Tuhan tidak ada yang mustahil tapi ketika kita berada
dalam kesukaran hidup, iman kita bisa menjadi goyah.
Saat sakit flu dan demam biasa, iman
masih kuat. Tapi ketika dokter menyampaikan vonis penyakit yang ganas, maka pengalaman
yang sering terjadi: rasanya doa dari pendeta jemaat saja tidak
cukup, harus panggil pendoa si A atau si B, harus minum ramuan C dan D.
Iman menjadi goyah ketika percaya ditujukan pada si pendoa atau ramuan bukan
pada Tuhan.
Saat menghadapi badai hebat di laut
atau saat terbang dengan pesawat dalam kondisi cuaca sangat buruk. Mulut
mengucapkan: “Yesus tolong”!!, tapi - dalam istilah di Papua: nyali tetap pecek
saja. Nah tema kita saat ini : Yesus
Kristus adalah penolong dan pelindung. Mari kita melihat pelajaran –
pelajaran iman dari Kisah Yesus Berjalan di atas air dalam Matius 14:22-33 untuk
meneguhkan iman dan pengharapan kita kepada Yesus penolong dan pelindung kita.
Kisah
Yesus berjalan di atas air terjadi setelah peristiwa Yesus memberi makan 5.000
orang. Setelah Yesus melayani orang banyak, memberikan kesembuhan kepada
mereka, dan mengadakan mujizat. Yesus menyuruh semua orang pergi termasuk para
murid. Lalu Yesus naik ke bukit untuk
berdoa seorang diri. Doa adalah unsur penting dalam kehidupan dan pelayanan
Yesus. Yesus mengajarkan para muridNya berdoa. Yesus punya waktu khusus untuk
berdoa secara pribadi. Yesus membangun hubungan intim dengan BapaNya dalam doa.
Yesus saja yang adalah Tuhan tetap setia berdoa. Bagaimana dengan kita?
Saudaraku,
kekuatan kita menghadapi badai hidup adalah Doa. Mari kita merenungkan bersama
: Apakah hidup dan pelayanan kita adalah kehidupan dan pelayanan dalam Doa? Ataukah doa hanya menjadi ban serep saat hidup
sedang penuh masalah? Yesus telah menunjukan teladan dalam hal berdoa. Jadikan
doa sebagai kunci untuk memperoleh kekuatan dan ketenangan di tengah badai.
Peristiwa
Yesus berjalan di atas air terjadi di danau Galilea. Danau Galilea disebut juga
Tasik Tiberias, atau danau Genesaret adalah danau yang cukup luas, lebarnya
hampir mencapai 10 km dengan panjang hampir mencapai 26 km. Di Danau Galilea
para murid hidup dan berjumpa dengan Yesus. Di tepian Danau Galilea Yesus
mengajar. Di danau Galilea juga para murid mengalami mujizat yang dahsyat :
menangkap banyak ikan dan Yesus meredakan angin ribut. Dalam pembacaan ini, di danau Galilea, menjadi
tempat Yesus menyatakan kuasaNya atas alam. Yesus melakukan sesuatu yang
melawan hukum alam. Yesus berjalan di atas air. Yesus menegaskan siapa Dia. Dalam
ayat 27 Yesus berkata : “Tenanglah! Aku ini, jangan takut. Frasa “Aku ini” dari Bahasa Yunani “Ego Eimi” : “Inilah Aku”, bukan hanya menunjuk pada jati diri tapi juga pada
hakekat Yesus sebagai Allah yang berkuasa. Yesus adalah Allah Penolong dan
Pelindung.
Peristiwa
Yesus berjalan di atas air adalah cara Yesus meneguhkan iman para murid.
Semalam suntuk para murid telah berjuang melawan terjangan ombak dan badai. Sang
Guru tidak ada bersama mereka. Berbeda dengan peristiwa ketika mereka
menghadapi angin ribut dan Yesus tertidur di buritan. Sekarang mereka
sendirian. Walaupun ombak di Danau Galilea bukan hal asing bagi para murid tapi
saat tenaga sudah lemah, iman sudah goyah maka pengharapan pasti surut.
