KHOTBAH NATAL : MENJADI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG (Yohanes 15:14,15)
Ada dua orang pengemis, yang satu
lumpuh dan yang satu lagi buta. Kedua pengemis itu sama – sama mencari sedekah
di pasar yang sama dan duduk tidak saling berjauhan. Tapi keduanya tidak pernah
akur. Ketika si lumpuh melihat ada orang yang memberi sedekah kepada si buta
maka si lumpuh menjadi marah dan menyalahkan si buta sebagai perebut rejekinya.
Saat si buta mendengar bunyi kaleng sedekah si lumpuh berdering tanda ada yang
memberi uang, maka si buta panas hatinya dan merasa kesal. Meskipun sama – sama
pengemis tetapi si lumpuh dan si buta tidak saling menyukai.
Suatu ketika, pasar tempat mereka
mengemis terbakar. Api menjalar sangat cepat. Tiap orang berusaha menyelamatkan
diri. Si lumpuh dan si buta sama – sama tidak bisa berbuat apa – apa. Tidak ada
orang yang menolong mereka. Mereka hampir saja menjadi korban. Tetapi kemudian
mereka berdua berpikir cepat, mereka harus berteman dan saling menolong. Si
buta menggendong si lumpuh. Si buta berlari sekencang – kencangnya dan si
lumpuh yang menunjukan arah ke mana harus berlari. Dengan berteman dan saling menolong
kedua pengemis itu dapat selamat. Ketika kita menjadi sahabat bagi sesama sesungguhnya
kita sedang menolong diri kita sendiri.
Tema perayaan Natal tahun 2019 dari
bacaan kita saat ini Yohanes 15:14,15 : “Hiduplah
sebagai sahabat bagi semua orang”. Sahabat lebih dari sekedar teman. Ketika
dunia melihat kita tersenyum, hanya sahabat saja yang mengerti tangisan dibalik
senyuman itu.
Yesus Kristus Juruselamat sang
Putera Natal itu menyebut murid-muridnya juga saya dan saudara bukan lagi dalam
hubungan Tuhan dan umat, Guru dan murid tapi sebagai sahabat. Relasi vertikal antara
Guru dan murid, antara Tuan dan hamba, yang mengandung jarak dan kesenjangan,
diubah menjadi relasi sejajar yang luar bisa yaitu sahabat. Dari relasi
persahabatan ada nilai – nilai luhur perdamaian, kerukunan, kepedulian dan
pengertian.
Yesus Putera Natal memberi teladan
tentang relasi persahabatan. Tiada cinta yang lebih besar
daripada dia yang memberikan nyawanya kepada para sahabatnya. Yesus membuktikan
kasih yang memberi, yaitu memberi nyawanya sendiri. Nyawa adalah sesuatu yang
paling berharga. Nyawa adalah kehidupan. Memberikan nyawa artinya memberikan
segala-galanya. Memberikan nyawa adalah aktivitas cinta yang tuntas. Inilah
yang dilakukan Yesus yaitu menjadi manusia putera Natal dan memberikan nyawaNya demi menebus manusia.
Kita menjadi sahabat bagi semua orang dengan berjuang bersama
sesama kita yang mengalami kesesusahan. Senasib dan sepenanggungan dengan orang
lain. Karena itu kta mesti memiliki kasih Kristus. Kasih membentuk karakter orang
percaya. Semula disebut hamba, sekarang sahabat. Dulu hidup sia-sia, kini penuh
arti. Dulu egois, kini menaruh perhatian kepada orang lain. Dulu menuntut
dikasihi, kini mengasihi orang lain tanpa pamrih. Dulu tidak ada sukacita, kini
senantiasa bersukacita. Kasih sejati dari Kristus tidak hanya mampu mendobrak
berbagai kesulitan seperti yang dialami si buta dan si lumpuh, tetapi kasih
juga mendorong semangat orang percaya untuk terus menjadi teladan dan
menyatakan kerajaan Allah bagi semua orang.
Ketika kita hidup saling mengasihi
sebagai sahabat maka kita bukan lagi sekedar murid – murid Kristus, tetapi juga
sahabat-sahabat Kristus. Yesus telah menjadikan kita sebagai sahabatNya. Yesus katakana
bahwa kepada sahabat-sahabaNyalah Ia menyatakan isi hati-Nya yaitu karya
selamat bagi dunia. Sebab itu Allah mengutus kita sebagai sahabat Kristus untuk
menjadi sahabat bagi semua orang. Itulah buah yang harus dihasilkan sahabat
sejati. Itulah makna perayaan Natal tahun 2019.
Natal Yesus Kristus mesti mengubah
dan membaharui kehidupan yang telah kita jalani sepanjang tahun 2019. Tahun
2019 yang penuh gejolak mengajarkan kita untuk mengoreksi diri dan merenung
esensi yang sangat sederhana dalam hubungan antar manusia yaitu persahabatan.
Setiap saat kita berjumpa dengan banyak orang. Kita terhubung dengan banyak
orang, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Tetapi apakah kita telah menjadi
sahabat bagi orang lain? Hidupah sebagai sahabat bagi sesama. Jadilah sahabat
bagi suami/isteri. Pernikahan yang dilandasi kasih dan persahabataan akan awet.
Jadilah sahabat dalam hubungan orang tua dan anak. Orang tua yang menjadi
sahabat bagi anak – anak akan memberi waktu bagi anak – anak dan menjadi tempat
curhat. Jadilah sahabat dan bukan
saingan bagi rekan kerja dan pelayanan. Jadilah sahabat bagi tetangga, sesama yang
berbeda keyakinan agama, suku, ras. Jadilah sahabat meskipun hidupp dalam
perbedaan. Satu musuh terlalu banyak sedangkan seribu sahabat masih terlalu
sedikit. Selamat Natal dan Tahun baru. Tuhan memberkati.
Puji Tuhan yg selalu berkenan mengaruniakan hikmat pengertian bagi orang percaya untuk terus mawartakan kebenaran Firman Tuhan keseluruh dunia sehingga setiap manusia boleh di selamatkan.
BalasHapusAmin. Selamat menyongsong Natal dan Tahun Baru. Tuhan memberkati.
Hapus