KHOTBAH MINGGU ADVENT : PERGUNAKAN WAKTU MENYAMBUT TUHAN (Matius 25:1-13)
Setiap detik
waktu berubah dengan cepat. Pasar saham bergerak setiap menit. Mode berubah
dalam hitungan jam. Dalam dunia, waktu begitu cepat berlalu bagaikan serbuk
kayu dalam bara api. Sering kita mendengar istilah: tidak ada waktu, terlalu
sibuk. Tidak ada waktu untuk Tuhan. Sesungguhnya waktu adalah pemberian Tuhan.
Waktu adalah milik Tuhan. Karena itu waktu haruslah dipergunakan untuk melayani
Tuhan, untuk memuliakan Tuhan, untuk menyambut Tuhan. Tema khotbah kita minggu
ini adalah : “Pergunakan Waktu untuk
menyambut Tuhan”.
Pembacaan
Alkitab bagi kita dalam Matius 25:1-13 adalah sebuah kisah yang tidak asing
bagi kita. Anak – anak Sekolah Minggu sampai orang dewasa tahu betul kisah ini.
Ada tiga hal tentang waktu dari kisah ini.
Yang pertama,
pada ayat 1: “Pada waktu itu, hal
kerajaan Sorga seumpama 10 gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong
mempelai”. Kata “pada waktu itu”
memakai kata Yunani “tote” yang
artinya waktu antara atau sebuah kurun waktu tertentu. Maksudnya bahwa dalam
kurun waktu itu mesti ada kesiapan, keseriusan, tekad dan tanggung jawab. Itu
Nampak lewat tindakan 10 gadis yang semuanya menggunakan kata-kata kerja aktif.
: mengambil pelita, menyalakannya, pergi dan
menyongsong mempelai. “Tote” /
Kurun waktu tertentu ini adalah sebuah waktu anugerah yang harus diisi secara
aktif, harus diisi dengan berjaga terus, pelita yang tetap menyala.
Yang kedua
pada ayat 6, disebutkan : “Pada waktu
tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang, Songsonglah Dia”.
Frasa: “Pada waktu tengah malam” memakai
kata Yunani : “Meses de nuktos” yang
maksudnya : Pada waktu ini di hadapan Tuhan terlihat hasil
dari waktu tote: siapa yang siap, siapa yang tidak, siapa yang
pelitanya masih menyala dan siapa yang pelitanya hampir padam, siapa yang layak
menyambut Tuhan dan yang tidak.
Ketiga,
pada ayat 10, disebutkan : “Akan tetapi
waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai”. Ungkapan :
“waktu mereka sedang pergi”
menggunakan satu kata Yunani : “Apherkomenon”
yang sebenarnya berarti waktu yang dipergunakan tidak sesuai dengan
kepentingannya, waktu yang disalah gunakan, waktunya sudah terlambat karena itu
Tuhan menolak.
Sepuluh gadis
membawa pelita yang sama, mereka sama-sama tidak tahu kapan mempelai datang,
mereka sama-sama tertidur, mereka sama-sama setia menanti, mereka sama-sama
kaget mendengar kedatangan mempelai. Tapi yang membedakan adalah 5 gadis bodoh
tidak mempersiapkan minyak agar pelita tetap menyala di waktu anugerah Tuhan. Mereka
sama-sama menanti, tapi yang membedakan adalah 5 gadis bodoh menyalahgunakan
waktu yang diberikan. Lima gadis bodoh disebut bodoh bukan karena mereka tidak
memiliki pengetahuan dan pengalaman menanti sang mempelai. Mereka lalai, mereka menganggap remeh, mereka
mengatur waktu Tuhan seolah-olah waktu mereka. Mereka berpikir: “ah mungkin Tuhan datang lebih cepat dan
minyak yang ada ini cukup”. Ternyata waktu Tuhan memang bukan seperti waktu
kita. Lima gadis yang bijaksana menggunakan waktu Tuhan sesuai kehendak Tuhan,
mereka menyiapkan segala sesuatu dengan taat, pelita, minyak, persediaan minyak
supaya pelita tetap menyala. Gadis-gadis bijaksana mempersiapkan diri
dengan matang atas segala kemungkinan yang bisa terjadi. Oleh karena pelita
menjadi bagian yang penting maka pelita harus dipersiapkan untuk dapat tetap
menyala.
