KHOTBAH MINGGU ADVENT IV : HIDUP YANG BERSUKACITA DALAM DAMAI (Lukas 1:39-56)
Salah
satu tema besar dalam Kitab Injil Lukas adalah Sukacita. Pasal-pasal pertama kitab
Injil Lukas penuh dengan Puji-pujian sukacita. Ada Pujian Zakaria, Maria,
Elisabet, Para malaikat juga Simeon. Di sepanjang Kitab Injil Lukas, sukacita
dialami oleh karena Kasih Allah menjadi nyata bahkan bagi orang-orang
terpinggirkan. Sukacita karena anak yang hilang, dirham yang hilang, domba yang
hilang akhinya ditemukan. Sampai pada pasal terakhir Injil Lukas yaitu Lukas
24:50-52 tentang Kenaikan Yesus, tema sukacita juga tetap menonjol. Sesudah
kenaikan Yesus para murid pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Sukacita terjadi atas kehidupan orang - orang yang mengalami transformasi
/perubahan hidup karena pekerjaan Allah. Mari kita melihat hal ini dari
Kehidupan Maria dan Elisabet dari pembacaan kita dalam Lukas 1:39-56 sebagai
perenungan bagi kita pada Minggu Advent ini.
Maria
dan Elisabet adalah dua perempuan pilihan Allah. Elisabeth dipilih untuk
melahirkan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Sedangkan Maria dipilih menjadi Ibu bagi
Yesus sang Juruselamat. Maria dan Elisabet sama-sama mengandung dengan mujizat.
Elisabet mandul dan sudah tua sedangkan Maria seorang perawan dan belum
menikah. Oleh karena karya Allah, kedua wanita ini mengandung dan melahirkan. Allah
mengubah hidup Maria dan Elisabeth menjadi penuh sukacita bahkan Maria
menyanyikan Nyanyian Pujian bagi Tuhan.
Dua
perikop pembacaan kita hari ini yaitu tentang perjumpaan Maria dengan Elizabeth
yang penuh sukacita dan nyanyian pujian Maria dalam tema “Hidup yang bersukacita dalam
damai”. Bagian Firman Tuhan dan tema ini memberi beberapa pesan bagi kita
semua yang sudah berada pada Minggu Advent ke 4 hari ini, Minggu Advent trakhir
dan kita akan memasuki Masa raya Natal bahkan kita akan menyongsong Tahun yang
baru.
Pertama, sumber sukacita dan damai
sejati adalah dari Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat memberi sukacita dan damai
sejati. Sumber sukacita dan damai bukanlah uang, bukanlah baju Natal, bukanlah
segala hiasan Natal, bukanlah kue-kue dan makan minum yang enak di Bulan
Desember. Karena itu ketika kita disibukkan dengan berbagai hal di bulan
desember ini, janganlah lupa satu hal yang penting. Buka hati untuk Tuhan
supaya kita mengalami sukacita dan damai.
Sukacita dan damai itu terjadi bila
kita meresponi janji-jani Allah dan menyerahkan seluruh hati dan jiwa untuk
bergantung kepada Allah, seperti Maria dan Elisabeth. Sebenarnya ada banyak
alasan bagi Maria untuk tidak menaikan pujian. Ia belum menikah, tapi ia sudah
mengandung. Tetapi Maria tidak merasa sesak walaupun ia terdesak. Ketika hidup Maria
diuji, ia tetap memuji Tuhan. Maria berkata
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku
bergembira karena Allah Juruselamatku.”
Jika memasuki natal ini kita sedang berada dalam situasi yang sukar, tetaplah
memuji Tuhan. Tetaplah mengimani Tuhan karena Tuhan jauh lebih besar dari
masalah-masalah kita.
Kedua, sukacita dan damai itu bukan
untuk pribadi kita sendiri. Sukacita dan damai itu harus dibagi dalam
perjumpaan kita dengan sesama. Maria tidak menyimpan berkat keselamatan untuk
dirinya sendiri. Maria pergi menjumpai keluarga Zakaria dan Elisabet. Di rumah
Zakaria dan Elisabeth Maria melanjutkan salam damai sejahtera Allah.
Sebagaimana Maria pernah menerima salam damai sejahtera dari Malaikat Tuhan.
Ketiga, Maria dan Elisabet sungguh
diberkati oleh karena Tuhan memperhatikan mereka. Maria dan Elisabet menerima
kelimpahan rahmat dan pertolongan Tuhan. Saudara dan saya, kita juga sudah
menerima kelimpahan rahmat Tuhan melalui Yesus Kristus yang sudah datang dan
yang akan datang kembali. Oleh sebab itu marilah kita belajar melihat hidup
kita dengan mata hati dan mata iman.
Setiap hari Tuhan sedang
melimpahkan rahmatNya untuk kita, seringkali satu atau dua pergumulan membuat
kita tidak mensyukuri rahmat dan berkat-berkat Allah yang luar biasa. Janganlah
kita menjadi robot yang tergilas rutinitas sehingga memiliki kebutaan mata
hati dan sulit mengenali rahmat Allah yang melimpah. Marilah kita juga
senantiasa terbuka untuk selalu
diperbaharui agar semakin mampu melihat dan mensyukuri rahmat penyertaanNya di
hari-hari mendatang. Selamat mengakhiri Minggu Advent. Tuhan memberkati.
Renungan yang luar biasa untuk mempersiapkan diri menyambut Natal yang menitikberatkan dasar sukacita dan damai sejati adalah membuka hati untuk Tuhan dalam keadaan apapun tanpa diukur dengan harta duniawi
BalasHapusAmin ...
HapusSelamat menyambut Natal...
Tuhan memberkati