KHOTBAH UNTUK MALAM KUDUS (Lukas 2:6-8)
Desember
datang lagi dan Natal kita rayakan kembali. Malam ini kita tiba di Malam yang kudus, malam
lahirnya Kristus sang penebus. Kisah di Betlehem kembali terdengar dalam
perenungan kita. Hanya palungan dan kain lampin yang menjadi saksi kisah suci
itu terjadi. Dua orang muda yang berserah pada kehendak Tuhan dan tulus hati
melayani Tuhan yakni Yusuf dan Maria. Natal pertama bukan suasana pesta meriah yang dipertontonkan
seperti kita saat ini. Itu sebuah peristiwa agung yang dibalut kehinaan karena dosa
saya dan bapa ibu saudara.
Lampin
yang kusut dan kotor yang biasanya dipakai untuk membersihkan ternak menjadi
selimut paling hangat bagi Yesus, Bayi Kudus itu. Simbol kehangatan dan cinta
kasih Allah bagi manusia, sebab Allah ingin persekutuan-Nya dengan manusia
tetap terjalin dalam keadaan apapun. Palungan tempat minum ternak menjadi
tempat tidur Raja Damai karena Allah solider dengan manusia. Allah tetap
bersama, Allah tetap menjawab, Allah tetap mendengar. Allah tetap setia. Allah
menunjukkan kemesraan-Nya.
Jadi
di malam Kudus ini kita diingatkan bahwa Natal butuh ketulusan dan ketaatan
seperti Yusuf. Penyerahan Diri seperti Maria. Puji-Pujian dari Hati dan Jiwa
seperti Maria. Sukacita yang tulus seperti para gembala. Serta memuliakan dia
dengan apa yang ada pada kita seperti tiga Orang Majus.
Kita
hanya perlu melakukan itu di Malam Kudus ini. Kita hanya perlu ke palungan dan
mengangkat DIA dari tempat hina itu ke dalam kehidupan pribadi, Keluarga,
Jemaat, Gereja, Ikatan, Instansi Pemerintah, TNI/Polri, Lembaga Adat, Sekolah,
Kampus dan lain sebagainya. Ini tidak makan biaya yang begitu besar. Hanya
butuh pengakuan secara total bahwa DIA Tuhan yang lahir demi keselamatan kita.
Dialah tempat ketika kita mati kita akan ke sana. Mulailah merubah cara pandang
kita dengan natal istimewa, pengeluaran besar untuk waktu sesaat tetapi tidak
ada pembaharuan diri. Masihkah Yesus terbaring kedinginan di Palungan? Ataukah
Yesus udah ada di dalam hidup kita?
Jika
kita merayakan Natal, rasanya belum lengkap kalau tidak menyanyikan lagu Malam
Kudus. Lagu yang sederhana ini ternyata telah memikat miliaran orang untuk
menyanyikannya, walaupun lagu ini memiliki banyak terjemahan. “Silent Night”
atau lagu Malam Kudus selalu dinyanyikan pada hari Natal. Lagu ini sudah
berumur berabad-abad, tapi tetap saja populer sampai dengan hari ini. Begitu hebat
lagu ini, tapi tahukah kita asal mula lagu ini?
Kisahnya
dimulai dari orgel yang rusak, di gereja St. Nicholas, sebuah desa Obemdorf,
yang mengharuskan Pastor Josef Mohr mengajak jemaatnya merayakan Natal di rumah
salah seorang jemaat yang ada di desa berbukit pada tanggal 23 Desember 1818.
Saat perayaan Natal selesai, malam itu, langit di lereng pegunungan Alpen,
Austria, terlihat cerah. Pastor Mohr tidak langsung pulang, melainkan ia pergi
ke sebuah bukit. Dia begitu terpesona pada kerlap-kerlip lampu-lampu yang
memancar dari dalam rumah penduduk. Suasananya sangat sunyi dan teduh. Hal itu
membuat Mohr membayangkan suasana malam ketika Kristus lahir di kandang
Betlehem. "Malam sunyi! Malam kudus!" Kata-kata itulah yang yang
tiba-tiba terlintas di benak Pastor Mohr. Sebuah syairpun berhasil dibuat oleh
Pastor Mohr untuk melukiskan malam di hari Natal itu.
Ia
kemudian bertemu dengan seorang komponis bernama Franz Gruber, lalu memberikan
syair tulisannya untuk dibuatkan sebuah lagu. Setelah itu, di acara Natal yang
diadakan di gerejanya itu, Gruber bersama Pastor Mohr menyanyikan lagu Malam
Kudus untuk pertama kalinya. Tukang orgel yang kebetulan sedang memperbaiki
orgel yang rusak di gereja Pastor Mohr, jadi tertarik dengan lagu itu. Dari
tukang orgel inilah, Strasser bersaudara mempelajari lagu Malam Kudus, dan
karena mereka adalah penyanyi konser keliling dari satu kota ke kota lain, maka
dengan cepat lagu Malam Kudus menjadi sangat popular.
Peristiwa
sederhana yang terjadi tidaklah kebetulan. Dari orgel yang rusak,
“menghasilkan” lagu malam kudus yang sangat terkenal. Allah sanggup
mengubah sesuatu yang buruk menjadi indah. Natal membawa pembaharuan. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia,…” Roma 8:28. Karena Yesus lahir maka ada harapan
bagi dunia untuk tidak tenggelam lagi dalam lumpur dosa dan terjerat dalam
belenggu maut. Kelahiran Yesus memberi kesempatan pada dunia untuk memperoleh
kasih karunia Allah dan membuka jalan bagi
manusia untuk diperdamaikan dengan Allah.
Rayakanlah
Natal dengan keteduhan hati meskipun berada di tengah kegaduhan petasan dan
kembang api. Rayakanlah Natal dalam kesederhanaan meskipun dunia berpesta
dengan banyaknya makanan, kue – kue dan minuman. Rayakanlah Natal dengan
ketulusan dan ketaatan kepada Kristus. Rayakanlah Natal dengan ucapan syukur.
Natal bukanlah industry tetapi Kristologi. “Do not worry if you have no
decorations in your house because THE TRUE CHRISMATS is in YOUR HEART!!!.
Selamat Natal. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH UNTUK MALAM KUDUS (Lukas 2:6-8)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.