Pada
saat gawat dan pada waktu yang tak terduga, mereka melihat sosok yang berjalan
di atas air, sehingga mereka mengira bahwa itu adalah hantu. Namun, Yesus
berkata kepada mereka, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (ay.27). Kata “tenang” yang dipakai dalam teks ini
adalah kata Yunani “tharseo”. Kata “tharseo” ini sering dipakai Yesus untuk
menguatkan orang-orang sakit yang datang kepada-Nya. Bagi orang lumpuh : dalam
Matius 9:2 kata “tharseo”
diterjemahkan : percayalah (Mat 9:2). Untuk perempuan yang telah dua belas tahun
menderita pendarahan dalam Matius 9:22
kata “tharseo” diterjemahkan : teguhkanlah hatimu. Kata tharséō mengandung makna peneguhan
agar tidak bimbang, agar tenang, percaya, teguh hati sehingga dapat mengalami
pertolongan dan perlindungan Tuhan.
Kata
“tharseo” menjadi pelajaran bagi para murid dan secara khusus Petrus tapi juga
bagi kita semua. Para murid mengira Yesus adalah hantu. Petrus sudah berjalan
di atas air tetapi sesudah itu ia menjadi takut. Petrus mulai tenggelam ketika
mengalihkan perhatiannya bukan lagi kepada Yesus tetapi kepada gelombang. Ketika
Petrus tidak lagi berfokus pada Yesus, namun pada apa yang terjadi di sekitarnya
(tiupan angin, gelombang dll) maka hatinya dipenuhi dengan kebimbangan dan
ketakutan. Petrus tidak mengalami “tharseo”.
Lalu Petrus berteriak : "Tuhan, tolonglah aku".
Saudaraku,
“di Danau Galilea” kehidupan kita
masing – masing, pertolongan Tuhan nyata. Yesus mengulur tangan-Nya. Ia
menghapus semua kebimbangan dan ketakutan Petrus lalu membawa Petrus naik ke
perahu dan anginpun reda. Yesus tidak membiarkan gelombang mematahkan kehidupan
dan ketakutan mengalahkan iman. Yesus menolong dan memulihkan Petrus. Hanya
Yesus penolong dan pelindung. Fokuslah pada Yesus bukan pada masalah – masalah di
hidupmu atau sakitmu atau keraguanmu. Fokuslah pada Tuhan maka kita akan
berjalan di atas gelombang – gelombang masalah kehidupan kita. Hanya dengan
mata dan iman yang tertuju pada Yesus kita beroleh “tharseo”.
Goncangan
dan gelombang kehidupan adalah latihan iman. Tak
satu kejadian pun dalam hidup kita yang luput dari perhatian dan kasih Tuhan. Ia
adalah Allah yang mendengar saat kita berseru. Ia menjawab saat kita berdoa. Ia
membukakan pintu saat kita mengetuk. Ia menghapus air mata saat kita bersedih.
Ia Allah yang peduli dan mengerti segala hal yang terjadi di hidup kita. Ketika
hidup kita kehilangan arah dan tujuan, bagaikan kapal yang terombang – ambing,
Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Ia membetulkan yang rusak dengan
penuh kasih sayang.
Jadi marilah kita berhenti mengukur
besar dan beratnya masalah kita. Marilah kita memiliki ‘tharseo’ dari Allah
agar kita tetap berharap walaupun situasi tidak memberi harapan. Berpautlah pada Yesus dalam doa. Bersyukurlah
dan setia menyembahNya. Yesus adalah penolong dan pelindung. Selamat hari
minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH MINGGU : YESUS KRISTUS ADALAH PENOLONG DAN PELINDUNG (Matius 14:22-33)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.