Kisah ini
memberi pesan penting bagi kita:
Pertama,
pergunakanlah waktu anugerah Tuhan menurut kehendak Tuhan. Waktu ini adalah
anugerah Tuhan. Waktu adalah milik Tuhan. Hidup kita adalah kehendak Tuhan.
Gunakan waktu ini untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan. Setiap pikiran, tindakan,
perbuatan harus diwarnai oleh Kristus. Jangan seperti orang bebal tetapi seperti
orang arif.
Kedua, Tuhan
memakai masa penantian untuk mempersiapkan kita. Seringkali Tuhan membiarkan
kita menunggu, karena Ia tahu, ketika kita berada pada bagian tersulit dari
suatu pergumulan, kita tergoda untuk lari. Tetapi jika proses untuk mencari
kehendak-Nya itu memakan waktu yang lama, penuh arti dan penuh kenangan, kita
akan tetap berada pada jalan Tuhan apapun yang akan terjadi. Tidak peduli
sepanas apa api itu, seberapa dalamnya air atau seberapa tebal kabut itu jika
kita mengikuti panggilan Tuhan, kita mampu bertahan. Waktu Tuhanlah yang
membuat langkah orang percaya menjadi berbeda.
Ketiga, bagi
dunia waktu adalah uang karena itu apapun yang dikerjakan harus bernilai uang,
ujung-ujungnya duit. Ketika uang diutamakan maka uang justru menjadi akar
kejahatan. Bagi dunia waktu adalah kesempatan untuk mengumpulan harta, mencari
kesenangan dunia. Aah mumpung masih hidup. Mengejar pangkat dan jabatan yang
seringkali membuat manusia melupakan Tuhan bahkan berbalik meninggalkan Tuhan.
Mari
memandang waktu sebagai mahkota kehidupan di mana setiap detik terisi dengan
perkataan perbuatan, tindakan dan sikap hati yang memuliakan Tuhan. Orang
bijaksana menggunakan waktu sesuai kehendak Tuhan karena mengetahui tentang
kerajaan sorga, supaya bisa bersama-sama masuk dalam jamuan Anak domba
itu. Jadilah seperti 5 gadis yang
bijaksana. Siap diri dalam waktu Tuhan, siap pelita dan nyalakan untuk terangi
jalan hidup, sambut Tuhan dalam kehidupanMu.
Keempat, melangkah
bersama Tuhan melalui Roh-Nya kan menentramkan hati kita dan memimpin kita
kepada rasa tenang dan damai. Ketika kita tetap dalam waktu kita sendiri, maka
pengharapan kita hanyalah sebatas hasil yang dikerjakan dengan kekuatan kita
sendiri. Bila kita sekarang sedang berjalan seiring dengan waktu Tuhan, percayalah
bahwa waktu Tuhan tetap waktu yang terbaik. Menjadi taat adalah satu-satunya
jalan menuju hidup. Meskipun kita tidak mengerti bagaimana Tuhan akan membuka
jalannya, taatilah Dia dan Ia pasti buka jalan.
Kelima, minggu – minggu Advent mengingatkan kita bahwa masa
hidup kita saat ini adalah masa persiapan menanti kedatangan Tuhan. Jangan
tunda waktumu. Jika Tuhan masih memberikan nafas kehidupan itu artinya kita masih
diberi kesempatan mempersiapkan diri pada hari kedatanganNya. Marilah kita
bijaksana memakai waktu dalam kehidupan ini, sebab kita tidak tau kapan waktu
ini diambil dari kita. Mazmur 90:12 : Ajarlah
kami menghitung hari – hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana. Selamat menjalani minggu Advent. Amin
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH MINGGU ADVENT : PERGUNAKAN WAKTU MENYAMBUT TUHAN (Matius 25:1-13)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.